Tuesday 30 June 2015

Cerpen : Kenangan Pahit di Putih Abu-Abu

Kenangan Pahit di PUTIH Abu-Abu
Oleh : Muhammad Diaulhak


Ujian nasional telah berlalu seminggu yang lalu. Sementara itu Alifia terus menerus memandang bingkai foto yang di pegangnya sedari tadi. Di foto itu, tampak ia sedang tersenyum manis dan di sebelahnya ada .. Reza. Pacarnya saat ini, Reza satu sekolah dengan Alifia. Mereka sudah lama berpacaran. Sejak mereka kelas 10 dulu tepatnya.

             Rasa takut terus menghampiri Alifia. Ia takut ketika lulus nanti Reza memutuskan hubungan dengannya, atau kemungkinan lain yang mungkin bisa saja terjadi. Ia begitu menyayangi sosok Reza. Bahkan karnanya, Reza yang tadinya bernotaben anak nakal sekarang berubah menjadi anak yang lebih sopan dan lebih baik dari sebelumnya. Mereka berdua telah berjanji bila lulus nanti akan satu perguruan tinggi.

              Ringtone lagu Rihanna berjudul we found love berbunyi keras saat Alifia sedang asyik-asyiknya memandangi fotonya dan Reza. Di layar handphone tertulis REZA LOVE calling. Seketika itu wajah Alifia berubah menjadi wajah kebahagiaan.


"Halo?", sapa suara di seberang sana.

"Iya beb, ada apa?"

"Lagi apa kamu beb?"

"Lagi nyantai aja, kamunya?"

"Iya sama nih, ntar malem nonton yuk"

"Ayukk"

"Ntar aku jemput ya beb jam 7, dandan yang cantik. OK? Loveyou babe"

KLIK! telfon dimatikan.

Alifia tersenyum senang lalu berdiri, mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.

30 menit kemudian ...

TAADAAAH!! Alifia tampak cantik mengenakan kaos pink di padukan dengan celana jeans 3/4 dan dibubuhi dengan sedikit lipgloss di bibirnya serta tatanan rambut dikucir buntut kuda. Perfecto!



"Mamaaa gimana cocok gak?", Tanya Alifia

"Cocok kok sayang, gaya nya anak muda dan sederhana banget. mama suka", Mama melihat anaknya kagum.

TIN!! TIN!!

Suara klakson motor Reza.

"Mama, aku berangkat dulu yaa", kata Alifia sambil mencium pipi Mamanya. Lalu segera beranjak dan pergi bersama Reza.

Di perjalanan ...

"Za, kita mau nonton film apa sih?", tanya Alifia penasaran

"Kita ga nonton film ko sayang, kita nonton pemandangan", jawab Reza datar.

"Hah?"

"Udah deh ntar kamu juga tau tempatnya"

Setelah sampai ..

"Liat deh Vi, bagus kan pemandangan dari sini?" kata Reza sambil menggenggam lembut tangan Alifia.

"Iya Reza, terus kamu ngapain bawa aku ke sini?" tanya Alifia penasaran.

"Aku mau ngomong sesuatu .."

"Apa?"

"Lulus SMA ini aku akan pindah ke Ausi Vi, karna Papa akan pindah kerja disana.."

Hening.

"Vi.."

"Hem.."

"Kok diem?"

"Kamu mau ninggalin aku disini sendiri Za? kamu tega? hah! aku salah apa sih sama kamu! tega yaa kamu!" Alifia melepaskan genggaman Reza. Air matanya pecah menghujani pipinya. Perasaannya tak menentu kali ini.



"Bukan gitu Vi, aku sayang sama kamu. SELALU SAYANG KAMU! percaya sama aku please. Aku akan balik ke Indonesia setelah 5 tahun disana. Tunggu aku ya " Reza memeluk Alifia.

"Reza.."

"Iya sayang"

"I love you"

Alifia merangkul leher Reza lalu mencium bibirnya lembut.

"Aku akan nunggu kamu Za. Entah itu 5 tahun 100 tahun bahkan 1000 tahun kamu akan aku tunggu"

Reza tersenyum manis sekali, namun tidak semanis hati Alifia saat ini.

"Pulang yuk, udah malem"

"Yuk"

Di tengah perjalanan..

Alifia terus memeluk Reza. Ia tidak mau melepaskannya. Membuat konsentrasi Reza terganggu.

TIIIINNNNNNNN!!!! BRAAAKKKKK!!

Sebuah bus dari arah samping menabrak Alifia dan Reza. Mereka koma. Selama beberapa minggu lamanya.

Sayang, nyawa Reza tidak tertolong. Ia mendahului Alifia yang sedang terbaring koma.

Seminggu Kemudian ...

"Mmmhh" erangan kecil terdengar di telinga Mama Alifia.

"Alifia? Kamu udah sadar sayang? Dokterrr!!!" Panggil Mama.

Dokter segera memeriksa keadaan Alifia.

"Bu, pasien sudah sadar saat ini, sejauh ini kami menemukan kemajuan pada pasien." kata dokter.

"Saya boleh masuk dok?" Tanya Mama.

"Silahkan"


Mama masuk ruang rawat Alifia.

"Sayang, kamu udah sadar?"

"Reza mana ma? aku kangen dia. Aku mimpi Reza ninggalin aku. Itu ga bener kan?"

Mama hanya menunduk sedih.

"Ma! jawab Reza manaa!! maaa!! jangan bilang kalo.."

