Tuesday 30 June 2015

Cerpen : Nasehat Membawa Perubahan


Nasehat Membawa Perubahan

Oleh : Elvira Devianti

                Aku terlahir dari keluarga yang cukup sederhana. Namaku Rara. Aku sekarang berumur 17 tahun, dan aku duduk dikelas 3 SMA. Aku adalah anak bungsu dari 4 bersaudara.
                Aku punya seorang kakak yang sering mengajariku tentang berbagai hal, khususnya  ilmu agama. Kemana-kemana kami sering berdua. Maklum saja selisih umur kami hanya setahun. Kakakku iu bernama  Rani, dia orangnya putih, pinter, polos, lugu, dan dia sekarang sudah menjadi mahasiswa, yang paling aku suka dari kakakku itu adalah dia tidak pernah meninggalkan salat. Di kemana-mana selalu memakai rok ataupun baju-baju muslimah, sedangkan aku kalau kemana-kemana sering memakai celana jeans, karena menurut aku pakek rok itu terlalu ribet.
                Minggu sore seperti biasanya aku dan kak Rani sering kelua untuk jalan-jalan sore. Kami pergi mengelilingi kota. Seperti biasanya kak Rani selalu memakai rok dan aku memakai celana.
                “kak…?” Sapaku memanggil kak Rani.
                “ iya ,ada apa.!” Jawabnya.
                “kak, kita kepasar  yuk.!” ajakku.
                “ngapain,mau beli apa emangnya?” tanya kak Rani.
                “aku mau beli celana baru kak.” Jawabku.
“ kenapa sih kamu selalu  beli celana, kamu tahu kalau dalam agama islam tidak di benarkan memakai celana yang tidak dapat membungkus aurat dan gak ada artinya juga kita shalat kalau masih melanggar syariat islam,” jawab kak Rani yang menasehatiku.
Mendengar  nasehat itu, akupun mulai sadar, dan membatalkan niatku untuk membeli celana jeans yang baru.
                Sesampainya di rumah nasehat ka Rani selalu teringat dikepalaku, dan timbul niatku untuk berubah ( tidak memakai celana jeans lagi ) aku ingin menjadi seperti kak Rani.
                Keesokan harinya kak Rani mengajakku menemaninya membuat tugas, seperti biasa sore itu kak Rani dengan gaya andalannya selalu memakai rok.
                “ Ra…? Cepat !.” panggilnya.
                “iya, sebentar, ini sudah siap.” Jawabku buru-buru.
Dengan rasa kurang percaya diri, akupun keluar. Maklum saja, hari ini aku mulai merubah penampilanku dari yang dulunya sering memakai celana hari ini aku muali memakai rok. Dengan  rada-rada malu aku langsung menghampiri kak Rani yang sudah menungguku. (pasti kak Rani akan menertawakanku ingatku dalam hati).
               
“hahahaha.” Ketawa kak Rani ketika melihat penampilanku sekarang.
“apa, kenapa kakak ketawa? Tanyaku kesal.
“tumben nih pakek rok, biasanya selalu pakek celana.! Sambil ketawa-ketawa kecil.
“ahh, biasa ajalah kak! Kan kakak sendiri yang bilang kalu pakek rok itu lebih baik dari pada memaki celana,” jawabku menjelaskan.
“iya..iya…ini baru Rara.
Kamipun langsung berangkat dan melanjutkan pembicaraannya.  Satu jam kemudian kira-kira jam lima gitu, kami bergegas pulang karena tugas yang dikerjakan kak Rani sudah  selesai.
                Saat malam tiba aku berfikir, kalau aku pakek rok, tap salatnya masih bolong-bolong ya sama saja gak ada gunamya. Tak harus berfikir lama, akupun bergegas mengambil wudhu dan langsung menunaikan salat insya, kira-kira  20 menit aku siap menunaikan salat, dan perasaanku terasa lega, dan tenang. Esoknya aku tidak pernah meninggalkan salat  lagi, setiap azan berkumandang aku langsung bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan salat.
                Sejak itulah aku tidak pernah meninggalkan salat lagi dan aku selalu mengutamakan salat karena salat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan ibadah wajib yang di terima Rasulullah langsung dari Allah SWT saat Mi’raj, dan guna salat merupakan ibadah yang harus dikerjakan oleh setiap muslim dan tidak bisa diganti dengan apapun.



No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional