Saturday 7 January 2017

Makalah : Prospek Ketenagakerjaan Kabupaten Bireuen

KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Prospek Ketenagakerjaan Kabupaten Bireuen ”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun makalah kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Matangglumpangdua,5 Januari 2017

Penyusun




BAB 1

PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang 


Dalam pembangunan ekonomi, sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan faktor komplementer terhadap modal dan teknologi. Pembangunan ekonomi yang berhasil yaitu pembangunan yang mampu memberikan sumber penghidupan yang lebih baik, di mana orang yang ingin bekerja dapat memperoleh pekerjaan sebagai sumber penghidupannya. Dengan demikian partisipasi angkatan kerja akan meningkat. Dalam usaha mengimbangi tuntutan kebutuhan pembangunan ekonomi, perencanaan harus dilaksanakan sesuai dengan irama pembangunan. Menurut undang-undang ketenagakerjaan, batasan umur minimum usia kerja di Indonesia 15 tahun. Tetapi pada kenyataannya banyak anak-anak yang usianya di bawah 15 tahun sudah bekerja. Sehingga ditetapkan batasan usia kerja adalah 10 tahun keatas dan batasan usia kerja di setiap negara berbeda-beda. Tenaga kerja dapat dibagi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, yang termasuk angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan sedang mencari kerja, sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Menurut United State Nation (1962) yang dimaksud angkatan kerja adalah penduduk yang aktif secara ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa, yang juga mencakup mereka yang tidak bekerja tetapi bersedia bekerja.
Melihat dari keadaan tersebut, penulis memilih judul “Prospek Keteenagakerjaan DiKabupaten Bireuen“. 

1.2.Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi permasalahan dalam tugas akhir ini adalah prospek ketenagakerjaan di Kabupaten Bireuen



BAB II

PEMABAHASAN


2.1. Ketenagakerjaan Di Kabupaten Bireuen


Kabupaten Bireuen adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Menjadi kabupaten otonom sejak tahun 2000 sebagai hasil pemekaran dari kabupaten Aceh Utara. Kabupaten ini terkenal dengan julukan kota juangnya, namun sempat menjadi salah satu basis utama Gerakan Aceh Merdeka. Semenjak diberlakukannya Darurat Militer sejak bulan Mei 2003, situasi di kabupaten ini berangsur-angsur mulai kembali normal, meski belum sepenuhnya.  
Letak  geografis  Kabupaten  Bireuen  terletak antara 960 19’ BT – 960 54’ BT dan  40 53’  LU – 50 16’ LU.  Luas  wilayah  Kabupaten  Bireuen  seluas  190.120  Ha  dengan  pemanfaatan  lahan  terbesar  37.994 oleh perkebunan rakyat dan lahan kering  seluas  34.013 Ha.  Pola  pemukiman  mengikuti  jaringan  jalan  nasional. Sekitar pemukiman didominasi oleh sawah, yang menjadi sektor andalan selain peternakan dan perdagangan.  
Salah satu permasalahan penting dalam pembangunan adalah masalah kepundudukan. Jumlah penduduk yang banyak merupakan modal untuk melaksanakan pembangunan apabila diimbangi oleh kualitas yang baik namun sebaliknya apabila
kualitasnya rendah, maka akan menjadi beban bagi pemerintah. Jumlah penduduk Kabupaten Bireuen pada Tahun 2006 mencapai 354,763 jiwa yang terdiri dari 174.258 jiwa laki-laki dan 180.505 jiwa perempuan. Sedangkan pada tahun 2005 jumlah penduduk 351.835 jiwa yang terdiri dari 169.365 jiwa laki-laki 182.470 jiwa perempuan. Ini artinya penduduk Kabupaten Bireuen mengalami kenaikan sebesar 0.83%.  
            Jika dibandingkan dengan tahun 2005 angka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bireuen mengalami kenaikan sebesar 0,49%. Besarnya angka pertumbuhan penduduk ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya semakin membaiknya tingkat perrtumbuhan ekonomi, adanya migrasi dan juga angka kelahiran yang semakin meningkat. 
Sejak berdirinya Kabupaten Bireuen berdasarkan Undang-undang No.48 tahun 1999 telah terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam bidang pemerintahan, dimana pada awalnya terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, namun sampai dengan akhir tahun 2006 telah dimekarkan menjadi 17 Kecamatan. 
  Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Bireuen pada tahun 2006 tercatat sebanyak 77.257 rumah tangga dengan rata-rata 5 jiwa per rumah tangga.  Penyebaran penduduk di Kabupaten Bireuen pada tahun 2006 sebagian besar terkonsentrasi di Kecamatan Kota Juang dengan tingkat kepadatan penduduk 1.3390.4 jiwa/km dan 356.5 jiwa/km untuk Kecamatan Peusangan. Serta diikuti oleh Kecamatan Jeumpa dengan kepadatan 404 jiwa/km. Sedangkan untuk kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Pandrah dengan  jumlah  penduduk  sebanyak 7420 jiwa dengan tingkat kepadatan 83 jiwa/km. 
Mata pencarian penduduk Kabupaten Bireuen masih dikategorikan ke dalam wilayah agraris. Hal ini bisa diamati dari jumlah penduduk yang sebagian besarnya masih berprofesi sebagai petani. Di samping itu mata pencaharian penduduk lainnya di Perdagangan, Perikanan, Swasta, Wiraswasta, PNS, TNI/POLRI, buruh dan jasa.
            Dalam pembangunan ekonomi, sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan faktor komplementer terhadap modal dan teknologi. Pembangunan ekonomi yang berhasil yaitu pembangunan yang mampu memberikan sumber penghidupan yang lebih baik, di mana orang yang ingin bekerja dapat memperoleh pekerjaan sebagai sumber penghidupannya. Dengan demikian partisipasi angkatan kerja akan meningkat. 