"Reza udah ga ada Vi, dia meninggal"

"Gakkk!! gak mungkin!! Reza bilang dia ga bakal ninggalin aku!! Reza pasti bohong!! ga mungkinnnnn!!!!!!" Teriak Alifia. Cairan hangat ber air mengalir lembut di pipinya.
*****




Cerpen : Sandiwara Cinta

Sandiwara Cinta
Oleh :  Safrina

            Pagi hari yang cerah ku terima satu pesan cinta dari kekasih hatiku. Seperti biasanya ia membangunkanku untuk menghadap sang pencipta.
            “sayang jangan lupa shalat subuh ya?”.aku selalu terbangun di setiap pesan masuk darinya.
            Pulang sekolah ku istirahat sejenak, sore harinya seperti biasanya aku berangkat les privat. Disana kutemui guru muda,kreatif, dan tampan, yang biasanya mengajariku praktek komputer.
            “selamat sore,apa yang  sudah kita pelajari kemarin ?” tanya bapak itu mengawali pelajaran kami.
            “sore pak….,kemarin kita belajar tentang adobe photoshop pak !” aku menjawabnya dengan lantang.
Guru tampan itu bernama pak Ardian.kalau di les aku sering memanggilnya dengan sebutan pak Dian. Namun kalau diluar jam les aku memanggilnya abang Dian.  Dia sendiri yang memintaku, karena tidak mau di panggil bapak,terlalu formal katanya.
            Aku mempunyai kekasih yang sangat mencintaiku. Dia juga sangat perhatian padaku, tetapi dia sangat posesif. Sifat kecemburuannya itulah yang membuat aku kurang suka darinya.
 Setiap pulang sekolah selulerku selalu menerima pesan dari sang pujaan hatiku.
            “sayang,sudah pulang sekolah belum..? kalau sudah pulang sayang hati-hati di jalan ya, sayang juga jangan bicara sama cowok ya………!!!” beginilah pesan yang tak pernah absen dari pujaan hatiku di setiap pulang sekolah.
            Pujaan hatiku namanya Syukran. Tak terasa dua tahun lamanya sudah lamanya aku sudah menjalin hubungan dengannya. Sampai di suatu hari datanglah pak Ardian bersama temannya Ardi ke rumahku untuk sekedar bersilaturahmi,aku tak tahu maksud kedatangannya yang pasti itu adalah salah satu alasannya.
            Aku sudah lama komunikasi sama Ardi kawan guru lesku itu. Tetapi aku belum mengenalnya dan dia juga belum mengenal aku. Pertama aku hanya menganggap dia hanya sebatas teman biasa saja. Karena perhatiannya yang lebih, akupun menaruh hati padanya. Sebenarnya, aku tidak tega mendua dari kekasihku Syukran. Karena dia itu orangnya baik, dan mempunyai paras yang tampan, tetapi aku juga merasa bosan dengan tingkahnya selama ini selalu mengekangku, padahal aku selalu menuruti kata-katanya.
            Dua bulan sudah aku berbagi cinta antara Syukran dan Ardi tanpa sepengetahuan Syukran atau Ardi kekasih pertamaku dan kedua. Syukran itu adalah salah satu santri yang ada di pesantren Darul Ulum. Kami jarang ketemu karena dia sebulan sekali pulang. Itu pun kalau ada sesuatu yang penting, jadi kami tidak sempat untuk bertemu. Tetapi semua itu tidak menjadi sebuah masalah kami berdua. Dia bisa menerima keadaanku dan aku juga mencoba menerima keadaannya.
            Sebulan lamanya aku menunggu kabar dari Ardi. Rindu rasanya menyesak dalam hatiku. Tiba-tiba saja aku menerima pesan dari nomor yang tak kukenali.
            “sayang…” itulah pesan yang masuk ke selulerku. Hatiku berdebar kencang. Langsung ku balas.
            “ini siapa ya ?”.
            “ini bang Ardi sayang…..”. aku pun sangat bahagia, aku meloncat-loncat kegirangan. Malam itupun kekasihku Ardi menelponku.
            Ardi :”assalamualaikum sayang…?”
            Aku :”waalaikumsalam sayang….”
            Ardi :”sayang gimana kabarnya sekarang ?”
            Aku : “sehat,sayang gimana ?”
            Ardi :”sehat juga”.
            Lama kami berbincang - bincang tiba-tiba telponnya putus, aku tidak tahu kenapa. Sampai sebulan aku harus menunggu kabarnya kembali. Ternyata akibat dia bermain hp. Hpnya pun disita oleh pemimpin pesantren itu. Dia menceritakannya sewaktu dia pulang dari pesantren Darul Ulum.
            Aku merasa senang dengan keadaan yang sedang menimpaku kali ini. Karena aku bisa mendapatkan perhatian yang lebih dari dua  orang laki-laki yang aku cintai. Aku juga merasa cemas. Aku takut kalau akhirnya nanti mereka tahu aku telah menduakan mereka dan mereka pasti akan meninggalkanku. Aku tidak ingin semuanya itu terjadi.
            “kring-kring.’ Dari luar aku langsung lari ke kamar karena hpku bunyi, ternyata kekasihku Syukran yang sudah menelponku dari tadi. Kali ini langsung ku angkat
            Aku :”hallo sayang..?”
            Syukran :”hy sayang…,sayang kenapa enggak ada kabar hari ini, abang disini memikirkan sayang.”
            Aku :”maaf sayang ya…adek enggak sempat ngasih kabar karena adek buru-buru pergi sekolahnya.
            Syukran :”ya sayang,tapi sayang jangan lupa jaga kesehatan sayang ya “
            Aku :”iya sayang “.
Setiap aku mengangkat telpon  darinya itu, selalu itu-itu saja yang di tanyakan kepadaku, terkadang aku marah sendiri, bukannya aku tidak suka laki-laki yang perhatian, aku suka, tapi jangan terlalu berlebihan.
Dulu aku di kenal dengan cewek setia di antara teman-temanku.tapi sekarang tidak lagi. Aku mendua karena aku sudah tidak tahan dengan perlakuan kekasihku Syukran yang semena-mena dalam hidupku. Aku merasa tertekan dengannya.
Sebenarnya aku juga capek dengan semua ini karena aku harus pandai dalam membagi waktuku, kalau tidak,semua ini bisa berantakan dan aku ditinggali keduanya.semoga saja ini bisa teratasi dengan baik
Inilah sandiwara cinta dalam hidupku, dan aku tidak tahu sampai kapan aku harus membohongi diriku sendiri, menyakiti orang yang sangat mencintaiku. Aku hanya mampu cemas setiap hari, dan bertanya akankah cintaku akan berakhir dengan tragis………?

