Nasehat Membawa Perubahan
|
Oleh : Elvira
Devianti
Aku terlahir dari keluarga yang
cukup sederhana. Namaku Rara. Aku sekarang berumur 17 tahun, dan aku duduk
dikelas 3 SMA. Aku adalah anak bungsu dari 4 bersaudara.
Aku punya seorang kakak yang
sering mengajariku tentang berbagai hal, khususnya ilmu agama. Kemana-kemana kami sering berdua.
Maklum saja selisih umur kami hanya setahun. Kakakku iu bernama Rani, dia orangnya putih, pinter, polos,
lugu, dan dia sekarang sudah menjadi mahasiswa, yang paling aku suka dari
kakakku itu adalah dia tidak pernah meninggalkan salat. Di kemana-mana selalu
memakai rok ataupun baju-baju muslimah, sedangkan aku kalau kemana-kemana
sering memakai celana jeans, karena menurut aku pakek rok itu terlalu ribet.
Minggu sore seperti biasanya aku
dan kak Rani sering kelua untuk jalan-jalan sore. Kami pergi mengelilingi kota.
Seperti biasanya kak Rani selalu memakai rok dan aku memakai celana.
“kak…?” Sapaku memanggil kak
Rani.
“ iya ,ada apa.!” Jawabnya.
“kak, kita kepasar yuk.!” ajakku.
“ngapain,mau beli apa emangnya?”
tanya kak Rani.
“aku mau beli celana baru kak.”
Jawabku.
“
kenapa sih kamu selalu beli celana, kamu
tahu kalau dalam agama islam tidak di benarkan memakai celana yang tidak dapat
membungkus aurat dan gak ada artinya juga kita shalat kalau masih melanggar
syariat islam,” jawab kak Rani yang menasehatiku.
Mendengar nasehat itu, akupun mulai sadar, dan
membatalkan niatku untuk membeli celana jeans yang baru.
Sesampainya di rumah nasehat ka
Rani selalu teringat dikepalaku, dan timbul niatku untuk berubah ( tidak
memakai celana jeans lagi ) aku ingin menjadi seperti kak Rani.
Keesokan harinya kak Rani
mengajakku menemaninya membuat tugas, seperti biasa sore itu kak Rani dengan
gaya andalannya selalu memakai rok.
“ Ra…? Cepat !.” panggilnya.
“iya, sebentar, ini sudah siap.”
Jawabku buru-buru.
Dengan
rasa kurang percaya diri, akupun keluar. Maklum saja, hari ini aku mulai
merubah penampilanku dari yang dulunya sering memakai celana hari ini aku muali
memakai rok. Dengan rada-rada malu aku langsung
menghampiri kak Rani yang sudah menungguku. (pasti kak Rani akan menertawakanku
ingatku dalam hati).
“hahahaha.”
Ketawa kak Rani ketika melihat penampilanku sekarang.
“apa,
kenapa kakak ketawa? Tanyaku kesal.
“tumben
nih pakek rok, biasanya selalu pakek celana.! Sambil ketawa-ketawa kecil.
“ahh,
biasa ajalah kak! Kan kakak sendiri yang bilang kalu pakek rok itu lebih baik
dari pada memaki celana,” jawabku menjelaskan.
Kamipun
langsung berangkat dan melanjutkan pembicaraannya. Satu jam kemudian kira-kira jam lima gitu,
kami bergegas pulang karena tugas yang dikerjakan kak Rani sudah selesai.
Saat malam tiba aku berfikir,
kalau aku pakek rok, tap salatnya masih bolong-bolong ya sama saja gak ada
gunamya. Tak harus berfikir lama, akupun bergegas mengambil wudhu dan langsung
menunaikan salat insya, kira-kira 20
menit aku siap menunaikan salat, dan perasaanku terasa lega, dan tenang.
Esoknya aku tidak pernah meninggalkan salat
lagi, setiap azan berkumandang aku langsung bergegas mengambil air wudhu
dan menunaikan salat.
Sejak itulah aku tidak pernah
meninggalkan salat lagi dan aku selalu mengutamakan salat karena salat
merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan ibadah wajib yang di terima
Rasulullah langsung dari Allah SWT saat Mi’raj, dan guna salat merupakan ibadah
yang harus dikerjakan oleh setiap muslim dan tidak bisa diganti dengan apapun.
No comments:
Post a Comment