Dalam usaha mengimbangi tuntutan kebutuhan pembangunan ekonomi,  perencanaan harus dilaksanakan sesuai dengan irama pembangunan. Menurut undang- undang ketenagakerjaan, batasan umur minimum usia kerja di Indonesia 15 tahun.  Tetapi pada kenyataannya banyak anak-anak yang usianya di bawah 15 tahun sudah bekerja. Sehingga ditetapkan batasan usia kerja adalah 10 tahun keatas dan batasan usia kerja di setiap negara berbeda-beda.
            Tenaga kerja dapat dibagi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja,  yang termasuk angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan sedang mencari kerja, sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Menurut United State Nation (1962) yang dimaksud angkatan kerja adalah penduduk yang aktif secara ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa, yang juga mencakup mereka yang tidak bekerja tetapi bersedia bekerja.

2.2.Prospek Ketenagakerjaan


Ketenagakerjaan merupakan peranan penting dalam perkembangan kesejahteraan penduduk di Indonesia. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Oleh sebab itu, sudah seharusnya pemerintah memberdayakan tenaga kerja yang ada di Kabupaten Bireuen ini.
Melihat data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa ada sektor yang prospek tenaga kerja yang baik yaitu:
1.      Sektor Pertania
2.      Sektor Keuangan,Jasa Persewaan, dan Jasa Perusahaan
3.      Sektor Jasa-Jasa
Walaupun banyak sektor lain tetapi ketiga sektor tersebut yang paling menonjol sehingga prospeknya sangat cerah.