TAMAT


Cerpen : Sahabatku Cintaku

Sahabatku Cintaku
Oleh : Eva Susanti

            Kamu orang yang membuatku nyaman dan bahagia. Selalu menjagaku tanpa lelah,tapi rasa ini sunnguh menyiksaku.menunggu kepastian tanpa balasan.
Dia sahabatku,tapi dia juga nafasku…dia ….Aditia.  sejak pertama aku kenal dia,tatapannya itu,masih teringat jelas di memoriku, senyuman dia membuatku tenang dan damai. Dia selalu menjagaku sampai kapan pun dan dimanapun. Setiap aku DOWN dia selalu memegang erat tanganku. Dan membuatku bangkit lagi.
            Mungkin aku terlalu egois,terlalu berharap untuk memilikinya,tapi aku tak bisa selalu berpura-pura untuk tidak mencintai. Tapi disisi lain kalau kita bisa jadian aku takut,aku sangat takut kehilangan dia,aku gak mau dia hilang dari mata hatiku,tapi disisi lain juga aku pengen banget milikin dia. Supaya semua orang tahu dia milik aku,bukan milik orang lain.
            Aku selalu menahan rasa sakit ini,ketika teman-temankuku menanyakan kedekatanku dengan Aditia selama ini. Aku sakit ketika aku harus bilang bukan dia hanya temanku. Dan mereka pun menjawab,padahal udah cocok banget,jadian aja,aku hanya membalas dengan senyuman,tapi perlahan masalah itu sudah jadi hal biasa dalam untukku,karena Aditia mengajarkanku untuk bertindak dan bersikap yang dewasa. Aku gak berani bilang Aditia adalah segalanya buatku, karena aku segalanya aku hilang.


            Aku selalu berusaha menjadi wanita yang dewasa yang ingin selalu berfikir positif,jadi aku terkadang berfikir kalu hubungan dengan Aditia jauh lebih baik bahagia. Aku takut jika kita pacaran lalu putus dan gak bisa dekat lagi, mendingan kayak sekarang dan dia gak ninggalin aku kecuali mempunyai cinta nya yang baru.
            Aditia seseorang yang paling berharga buat aku sekarang ,andaikan aku mampu berkata di depanya bawa aku sayang dia dan gak mau kehilangan dia,mungkin akan lebih tenang, tapi beberapa kali aku mencoba untuk mengatakannya, malah yang ada hanya gemetran yang kurasa,mungkin belum saatnya aku berkata seperti itu. Tawa dan candanya adalah warna dihidupku. Aku tak ingin semuanya berlalu begitu cepat. Aditia juga adalah salah satu alasan yang membuatku betah di masa SMA yag dulu yang aku anggap biasa saja.
            Aku masih duduk manis di samping nya menjadi teman biasa. Entah akankah posisi itu berubah.
            AKU PUN TAK TAU ………..?


