Pergerakan
harga di pasar forex sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Selain para pemain besar dan institusi keuangan, pengaruh faktor fundamental
juga berperan dalam menggerakkan pasar, salah satunya adalah suku bunga yang
ditentukan oleh bank sentral suatu negara. Dalam keadaan normal investor tentu
mengharapkan perolehan(return) yang tinggi dari instrumen investasi
yang dipilihnya termasuk mata uang. Tingkat suku bunga dalam hal ini sangat
mempengaruhi nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
Tingkat suku bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi pula permintaan akan mata uang negara tersebut. Tingkat suku bunga diatur oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral selalu menaikkan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain akan cenderung naik. Hal ini akan terus berlangsung sampai ada faktor lain yang mempengaruhi atau bank sentral kembali menurunkan suku bunganya.
Tingkat suku bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi pula permintaan akan mata uang negara tersebut. Tingkat suku bunga diatur oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral selalu menaikkan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain akan cenderung naik. Hal ini akan terus berlangsung sampai ada faktor lain yang mempengaruhi atau bank sentral kembali menurunkan suku bunganya.
Pengaruh kenaikan tingkat suku bunga
Sebagai
illustrasi ambillah contoh EUR/AUD. Saat ini suku bunga mata uang Euro adalah
0.50% dan dollar Australia 2.75%. Jika bank sentral kawasan Euro (ECB)
menaikkan tingkat suku bunga sebesar 0.25% maka suku bunga EUR akan menjadi
0.75%. Asumsikan suku bunga AUD tidak berubah sehingga permintaan akan AUD juga
relatif tetap. Kenaikan tingkat suku bunga Euro akan menarik investor untuk
memindahkan asset investasinya (misalnya saham, properti atau mata uang lain)
ke mata uang Euro karena mereka ingin mendapatkan keuntungan dari perubahan
tingkat suku bunga tersebut.
Walaupun
pada contoh di atas suku bunga EUR masih lebih rendah dari suku bunga AUD,
namun perubahan tingkat suku bunga tersebut menyebabkan permintaan akan mata
uang EUR di level konsumen meningkat sehingga nilai tukar Euro terhadap dollar
Australia atau EUR/AUD juga naik. Jika suku bunga mata uang negara lain tidak
berubah, maka kenaikan suku bunga EUR tersebut tidak hanya berpengaruh pada
nilai EUR/AUD saja, namun juga terhadap nilai tukar EUR versus mata uang
lainnya. Dalam hal ini nilai EUR/xxx (xxx adalah mata uang lainnya) akan
naik.
Pengaruh penurunan tingkat suku
bunga
Sebaliknya
dari contoh di atas, jika ECB menurunkan tingkat suku bunganya semisal 0.25%
juga sehingga suku bunga EUR menjadi 0.25%. Investor akan segera melepas
kepemilikannya atas mata uang Euro dan beralih ke jenis asset lainnya seperti
saham, properti atau mata uang negara lain yang tingkat suku bunganya lebih
tinggi. Jika ini terjadi maka nilai tukar EUR terhadap mata uang lainnya akan
turun, atau EUR/xxx akan melemah.
Perubahan arah pergerakan nilai tukar di atas terjadi hanya pada saat ada perubahan tingkat suku bunga, atau isu dan juga rumor yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan suku bunga seperti tingkat inflasi yang tinggi, defisit neraca perdagangan yang makin besar dan sebagainya. Dalam pasar forex isu perubahan tingkat suku bunga sangat sensitif, oleh karenanya komentar seorang gubernur atau kepala bank sentral akan sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang suatu negara. Di samping itu perbedaan tingkat suku bunga antara 2 mata uang bisa menyebabkan terjadinya carry trade. Makin besar selisih suku bunga makin tinggi pula potensi carry trading terhadap pasangan mata uang tersebut.
Perubahan arah pergerakan nilai tukar di atas terjadi hanya pada saat ada perubahan tingkat suku bunga, atau isu dan juga rumor yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan suku bunga seperti tingkat inflasi yang tinggi, defisit neraca perdagangan yang makin besar dan sebagainya. Dalam pasar forex isu perubahan tingkat suku bunga sangat sensitif, oleh karenanya komentar seorang gubernur atau kepala bank sentral akan sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang suatu negara. Di samping itu perbedaan tingkat suku bunga antara 2 mata uang bisa menyebabkan terjadinya carry trade. Makin besar selisih suku bunga makin tinggi pula potensi carry trading terhadap pasangan mata uang tersebut.
Inflasi
memiliki dampak posistif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya
inflasi yang terjadi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh
yang posistif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,
menabung, dan melakukan investasi. Sebaliknya alam masa inflasi yang parah
yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi) keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung atau melakukan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negri
atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan
mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi merosot dan terpuruk dari waktu
ke waktu.
Bagi
masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh, seorang pensiunan pegawai negri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang
pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 atau 13
tahun kebudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang
pensiunannya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya
pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya pegawai
yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi
juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin
menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas
bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha
dan investasi akan sulit berkembang karena untuk berkembang dunia usaha
membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi
orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan
pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi
produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
dari pada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Namun, bila inflasi meneybabkan naiknya biaya prodduksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen
bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, tidak sanggup
mengikuti laju inflasi usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya
terjadi pada pengusaha kecil).
Secara
umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.