2.3. Strategi Pengembangan dan Pemberdayaan Ketenagakerjaan


Sampai saat ini masalah ketenagakerjaan masih menjadi isu krusial dan permasalahannya sangat kompleks baik secara kuantitas maupun kualitas. Sudah saatnya semua kompoenen bangsa, semua sektor meningkatkan kesadaran akan ancaman dari dampak pengangguran bila terus belanjut tanpa ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan diperlukan strategi yang lebih inovatif, gagasan atau konsep-konsep baru yang lebih applicable dalam rangka menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas dan pengamanan kesempatan kerja yang masih ada. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan bursa peluang bisnis untuk masyarakat luas. Kegiatan seperti tersebut dimaksudkan untuk membuka peluang usaha baru yang akan berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi dan pengurangan pengangguran.
Pada hakekatnya kita memiliki potensi yang sangat besar dan stratetegis untuk menyiapkan peluang bisnis dan kesempatan kerja. Secara geografis dan sektoral, peluang kita sangat besar, seperti peluang bisnis pada sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, dll. Sebagai potensi maka sudah sepantasnya harus digali dan dikelola secara optimis dan profesional sebagai sumber kekuatan dalam membangun ekonomi bangsa. Sebagai contoh, potensi sektor pertanian kita sangat dominan, maka potensi ini dapat dikembangkan dan diberdayakan tidak lagi secara tradisional tetapi sudah saatnya dikelola secara modern. Teknologi pengolahan hasil pertanian segera diperkenalkan ke pedesaan sehingga tercipta peluang bisnis baru untuk memanfaatkan hasil pertanian tersebut. Disadari atau tidak, diakui atau tidak selama ini tingkat produktivitas para petani kita sangat rendah. 
Dengan demikian, ini merupakan tantangan dan sekaligus peluang untuk membuka dan mengembangkan peluang bisnis yang ada keterkaitan dengan sektor pertanian, mulai dari menyiapkan pupuk sampai mengolah hasil pertanian menjadi produk setengah jadi atau produk jadi yang mempunyai nilai jual tinggi.
Suatu hal yang sangat penting untuk dipahami dan merupakan kata kunci dalam kerangka pengaktualisasian peluang bisnis dan kesempatan kerja, adalah terletak pada kemampuan dan kesiapan dari sumber daya manusianya dalam menangkap dan mengelola peluang bisnis itu sendiri. Tidak ada yang menyangkal pendapat bahwa tidak semua orang secara otomatis mampu berwirausaha, dalam artian dapat membuka bisnis dengan berhasil, walaupun ada peluang dan tersedia fasilitas yang cukup.
Kemampuan berwirausaha bukanlah bakat bawaan lahir, dan bukan monopoli atau milik satu kelompok keturunan atau suku, akan tetapi kewirausahaan adalah kemampuan yang dapat dikembangkan baik melalui pendidikan maupun pelatihan kerja. Oleh karena itu, kemampuan tersebut harus didukung antara lain oleh seni berusaha, teknik komunikasi serta kemampuan spiritual dan motivasi bisnis yang tinggi dan pantang menyerah. Intinya adalah bahwa semua orang, suku dan ras Indonesia bisa menjadi pengusaha atau wirausahawan yang sukses, bila dipersiapkan dan mempersiapkan diri dengan baik. Selain itu juga perlu diciptakan kesempatan dan iklim yang kondusif, sehingga masyarakat kita tidak akan kkawatir dan merasa takut dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang menuntut lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan peluang-peluang bisnis.
Berdasarkan fakta yang ada menunjukkan bahwa, para pengusaha yang sukses saat ini adalah mereka yang benar-benar memiliki karakteristik tertentu, seperti; inovatif dan kreatif; percaya diri tinggi; berorientasi pada prestasi; siap menerima dan berani menghadapi resiko dan tantangan; ulet dan tangguh dalam berusaha serta mampu dan terampil dalam menjalankan bisnisnya. Karakteristik seperti tersebut, perlu ditanamkan dan ditularkan kepada masyarakat secara luas, sehingga banyak dari mereka yang memiliki jiwa, fikir dan perilaku bisnis yang mampu menciptakan lebih banyak peluang dan kesempatan kerja bagi orang lain.