TAMAT

Cerpen : Sahabat Jadi Cinta

Sahabat Jadi Cinta
Oleh : Deva  Setiawati

Pagi itu, seorang gadis SMA bernama Sika memanggil teman akrabnya yang bernama Dion. Mereka sudah kenal sejak kelas 3 SD. Tapi sejak Sika pindah sekolah, Mereka tidak pernah bertemu lagi, dan sudah saling melupakan, tapi akhirnya sekarang mereka bertemu kembali, mereka bersekolah  di SMA yang sama.
Mereka pun bersahabat kembali seperti dulu. Suatu hari, Dion melihat Sika sedang menangis, Dion pun menghampiri Sika dan menyapa Sika dengan panggilan manjanya.
“cantik, sepertinya ada sesuatu deeh yang keluar dari matamu”
“Dion, tolong jangan ganggu aku hari ini saja, aku sedang tak mau di ganggu,”jawab Sika
“tapi Sika, aku harus menghapus air mata di pipimu,aku tak bisa melihat sahabatku yang cantik tertawa.
“Dion ……,aku lagi nangis tahu, bukan ketawa,”
Dengan candaan Dion, Sika pun bisa tersenyum. Dion sengaja tidak menanyakan apa masalah Sika, karena dia tahu bagaimana sifat Sika. Kalau Sika sudah tenang, pasti dia cerita padaku pikir  Dion.
            Keesokan harinya, Sika sengaja datang agak pagi, karena ingin memberi kejutan kepada Dion, karena pada hari itu Dion sedang berulang tahun, tak lama Dion pun datang , diam-diam Sika membawa kue lengkap dengan lilin diatasnya.
                   “ surprise… selamat ulang tahun Dion, tiup dong lilinnya,”ucap Sika.
                   “eh si cantik ku muncul dengan membawa kue untuk ultahku,makasih yang cantik,” sambil         memegang kepala Sika.
                   “ Dion,kamu mau hadiah apa dari aku.”
                   “Sika,aku gak mau apa-apa, yang aku mau mau kamu bisa jujur padaku,kenapa kemarin kamu menangis,”
Sika menjawab.
                   “Dion sahabatku,itu masalahku,aku tidak mau membebani hidupmu,lain aja ya hadiahnya”
                   “ya sudah, tak apa,terima kasih, aku tak mau apa-apa,”jawab Dion kesal.
                   Sika hanya tersenyum, dia tahu pasti Dion marah. Ketika mereka pulang sekolah. Dion pun langsung pulang. Diam-diam Dion suka sama Sika,sahabatnya yang paling manja itu, ketika Dion sedang merenung di kamar, terdengar seorang mengetuk pintu kamarnya, tok….tok…tok…..
                   “siapa ya.” Tanya Dionn
                   “Dion, ini aku Sika.”
                   “hah,Sika ? masuk deh, ada apa Sik,”tanya Dion.
                   “Dion aku minta maaf soal tadi,aku tidak sengaja membuatmu marah,senyum dong.”
Dion tetap saja diam.
                   “ia deh aku cerita.”
Muka Dion pun langsung ceria kembali.
                   “sebenarnya, aku itu baru putus dari Ryan.”
Waduh ada kesempatan ini untuk aku dekat lebih jauh dengan Sika,pikir Dion dalam hati.
                   “woi, kok bengong sih,,”
Seketika lamunan Dion pun hilang,
                   “oh, iya, apa ya.”
                   “kamu gak dengerin ya Dion.”
                   “dengerin kok cantik.”
                   “iya gitu, Ryan mutusin aku tiba-tiba aku gak tahu apa salahku,” Sika pun bersandar di bahu Dion sampai air matanya membasahi kaos oblong Dion.
Tak terasa, hari ini pun bergegas pulang.
                   Keesokan harinya disekolah Dion mencari Sika kemana-mana. Tak lama bel tanda masuk pun berbunyi, tapi bangku Sika tetap saja kosong. dan itu artinya Sika tak sekolah hari ini . kenapa si cantik gak sekolah ya?(pikir Dion dalam hati).
Kemudian seseorang pun mengetuk pintu kelas, ternyata yang datang adalah Bu Riana guru bahasa Indonesia dengan membawa note piket di tangannya.
                   “anak-anak,hari ini Sika tidak masuk sekolah, dia sakit dan ini surat dokternya.”
                   “bu, Sika sakit apa?” Tanya Dion langsung,
                   “ibu juga kurang tahu,” jawab Bu Riana.

                   Setelah pulang sekolah, Dion pun menelpon Sika.
Dion : hallo Sik.
Sika : ia hallo
Dion : sik, kenapa kamu gak masuk sekolah hari ini.
Sika : aku lagi sakit Dion.
Dion : kamu sakit kok gak bilang-bilang sih sama aku, kamu itu gak anggap aku ada ya ? sekarang   kamu dimana.
Sika  : RS Citra Medika.
Dion : oke.
                   Tak lama  Dion pun datang menjenguk Sika. Dion pun langsung menyerbu Sika dengan sejumlah pertanyaannya.
                   “ Sik, kok kamu gak bilang sih kamu sakit, aku khawatir tahu,kamu sakit apa? Sepertinya kemaren kamu baik-baik saja”
Sika hanya tersenyum melihat Dion yang sedang memarahinya,
                   “Dion kok cerewet banget sih ? mau gantiin posisi aku ya jadi orang yang cerewet?” saut Sika.
                   “ Sik, bukannya gitu, aku khawatir dengan keadaanmu,aku gak mau kamu kenapa-napa,
Sika pun menjawab.
                   “Dion, kamu sayang aku gak,”
                   “Sika aku itu sayang banget sama kamu.”
                   “yon,kok jadi mellow gitu sih mukanya,aku juga sayang kamu, karena kamu itu sahabat aku,
Mendengar jawaban Sika. Dion terkejut, bagaikan ada petir yang lewat di hadapannya. Dion pun hanya menjawab.
                   “oh iya,aku juga gitu. Aku balik ya Sik”
Sambil menutup rasa sedihnya Dion pun pulang.



                   Setelah dua bulan Sika putus dari Ryan. Dion pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya. Ketika Dion mengajak Sika jalan-jalan ke taman kota. Dion pun langsung memegang tangan Sika.
                   “ Sika, sejak aku kenal kamu aku ngerasa, aku nyaman banget sama kamu,” kata Dion.
Sika menjawab
                   “Dion,kamu apa-apaan sih,”
                   “Sika, percaya gak percaya ini kenyataannya,aku itu sayang kamu Sika,”
                   “Dion,antar aku pulang sekarang!!!!.tolong jangan ganggu aku,”
Dengan muka cemberut dan penuh sesal, Dion pun mengantar Sika pulang.
                   Seminggu setelah Sika diam. Lalu Sika pun mengatakan sesuatu pada Dion,mereka bertemu di taman kota ,di tempat Sika marah pada Dion.
                   “Dion, setelah aku fikir-fikir, kamu yang selalu ada untukku,kamu yang selalu menemaniku kemana pun aku pergi,kamupun yang selalu jadi sandaranku.”
Lalu Sika memeluk Dion dengan erat dengan mengatakan.
                   “Dion,aku sayang kamu,kamu itu segalanya buat aku.”
                   “Sika,akhirnya kamu ngerti perasaan aku,Sika kamu maukan jadi pacar aku,”
Sika menjawab dengan cepat.
                   “nggak..nggak,nggak..”
                   “loh,kok gak mau,”
                   “nggak kenapa. Dion aku itu nggak bisa nolak kamu,”
                   “leh si cantikku,bisa juga dia gombal,emm…gemesin deh si cantikkku.”
Akhirnya, dua sahabat itu menjadi sepasang kekasih. Mereka pun berdua sangat bahagia…
                   Sekian ………..

