16 September 2015
Hakikat Iman
Hakikat
iman , yang dikatakan dengan iman iyalah membenarkan perkataan Rasulullah.
Hakikat iman ialah mentakdirkan dengan hati dan mengikrarkan dengan tidak jika
adat dalam hatinya itu tasdik dan pada lidahnya itu ikrar orang tersebut sudah
dikatakan dengan Mukmin pada bathin dan wajib atas orang tersebut diperlakukan
segala hukum islam dan jika ada didalam hatinya tasdik dan tidak ada pada
lidahnya ikrar maka orang itu mukmin pada bathin juga tapi tidak diberlakukan
hukum islam atasnya, dan apabila tiada didalamnya hatinya tasdik dan pada
lidahnya ada pada ikrar seperti kelakuan munafik maka tidak mukmin bathin karena ketiadaan tasdik karena ada ikrar dan
diperlakukan segala hukum dunia, dan tiada dihukumkan akan hafir karena tiada
tanda ia sujud kepada berhala dan membuang mashaf pada tempat bernajis maka
dihukumkan atasnya itu kafir dan tidak diperlakukan hukum islam atasnya. Inilah
kaum yang muktamat. Hakikat iman itu murakkab bersusar, tasdik dengan hati dan
ikrar dengan lidah, barang siapa ada tasdik dan tiada ikrar dengan kalimat
syahadat padahala kuasa ia atas ikrar maka ia tiada mukmin pada hukum zhahir
dan bathin , maka ia kekal didalamnya neraka. Inilah kaulah kedua yang masyhur
pada hakikat iman. Apabila ada dalam hatinya tasdik dan ikrar dan tiada
mengerjakan amal maka orang itu mukmin jua tetapi tiada sempurna dan jika
dikerjakan amal maka sempurnalah imannya dan apabila ia membuang mushaf maka
kafirlah ia.
9
Oktober 2015
Dan
jika ada bagiannya ikara dan tasdik dan amal tetapi pekerjaannya mendustakan
nabi pada taia-tiap yang datang ia dengan dia daripada agama maka jadi batallah
pada syarat ikrarnya, tasdiqnya dan amalnya dengan alamat itu, tetapi jika
diketahui bahwa sujudnya itu tiada membesarkan dia , tiada dihukumkan atasnya
dengan kafir pada bathin hanya dihukumkan dengan kafir pada zahir, maka
tiadalah diperlakukan atasnya hukum islam.
Fatas
yang membinasakan iman, yang menbinasakan iman disebut raddal yang menbinasakan
iman itu berbuat perbuatan yang mengkafirkan, mengatakan perkataan yang
mengkafirkan, istikad kafir , bersenda –senda atau dengan tahtahah.
14
Oktober 2015
Adapun
yang memutuskan islam dengan perkataan serta iqtikat seperti mengatakan dan
mengiktikatkan baharu alam ini, Allah Ta’ala baharu menafika sifat Allah,
mendustakan nabi atau malaikat menyembahkan keduanya dan jikalau bersenda-senda
sekalipun maka barang siapa mengata dengan sesuatu daripada segala yang
tersebut itu jadi kafir sama ada dikatakannya
dengan iktikat atau dengan bersenda-senda. Barang siapa mengata kalimat
kufu dan sangkai ia menghendaki yang lain daripada yang dikatakan maka orang
itu jadi kafir pada zahir dan bathin. Barang siapa mendustakan hati atau
menyangkal satu ayat daripada segala ayat, menambahi satu kalimat dalam
Al-Qur’an, meringan-ringankan nabi atau
meringan-ringankan sunah nabi maka orang itu jadi kafir. Barang siapa
menghalalkan yang haram seperti zina, liwat, mencuri, atau mengharamkan yang
halal seperti jual beli, nikah jadilah kafir ia. Barang siapa menafikan yang
wajib seperti shalat lima waktu, puasa, zakt, dan haji dan mewajibkan yang
tiada wajib seperti menambahi sembahnyang yang enam atau wajib puasa syawal
maka jadi kafir ia. Barang siapa menukar Siti Aisyah dengan zina maka jadi
kafir.