BAB III

PENUTUP


3.1.Kesimpulan


Melihat data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa ada sektor yang prospek tenaga kerja yang baik yaitu:
4.      Sektor Pertania
5.      Sektor Keuangan,Jasa Persewaan, dan Jasa Perusahaan
6.      Sektor Jasa-Jasa
Walaupun ada sektor lain tapi ketiga sektor tersebut mempunyai prospek kerja yang banyak sehingga dapat dikembang kan dengan pelatihan ataupun pendidikan dan juga kebijakan dari pemrrintah Kabupaten Bireuen

 3.2.Saran


Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan  penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca,  penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.





DAFTAR PUSTAKA


            https://bireuenkab.bps.go.id

Makalah : Holistik Care

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat  Tuhan Yang Maha Esa, atas segalalimpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “HOLISTIK CARE”
saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh darikesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini


Matangglumpangdua, 5 Januarir 2017

             (Penyusun) 




BAB I

PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang

Holistik dalam keperawatan diperlukan suatu perubahan cara pikir masyarakat dan jenis pelayanan kesehatan yang ada didalamnya. Karena perubahan ini merupakan suatu proses terjadinya perpindahan dari status tetap menjadi yang bersifat dinamis, yaitu dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada untuk mencapai kesehatan yang optimal. Holistik merupakan suatu yang mendasari tindaknan keperawatan seperti dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Holistik terkait dengan kesejahteraan terdapat dimensi yang saling mempengaruhi seperti fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
            Di dalam pelayanan pada klinik holistik care didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan suatu masalah fisik yng dapat diselesaikan dengan pemberian semata. Dan pelayanan kesehatan ini memperlihatkan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial, dan spiritul yang saling mempengaruhi.

1.2.Rumusan Masalah

            Dalam makalah ini saya akan membahas tentang ?
1.       Bagaimana yang dimaksud dengan Holistic care
2.       Bagaimana penerapan Holistic care

1.3.Tujuan Penulisan


1.      Untuk mengetahui pengertian Holistic care
2.      Agar megetahui cara menerapkan Holistic care



BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Holistic Care

Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.., Dan Pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, Allah SWT. Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.

2.2.Sejarah Holistic Care

Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik populer dengan cepat di tahun 70-an.
Walaupun istilah holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistik sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan atau Cina. 
Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam.Contoh praktis holistik adalah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah.

2.3.Perawatan Holistic

Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.
           Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan.
- DIMENSI PERAWATAN HOLISTIK
Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang. Dimensi pemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa bisa dipisahkan.
- NILAI UTAMA PERAWATAN HOLISTIK
a.Filosofi dan Pendidikan.
Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka filosofi dan pengetahuan.
b.Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori, diinformasikan oleh penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang kompeten.
c.Holistik Nurse Save Care.
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang.
d.Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency.
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan asuhan terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.

2.4 Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik.

a. Holistik Tradisional.
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-lain.
b. Holistik Modern.
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu dengan adanya homeopathy.
           Yang termasuk holistik modern adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO (Doctor of Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut sebagai naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi dari aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath (syukur bukan psikopat) atau Dt (Danton) di awal nama.
Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa tidak semua alternatif adalah holistik.  Jika suatu pengobatan alternatif tidak memandang permasalahan kesehatan secara menyeluruh, pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan holistik.


c. Holistik Moderen Antophaty
Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternatif tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan dengan basis alam dan sains modern.
Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar master atau pemimpin Ananopath adalah Danton.
Ananopathy dari segi aplikasinya bersifat 3, yaitu:
a.       Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia dan operasi.
b.      Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik, bukannya pandai.
c.       Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas dan keselarasan.
Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu:
a.       Tuhan. Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan.
b.      Hukum Alam. Berpedoman pada Hukum Alam.
c.       Kasih. Mendasari pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih.
Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan setelah menguasai     beberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan operasi adalah:
a.       Diabetes melitus,
b.      Kolesterol tinggi dan sakit jantung,
c.       Stroke,
d.      Asam urat dan rematik,
e.       Tumor dan kanker,
f.       TBC,
g.      Maag akut dan kronis,
h.      Hepatitis,
i.        Gagal ginjal,
j.        Demam berdarah dan AIDS

2.5.Teknik Pengobatan atau  Penerapan Holistik Care

Pengobatan  Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahiah yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu  fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.
Methode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi Berikut :
a.       Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan      berimbang
b.      Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
c.       Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
d.      Silaturahmi Doktrin
e.       Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
f.       Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
g.      Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
h.      Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.