TAMAT


Cerpen : Peluh Kesetiaan

Peluh Kesetiaan
Oleh: Cut Yulinanda Putri Vonna
                                   

“Liana, apakah kamu lihat betapa indah awan itu ?” tanya Bima. Tanpa menjawab aku mengangguk setuju dengan pendapat. Dua tahun lamanya aku dan Bima sering bersama karena kami satu tempat les musik di daerah keraton  Jogja.
“Ana, kita makan pecel lele mbok  Girah yuk ! “ ajak Bima.
“Ah tidak, aku malas “
“Sudahlah ayo ! “ dia menarik keras tanganku hingga rasanya cemgkeraman tangan Bima membekas  cap merah di tanganku. Kami berdua berlari-lari kecil di sepanjang jalan ramai malioboro.
            “ mbok , , biasa , ,  dua pecel lele sma  dua teh hangat “,”injeh” jawab mbok Girah dengan logat jawanya yang santun. Kebersamaan seperti itulah yang sering kami lewati ketika ada waktu senggang untuk bertemu atau setelah jam les musik selesai.
“Bima ,kamu jadi kuliah di Malang ?”
“yo jelas jadi toh, aku kan ingin sekali pindah kesana.”
“hem..iya “,hatiku rasanya tak rela dan tak puas dengan jawaban Bima yang seolah-olah tak bersalah karena meninggalkanku sendiri di Jogja ini.
“hush ! jangan melamun, ditinggal cowok ganteng dan keren ini sudah bisa mebuatmu gila ya ? hahahaha (mengagetkan lamunanku ).
“kamu mengejekku?” “kesalku,
“tidakkah begitu ? “jawab Bima bertanya-tanya.   
Lelah jalan bersama Bima seharian membuatku tertidur di sofa empuk dekat kamar mamaku.
“liana ,,bangun,sholat dulu”, suara lembut mama membuatku semakin nyenyak tidur.
“iya mah,sebentar lagi ya ? “”keluhku,
“kamu gak takut dosa ? “
Sebelum mama bicra panjang lebar, segera aku bergegas bangun unuk mengambil air wudhu dan sholat magrib.
            Makan malam sengaja disiapkan mama karena kakakku pulang dari Surabaya ,dimana iya bekerja.
“gimana sekolahmu Ana?”kata kakakku mengawali pembicaraan mkan malam waktu itu.
“biasa aja ka” sambil melahap makan aku menjawab pertanyaannya
“tiga bulan lagi kamu lulus dek, mau kuliah dimana ? sebaiknya kamu kulia disini saja, kasihan kalu mama sendiri di Jogja”. Itulah ucapan kakak yang selalu bisa ku tebak setiap hari ia menanyakan sekolahku.sebenarnya aku ingin sekali melanjutkan kuliah di Malang sama seperti Bima.
            “Cerah sekali pagi ini Ana ,seperti matamu yang berbinar-binar ketika melihatku”.aku hanyaterdiam mendengar celotehnya.
“Ana ..bagaimana jika  nanti aku pergi darimu ? “,sontak aku melihat wajah Bima dengan kekecewaan di wajahnya.
“munkin aku akan menangis dan mendoakanmu agar cepat mati “ jawabku asal.
“masih bisa bercanda ? aku serius !”.
Yah ..itukan cita-citamu sejak dulu,kamu punya hp,aku juga punya, apa endak bisa kita komunikasi?” (menerangkan)
“yowes,aku tenang jadinya .”sungguh,senyum Bima membuatku sanagt bahagia walaupun suatu saat akau harus menangis tersedu-sedu melihat Bima pergi.
            “Ana ! hebat kamu dpat nilai terbaik” kata Rissa teman satu kelasku yang pandai bebahasa inggris.
“ya donnk, miss english, it’s not impossible !”
            Dengan seragamku yang penuh coretan pilok khas anak sma yang lulus, akau berjalan menyusuri malaioboro menuju komplek derah muntabali dekat teramai di Jogja.
            “ ting tong “ bunyi bel keras  lantang memanggil pemilik bel itu.
“siapa ya “,
“Tin kumat ya pikunmu? Aku Ana ,,mana Bima  cepat panggil
“perintahku tak sabaran.
“den Bima belum pulang non “.
“loh sudah sore begini belum pulang ya ? ya sudahlah
“jawabku sedikit kecewa.

            Dibawah temaram lampu alun-alun Jogja yang redup dan ramai ada dua insan tiduran diatas rumput hijau yang basah  akibat rintik hujan tadi sore. Aku dan Bima sering melihat bintang bersama disini untuk saling bercerita  untuk mengungkapkan hal yang belum kami ketahui satu sama lain. Malam ini terasa berbeda,esok hari ia akan meninggalkanku ke Malang.