21
Oktober 2015
Barang
siapa yang berkata kiranya Allah dna Rasul menyuruh akan daku kan berbuat
taat niscaya tiada aku perbuat taat,
niscaya tiada akau perbuat dan jikalau
Rasul datang padaku niscaya tiada aku terima maka jadi kafir , dan barang siapa
dijadikan Allah Ta’ala kiblat akan jahilliah tiada mau aku terhadap kepadannya
maka jadi kafir, jika ada yang berkata jika jadikan Allah Ta’ala sianu itu nabi tiada akau benarkan akan dia atau
diwajibkan sembahnyang dalam hal sakit niscaya zalim Allah Ta’ala akan daku
maka yaitu jadi kafir. Jika ada orang yang menganiaya mengaku jika perbuatannya
bukan takdir Allah Ta’ala jadi kafir ia.
Jika naik saksi nabi dan malaikat niscaya tiada aku terima saksinya maka jadi
kafir. Jika ada yang berkata tiada aku tahu siapa nabi itu , manusia atau
jinkah dan berkata pula nabi itu adalah jin dan tiada tau apa itu iman padahal
dihina akan iman mka jadi kafir ia. Barang siapa menurunkan derajat Rasul
karena menghinakan dia dan mentasgirkan nama Allah Ta’ala maka jadi kafir ia. barang
siapa mengatakan
Lahaulawalakuataillabillah itu tiada mengenyahkan daripada lapar, niscaya
jadi kafir ia.
30
Oktober 2015
Membinasakan
iman:
1. Barang
siapa ada yang tiada mengakui orang yang bukan beragama islam itu kafir niscaya
jadi kafir ia.
2. Barang
siapa menyesalkan umat Nabi Muhammad SAW atau mengkafirkan segala sahabat nabi
jadi kafir ia.
3. Menafikan
Al-Qu’an melemahkan kafir atau menafikan Mekkah dan berkata tiada aku tahu akan
Mekkah itu dan menafikan tujuh langit dan bumi dan menunjukkan keadaan Allah
Ta’ala maka orang itu jadi kafir.
4. Barang
siapa ingkar akan hari kebangkitan maka jadi kafir ia.
5. Syarat
jika tiada mengetahui makna yang dikatakan itu maka tiada jadi kafir ia.
6. Jika
ada yang mengatakan sesama islam semoga ditinggalkan Allah Ta’ala akan imanmu
maka jadi kafir ia.
7. Tiada
jadi kafir orang masuk ke negeri kafir.
8. Jika
menghalalkan minum arak dan makan daging babi jadi kafir ia.
9. Jika
ada yang menyerupai orang zalim dengan Malik Zabaniah atau menyerupai orang
jahat dengan Mungkar dan Nakir jadi kafir ia.
28 November 2015
Membinasakan
iman:
1. Mengucap
Bismillah ketika minum arak dan berzina.
2. Mengucap
tiadak takut dengan hari kiamat.
3. Pekerjaan
lebih penting dari ilmu.
4. Orang
yang mempertaruhkan hartanya kepada Allah dan pencuri.
5. Mengatakan
ingin mati.
6. Tidak
bisa merima takdir karena anaknya diambil.
7. Lebih
baik orang yahudi daripada islam dalam pembayaran gaji.
8. Untuk
mendapatkan zakat oarang islam rela masuk kafir dan masuk lagi islam.
9. Mendustakan
sahabat nabi Abu Bakar berkata tidak benar.
10.
Menuduh orang kafir dan menjawab iya.
11.
Berkata iya jika ada yang memanggil
kafir.
12.
mengatakan rasul bisa dibeli.
13.
Pangkat rasul bisa dibeli.
14.
Berkata dia merima wahyu dari Allah.
15.
Berkata ia masuk kedalam surga.
4
November 2015
Membinasakan
iman:
1.
Jika ada yang melebihkan Wali daripada
Nabi maka jadi kafir.
2.
Sifat Allah Ta’ala apabila masuk kedalam
tubuh manusia gugur huku-hukum yang wajib, jadi kafir ia.
3.
Mengatakan nyawa manusia itu cahaya
Allah Ta’ala.
4.
Sifat manusia dekat dengan sifat Allah
Ta’ala.
5.
Martabat yang suci tiada diperhamba oleh
nafsu tiada jadi kafir.
6.
Allah mengilhamkan keada pekerjaan agama
tiada memerlukan ilmu jadi bidiah dia.
7.