2.6.Caring

Mayeroff, 1972, menggambarkan carring sebagai suatu proses yang memberikan kesempatan pada seseorang ( baik pemberi asuhan (carrer)  maupun penerima asuhan ) untuk pertumbuhan pribadi. Aspek utama  carring dalam analisis, meliputi :

a.    Pengetahuan
b.    Penggantian irama ( belajar dari pengalaman )
c.    Kesabaran
d.   Kejujuran
e.    Rasa percaya
f.     Kerendahan hati
g.    Harapan
h.    Keberanian
Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Caring menolong klien           meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual.             Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan.

Hubungan antara Keperawatan dan Caring
Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas pratik dilakukan dalam proses carring dilingkunagan keperawatan. Aktivitas tersebut meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien. Emosi “ menyukai “ dan “kasih saying” ditawarkan secraa sementara sebagaia respons efektif penting yang diekspresikan melalui hubungan ini.

Aspek Spiritual
Secara tradisional, model holistic keperawatan tentang kesehatan telah mencakup dimensi berikut : fisik, psikologis, cultural, perkembanga, sosial. Dan spiritual. Satu model atau pilihan, untuk meninjau dimensi spiritual adalah sesuatu yang terintegrasi.
Dalam model ini, spiritual mewakili totalitas keberadaan seseorang dan berfungsi sebagia perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek individual. Konsep perkembangan spiritualitas ini penting dalam memahami spiritualitas klien dan bagaimana kematangan spiritual perawat mempengaruhi kemmpuannya untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien, membentuk hubungan, dan kemidian membantu klien dengan kebutuhan perawatan kesehatannya.
Pada intinya keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi (caring). Aspek penting lain dari perawatan spiritual adalah mengenali bahwa klien tidak harus (berhak) mempunyai masalah spiritual. Perawat harus belajar unutk memahami aspek positif dari spiritual klien ketimbang berpikir bahwa pada saat menderita suatu penyakit spiritualitas selalu mengalami ancaman. Mendukung dan mengenali sisi positif dari spiritualitas klien akan tersalur sepanjang pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan individual.

2.7.Holim

Pengertian holism Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan, terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994), mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah individu secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan dengan keturunan dan pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan unit keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holism.

2.8.Humanism

Konsep humanism ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai personal lengkap dengan fungsinya. Dalam keperawatan, humanism merupakan suatu sikap dan pendekatan     yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit   tertentu. Perawat yang menggunakan pendekatan humanistic dalam   prakteknya memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang  pasien   yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan  bahasa tubuh. Pendekatan humanistic ini adalah aspek keperawatan tradisional dari  caring yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan arif  serta menerima perasaan-perasaan orang lain.


BAB III

PENUTUP


3.1.Kesimpulan

Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta ilahiah, yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomati terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat Dan Pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, Allah SWT.

3.2.Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan  penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca,  penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang konsep
keperawatan holistik dalam asuhan keperawatan. Upaya peningkatan pengetahuan yaitu dengan mencari informasi mengenai keperawatan holistik yang nantinya dapat diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan yaitu berupa asuhan keperawatan.



 

DAFTAR PUSTAKA


Nur Salam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Uliyah, Musrifatul. & Hidayat.AAA. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Health Books
Hidayat, AAA. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika   



Makalah : Sistem Pedidikan Nasional