            “Ana..?”
            “iya”
“maukah kamu berjanji tidak akan melupakanku dan menunggu teman tergantengmu ini kembali?”
“aku janji,tapi…”
“tapi opo maneh?! (membentakku)
“pedemu itu dihilangin ya?haha.Bima memukul kecil lenganku.
            Kami terus bersenda gurau sampai entah berapa lama waktu yang sudah kami lewatkan hanya untuk bercanda saja..
            Jalan malioboro masih saja rami padahal  waktu sudah menunjukkan larut malam,bahkan bulan ingin sekali segera menghilang. Aku sangat sedih karena hari-hariku tidak akan lagi sebahagia malam ini,Bima akan pergi. Aku berharap suatu saat aku dan Bima akan bertemu kembali.
            “Bima,boleh aku bertanya ?” tanyaku.
            “apa?” jawab Bima.                                                                   
            “apakah kau menyukaiku?”
            “hahahaha ngomong opo toh kamu ini ?”
Aku sangat malu mendengar jawaban Bima dan hanya mampu menunduk malu.
            “Ana ..yang jelas aku suka kamu ,aku tresna sama kamu,kalau ndak ya nggak mungkin aku sedih ninggalin kamu”
Mataku berbinar-binar serasa rohku terbang melayang ke awan.
            “benarkah ?
            “tapi kenapa baru sekarang kamu mengatakannya?”tanyaku
            “karena aku tidak ingin melukai hatimu Ana, aku tau akan berpisah. Jadi, lebih baik kita bersahabat saja.”
            Tak anggupku bendung kesedihanku tapi dengan alasannya itu aku mengerti dam mampu untuk tegar.
            Pukul 07.00, aku melepas kepergian Bima sahabat yang aku cintai di stasiun Jogja. Air mataku berlinang deras membasahi pipi dan beberapa tisu yang kubawa. Berlalu dengan cepat kereta jurusan  Malang meninggalkan tempat dimana aku berdiri.
            Beberapa menit  dengan mataku lebamku.
“sudah berangkat Bima ,nduk?”tanya mama.
“hm”jawabku sinkat,
“udah jangan sedih,berdoalah agar cita-citanya dapat tercapai dan kembali kesini.”
Tanpa menjawab perkataan mama aku berlari ke kamar, menangis lagi sampai tertidur.
            “Ana ….Ana …Ana anakku !”teriak mama sambil mengetuk keras pintu kamarku1
            “ada apa ma?”
            Mama menarik tanganku dengan cepat duduk di sofa depan tv,aku meliha tanyangan tv yang ditunjuk mama sambil membenahi rambutku yang acak-acakan,
            Terdengar suara disela-sela volume tv : “ Berita kecelakaan  patah rel kereta api jalur malang siang ini mengakibatkan  80% penumpangnya tewas” tengelingaku mendengung,mataku nanar,tanganku gemetar,dan tubuhku terasa lemas tak berdaya.
            Aku berlari keluar rumah menuju stasiun menangis tersedu-sedu di sepanjang jalan. Sesampainya di stasiun ramai sekali dengan jerit tangis keluarga korban lain. Sekitar  lima kilometer berlari dari rumah dengan kaki tanpa alas menapaki jalan aspal yang panas akibat pancaran sinar matahari.
            Bima telah pergi untuk selamanya.
Sejak itu,setiap hari dan jam yang sama selalu aku berkunjung ke stasiun hanya sekedar menabur bunga dan duduk melihat kereta tujuan Malang berlalu meninggalkanku sama seperti saat terakhir  kali aku dan Bima berpisah entah sampai kapan aku terus melakukan kebiasaan ini.

TAMAT


Cerpen : Nasehat Membawa Perubahan


Nasehat Membawa Perubahan

Oleh : Elvira Devianti

                Aku terlahir dari keluarga yang cukup sederhana. Namaku Rara. Aku sekarang berumur 17 tahun, dan aku duduk dikelas 3 SMA. Aku adalah anak bungsu dari 4 bersaudara.
                Aku punya seorang kakak yang sering mengajariku tentang berbagai hal, khususnya  ilmu agama. Kemana-kemana kami sering berdua. Maklum saja selisih umur kami hanya setahun. Kakakku iu bernama  Rani, dia orangnya putih, pinter, polos, lugu, dan dia sekarang sudah menjadi mahasiswa, yang paling aku suka dari kakakku itu adalah dia tidak pernah meninggalkan salat. Di kemana-mana selalu memakai rok ataupun baju-baju muslimah, sedangkan aku kalau kemana-kemana sering memakai celana jeans, karena menurut aku pakek rok itu terlalu ribet.
                Minggu sore seperti biasanya aku dan kak Rani sering kelua untuk jalan-jalan sore. Kami pergi mengelilingi kota. Seperti biasanya kak Rani selalu memakai rok dan aku memakai celana.
                “kak…?” Sapaku memanggil kak Rani.
                “ iya ,ada apa.!” Jawabnya.
                “kak, kita kepasar  yuk.!” ajakku.
                “ngapain,mau beli apa emangnya?” tanya kak Rani.
                “aku mau beli celana baru kak.” Jawabku.
“ kenapa sih kamu selalu  beli celana, kamu tahu kalau dalam agama islam tidak di benarkan memakai celana yang tidak dapat membungkus aurat dan gak ada artinya juga kita shalat kalau masih melanggar syariat islam,” jawab kak Rani yang menasehatiku.
Mendengar  nasehat itu, akupun mulai sadar, dan membatalkan niatku untuk membeli celana jeans yang baru.
                Sesampainya di rumah nasehat ka Rani selalu teringat dikepalaku, dan timbul niatku untuk berubah ( tidak memakai celana jeans lagi ) aku ingin menjadi seperti kak Rani.
                Keesokan harinya kak Rani mengajakku menemaninya membuat tugas, seperti biasa sore itu kak Rani dengan gaya andalannya selalu memakai rok.
                “ Ra…? Cepat !.” panggilnya.
                “iya, sebentar, ini sudah siap.” Jawabku buru-buru.
Dengan rasa kurang percaya diri, akupun keluar. Maklum saja, hari ini aku mulai merubah penampilanku dari yang dulunya sering memakai celana hari ini aku muali memakai rok. Dengan  rada-rada malu aku langsung menghampiri kak Rani yang sudah menungguku. (pasti kak Rani akan menertawakanku ingatku dalam hati).
               