Aku melihat kamu seperti Allah melihat
yahudi kepadamu jadi bidiah fasek.
8.
Mencita-citakan jangan haram menzina,
membunuh dan aniaya maka jadi kafir ia.
10 November 2015
Golongan
Rafiziah terbagi atas 12 golongan, inilah beberapa pendapatnya :
1. Golongan
Rafiziah beriktikat bahwa Saidina Ali turun dari langit melalui celah-celah
awan lalu masuk kedalam rupa manusia maka iktikat ini kafir
2. Golongan
ini beriktikat Saidina Ali adalah nabi Allah dan malaikat Jibril membawa wahyu
kepada Nabi Muhammad itu salah, iktikat ini kafir.
3. Golongan
ini beriktikat bahwa Ali bersyarikat dengan Nabi Muhammad pada pangkat
kenabian, iktikat ini kafir.
4. Golongan
ini beriktikaat kahlifah hanya Ali tidak ada selain Ali dan mereka berkata Abu
Bakar, Umar, jadi kafir menerima hadiah khalifah.
5. Golongan
ini beriktikat apabila roh keluar daripada suatu badan maka masuk kepada
lembaga lain, iktikat ini kafir.
6. Golongan
ini beriktikat Ali akan turun kembali kedunia hampir hari kiamat untuk melawan
dajjal dan sekarang tempatnya diawan dan suara gemuruh dan kilat itu suara
hatinya, iktikat itu kafir.
7. Golongan
ini beriktikat Allah Ta’ala terkadang-kadang dalam rupa manusia dan dinamai
akan dia Nabi dna Iman maka sesatlah segala mahkluk.
18
Npvember 2015
Pendapat
kaum Khairijiah tentang keimanan :
1. Beriktikat
bahwa yang menjadikan kebajikan Allah Ta’ala yang menjadikan kejahatan hamba
dan kafirlah yang melakukan dosa besar, iktikat ini kafir.
2. Beriktikat
bahwa memberi zakat itu tiada fadhu dna tiada harus memberi zakat kepada siapa
pun karean tiada ketahui kafir dari mukmin, iktikat ini kafir.
3. Beriktikat
bahwa Allah Ta’ala mengampuni dosa syirik, iktikat ini kafir.
4. Beriktikat
bahwa beriman dengan yang gaib itu batil, iktikat ini kafir.
5. Beriktikat
bahwa Allah Ta’ala tiada menghukumkan segala mahkluk dengan suatu hukum,
iktikat ini kafir.
6. Berikrikat
bahwa matahari, bulan dan bintang bukan mahkluk Allah Ta’ala, iktikat ini
kafir.
25
November 2015
Jika mereka
melakukan maksiat mereka mengangap semua itu karena Allah. Kejahatan itu
dikembalikan kepada Allah. Mereka mengingkari ayat Al-Qur’an dan hukum
ditiadakan. Mereka menyakini perbuatan baik itu tiada pahalanya begitu
sebaliknya. Menyalahi ayat-ayat Al=Qur’an. Tafakur lebih baik daripada iabda 70
tahun. Orang yang menyucikan diri daripada perbuatan hawa nafsu tapi shalat ia
tiada lagi maka orang itu kafir.
2 Desember 2015
Pendapat kaum
Jabbariah :
Ø Setiap
mahkluk akan mendapat pahala jika berbuat kebajikan dan tiada berdosa apabila
berbuat kejahatan.
Ø Bahwa
Alaah tiada menyiksa hambanya.
Ø Allah
menghidupkan kafir didalam neraka kemudian mematikannya dan menghidupkan lagi.
Ø Ketika
Allah menjadikan sesuatu atau telah menjadikan Allah Ta’ala perlu istirahat.
Ø Mengiktikatkan
setiap bisikan didalam hati itu adalah wahyu dari Allah.
Ø Apabila
hamba sampai pada martabat suci hilanglah segala hukum syarat atasnya.
Ø Segala
harta dunia itu milik bersama.
Ø Orang
yang belajar ilmu itu jadi syirik.
Ø Tiada
sesuatu pun yang difarzukan Allah Ta’ala kepada manusia.
Ø Bahwa
hamba tiada mukallaf lain dari iman dan kafir.
Ø Syek
ia akan imannya apakah dengan bersyahadat akan menghilangkan kekafirannya atau
tidak.