“hahahaha.” Ketawa kak Rani ketika melihat penampilanku sekarang.
“apa, kenapa kakak ketawa? Tanyaku kesal.
“tumben nih pakek rok, biasanya selalu pakek celana.! Sambil ketawa-ketawa kecil.
“ahh, biasa ajalah kak! Kan kakak sendiri yang bilang kalu pakek rok itu lebih baik dari pada memaki celana,” jawabku menjelaskan.
“iya..iya…ini baru Rara.
Kamipun langsung berangkat dan melanjutkan pembicaraannya.  Satu jam kemudian kira-kira jam lima gitu, kami bergegas pulang karena tugas yang dikerjakan kak Rani sudah  selesai.
                Saat malam tiba aku berfikir, kalau aku pakek rok, tap salatnya masih bolong-bolong ya sama saja gak ada gunamya. Tak harus berfikir lama, akupun bergegas mengambil wudhu dan langsung menunaikan salat insya, kira-kira  20 menit aku siap menunaikan salat, dan perasaanku terasa lega, dan tenang. Esoknya aku tidak pernah meninggalkan salat  lagi, setiap azan berkumandang aku langsung bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan salat.
                Sejak itulah aku tidak pernah meninggalkan salat lagi dan aku selalu mengutamakan salat karena salat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan ibadah wajib yang di terima Rasulullah langsung dari Allah SWT saat Mi’raj, dan guna salat merupakan ibadah yang harus dikerjakan oleh setiap muslim dan tidak bisa diganti dengan apapun.



Cerpen : Kutemukan Cintaku di Dunia Maya

Kutemukan Cintaku di Dunia Maya
oleh: Muhammad Suhendar

          Pagi hari Arief duduk di depan ruang kelasnya sendirian. Dia sibuk menatap layar hapenya dan senyum-senyum sendiri tak karuan. Beberapa orang yang lewat tidak heran dengan sikap Arief yang seperti itu. Seperti biasanya, Arief pasti sedang berchating ria. Arief adalah seorang maniak chating dan internet. Sudah beberapa kali dia dikeluarkan dari kelas, gara-gara ketahuan sedang chating saat pelajaran berlangsung. Namun, dia tidak pernah jera. Saat dikeluarkan dari kelas, dia memilih pergi ke kantin dan melanjutkan ritualnya yaitu chating.Pagi itu saat sedang asik-asiknya chating, tiba-tiba seorang cowok menghampirinya.
           “Woy Rief, chating lagi loe.” Kata Andre sambil menepuk pundak Arief, sehingga membuat Arief kaget.
           “Astaganaga.. Ya Allah..” Kata Arief kaget. “Ngapain sih loe, ngagetin gue aja.” Lanjutnya.
           “Sorry boy. Btw, loe chating apaan sih, gue lihat loe makin hari makin kayak orang gila tao nggak? Nggak jera loe ya, hampir tiap hari loe dikeluarin mulu dari kelas.” Komentar Andre
           “Seperti remaja pada umumnya, hal itu biasa saja dan sering terjadi di kota-kota besar. Hehe.. Chating di Mig33. Seru nih, loe kudu nyoba.” Ucap Arief
           “Apa serunya sih chating kayak begituan. Buang-buang waktu aja.”
           “Seru tao. Di sini loe bisa cari temen di daerah mana aja. Kalau ada yang cocok, bisa dapat jodoh. Hehehe.. Penggunanya kan banyak banget.”
           “Halah.. Loe kayak sales panci aja, promosi chating kayak gituan. Dasar MAON..!!!!!”
           “Apaan tuh maon? Bahasa planet jangan loe bawa-bawa kemari, gue ngggak ngerti.”
           “Manusia Online.” Teriak Andre di telinga Arief
           “Kira-kira donk loe, kayak gue budek aja.” Ucap Arief
           “Sorry boy. Hehehe..” Kata Andre cengengesan
∞∞∞
           Seperti biasanya, Arief berchating ria dengan teman-temannya di dunia maya. Tiba-tiba muncul tanda private chat di layar hapenya. Tanpa buang-buang waktu, Arief segera melihatnya.

           “Hai prince_god.. Boleh kenalan?” Sapa Orang tersebut. Dia memiliki nick gadis_dudul. Unik menurut Arief, segera Arief membalasnya
           “Boleh.. Nama gue Arief, loe??” Balas Arief
           “Gue Acha. Loe sekolah di mana?”
          “Gue sekolah di Smansa, loe?”
          “Oya? Gue juga sekolah di situ. Kelas berapa loe?”
          “XII IPS 3, loe?”
          “Gue XII IPA 5.”

           Obrolan mereka pun berlanjut sampai membicarakan hobby masing-masing. Tak terasa sudah larut malam, Arief pun off dari chating dan segera pergi tidur.
∞∞∞
           ..Krrrrrriiiiiiiinnnnnnngggggggg..
           Bel berbunyi menandakan waktu istirahat. Murid-murid keluar dari kelas dengan berdesak-desakan. Andre bergegas menuju kantin seorang diri. Seperti biasanya, Arief duduk di kursi depan ruang kelasnya untuk berchating ria. Tak berapa lama, Andre kembali dari kantin dengan membawa banyak makanan kecil dan dua kaleng minuman dingin. Dia pun segera menghampiri Arief.

           “nih pesanan loe.” Kata Andre sambil memberikan tiga snack dan satu minuman dingin
           “Thank’s ya sob.” Ucap Arief sambil membuka minumannya
           “Iya.. Gue ke toilet dulu bentar. Nitip ya, awas loe makan snack gue.”
           “Nggak percayaan amat sih loe ma teman sendiri. Saat loe kembali, makanan loe masih utuh kok.”
           “Iya.. Iya.. Gue percaya ama loe.” Kata Andre kemudian pergi

           Arief pun melanjutkan berchating ria sambil memakan makanan yang tadi dibeli Andre untuknya. Saat melihat nick Acha online, Arief pun segera mengajak Acha untuk chat. Tak berapa lama, Acha kemudian membalas chatnya. Ternyata Acha anaknya asik untuk diajak ngobrol. Lama-lama Arief pun jatuh hati kepada Acha. Tanpa mereka berdua sadari, jarak mereka berdua tidak begitu jauh dari tempat mereka duduk. Arief meminta nomer hape Acha dan berinisiatif mengajak Acha kopdar (kopi darat) sabtu malam ini, Acha pun menerima ajakan Arief tersebut dan memberikan nomer hapenya kepada Arief. Dari kejauhan, terlihat Andre sedang berbicara dengan seorang cewek. Setelah selesai berbicara dengan cewek tersebut, Andre segera menghampiri Arief.




           “Barusan loe ngomong ma siapa , Ndre?” Tanya Arief
           “Ma Acha, ketua OSIS di sekolah kita. Biasa lah, masalah Osis” Jawab Andre
           “Hach?? Acha?? Ketua OSIS cewek??” Kata Arief kaget, minuman yang diminumnya tanpa sengaja muncrat ke wajah Andre.
           “Kalau kaget biasa aja donk, nggak usah lebay pake acara muncrat segala. Ntar hilang lagi aura kegantengan gue.” Kata Andre dengan pedenya.
           “Ganteng pala loe pitak. Haha.. Kalau dilihat dari sedotan mah, baru loe ganteng. Itu juga sedotannya dilihat dari menara Eifell.. Hahahah.. Kata Arief ngakak sehingga membuat Andre manyun semanyun-manyunnya.
           “Elu kalau nggak chating,, ngeledek mulu kerjaan nya.. huch!!”
           “Sorry sob. Hehehe.”
           “Oya, kenapa loe kaget dengar nama Acha? Ada apa nich?” Selidik Andre
           “Nggak apa-apa kok. Hehe.. Ada ya Ketua OSIS cewek.”
           “Elu haha hehe haha hehe dari tadi, bosen gue dengernya. Ada Lah, buktinya si Acha tuh. Makanya loe jangan chating mulu.” Komenter Andre
           “Iya bawel. Udah yuk masuk, udah bel nih.” Kata Arief.

           Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas. Arief masih memikirkan Acha. Dalam batinnya bertanya-tanya, “apa mungkin Acha itu adalah Acha ketua OSIS di sekolah gue? Hmm, sabtu malam gue bakal tao ama dia.”
∞∞∞
           Malam yang dinanti pun tiba, Arief bersiap-siap untuk kopdar bersama Acha di tempat yang sudah mereka sepakati. Beberapa kali dia membaca sms Acha, “Ingat, Café Cinta. Loe pake baju hitam kan? Gue pake dress biru langit.” Arief tiba di café sepuluh menit lebih awal dari waktu yang telah di sepakati. Ternyata Acha telah duduk manis di tempat tersebut. Arief pun segera menghampirinya.

           “Acha kan?” Sapa Arief dengan ragu, takut salah orang. Karna saat itu Acha membelakanginya.
           “Iya. Loe Arief ya.” Kata Acha kemudian membalikkan badannya menghadap Arief. Arief terkejut, sepertinya dia pernah melihat Acha. Hampir saja dia terpesona akan kecantikan Acha.
           “Iya.. Hmm.. Loe bukannya yang kemaren ngobrol ma Andre di depan lapangan kan? Kalau nggak salah, loe ketua OSIS” Tanya Arief memastikan
           “Iya. Loe temennya Andre ya.”
           “Yups.. Andre sohib gue.”
           “Duduk Rief, nggak enak ngobrol sambil berdiri.”
           “Iya..” Jawab Arief grogi




           Mereka berdua mengobrol dengan santai. Arief tak kuasa menahan perasaannya. Dia mencoba untuk tenang. Akhirnya Arief pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Acha.

           “Cha, gue mau ngomong sesuatu sama loe.” Kata Arief gugup
           “Ngomong aja lagi, nggak ada yang ngelarang kok.” Ucap Acha sambil tersenyum
           “Loe mau nggak Cha, jadi cewek gue? Walaupun kita baru ketemu ya, tapi gue ngerasa nyaman aja waktu chating sama loe. Gue bener-bener sayang sama loe, Cha. Gue jatuh cinta sama loe pada chating pertama.” Kata Arief
           “Gimana ya.” Kata Acha sambil berpikir
           “Loe mau kan Cha, jadi cewek gue. Gue butuh jawaban loe sekarang.” Kata Arief dengan sedikit memohon
           “Ya udah, gue mau jadi cewek loe.” Jawab Acha
           “Yes.. Makasih ya, Cha. Sekarang kita resmi jadian nih.” Kata Arief senang
           “Iya.” Jawab Acha
           “Gue sayang sama loe, Cha. Gue nggak bakal ngecewain loe.”
           “Gue juga sayang sama loe.”

           Akhirnya Arief pun menemukan cintanya. Arief sangat senang, begitupun dengan Acha. Andre terkejut dan tidak percaya mendengar kabar kalau Arief jadian dengan Acha. Tak berapa lama, Andre pun mengikuti jejak Arief menjadi maniak chating, dengan satu tujuan yaitu dapat jodoh. Arief hanya tertawa melihat tingkah Andre. Setelah dipikir-pikir, Arief masih tak menyangka dari sebuah chating dia bisa menemukan cinta.
∞∞ The End ∞∞




Makalah : Sistem Pedidikan Nasional