1.
Pengertian
:
a. Kaum Rafiziah : Orang yang melenceng
dari Al-Qur’an dan Hadis dan lebih
memuliakan Ali daripada Nabi Muhammad SAW.
b. Kaum Kharijiah : Kaum yang semula
mencintai Saidina Ali lalu keluar memisahkan diri dari Ali.
c. Kaum Jabbariyah : Kaum ini
berpendirian bahwa manusia ini terpaksa tidak mempunyai kemauan dan kuasa.
d. Kaum Qadariah : Kaum ini berpendapat
bahwa manusia ini mempunyai kuasa dalam segala perbuatannya.
e. Kaum Jahimiah : Kaum ini berpendapat
Zat Allah sama dengan Mahkluk.
f. Kaum Murjiah :
Golongan ini tidak mempercayai bahwa ada balasan dari setiap perbuatan.
2.
Perbedaan
Masing-Masing Pendapat :
A
Ø Rafiziah : Saidina Ali yang
sebenarnya Rasul bukan Nabi Muhammad SAW.
Ø Aswaja :
Yang sebenarnya Rasul adalah Nabi Muhammad SAW.
B
Ø Khairijiah : Tidak wajib memberi zakat.
Ø Aswaja : Wajib atas tiap muslim
memberi zakat.
C
Ø Jabbariyah : Hamba tiada beroleh kebajikan dari
kebajikan dari berbuat taat dan tiada beroleh kejahatan dari berbuat maksiat.
Ø Aswaja : Setiap perbuatan baik
atau buruk akan ada balasannya.
D
Ø Jahimiah : Apabila isi neraka
hancur menjadi abu tidak akan
dikembalikan sedia.
Ø Aswaja : Isi neraka setelah
hancur akan dikembalikan seperti semula agar merasakan pedihnya siksaan.
E
Ø Murjiah : Allah menjadikan segala
mahkluk dan tidak menyuruh berbuat kebajikan dan melarang berbuat maksiat.
Ø Aswaja : Allah menjadikan segala
mahkluk dan menyuruh berbuat kebajikan dan melarang berbuat kejahatan.
F
Ø Qaddariah : Berbuat ibadah itu sia-sia.
Ø Aswaja : Berbuat ibadah itu
tidak sia-sia akan semakin membuat kita dekat dengan Allah dan takut untuk
melakukan dosa,
Sumber Referensi : Kitab Kifayatul Muttadin dan Ilmu Tauhid.
3.
Perbedaan
No
|
Rafiziah
|
Jabbariyah
|
Qadariah
|
Jahimiah
|
Murjiah
|
1
|
Saidina Ali yang
|
Tidak wajib zakat
|
Tafakkur itu lebih
|
Hamba tidak
|
membaca iman
|
|
sebenarnya rasul
|
|
utama daripada
|
mempunyai kudrah
|
tidaklah sesuatu
|
|
|
|
ibadah
|
sama sekali
|
yang difardzukan
|
2
|
Allah Ta'ala
|
Allah mengampuni
|
Tidak ada balasan
|
Untung baik dan
|
Iktikat dan
|
|
terkadang zhahir
|
dosa syirik
|
dari perbuatan
|
jahat tiada dari Allah
|
pekerjaannya
|
|
dengan rupa
|
|
kebajikan dan
|
|
menyembah bulan.
|
|
manusia
|
|
kejahatan
|
|
matahari & bulan
|
3
|
Apabila ruh keluar
|
Allah tidak
|
Sekalian perbuatan
|
Mukmin asli apabila
|
Allah yang mencip-
|
|
dari badan masuk ia
|
menciptakan
|
zahir itu perbuatan
|
masuk neraka tidak
|
takan segala mahkluk
|
|
kelembaga lainnya
|
matahari & bulan
|
Allah Ta'ala semata-
|
keluar lagi selama-
|
dan tidak melarang
|
|
|
|
mata dan hamba
|
lamanya
|
berbuat kejahatan
|
|
|
|
tidaklah mempu-
|
|
dan tidak menyuruh
|
|
|
|
nyai usaha iktiar
|
|
berbuat kebaikan
|
|
|
|
sama sekali
|
|
|
Sumber
Referensi : Kitab Kifayatul Muttadin dan Ilmu Tauhid.