Fauna yang Menjadi
Mascot Kabupaten Bireuen dan Provinsi Aceh
Burung
Cempala Kuning, disebut juga sebagai
Ceumpala Kuneng, dan Kucica Ekor-kuning merupakan fauna identitas provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Burung Cempala Kuning (Trichixos pyrropygus) telah menjadi burung
kebanggaan sejak masa Sultan Iskandar Muda (1607 -1636) dan banyak disebut
dalam hikayat Aceh. Oleh karenanya tidak mengherankan jika kemudian burung yang
disebut juga sebagai Kucica Ekor-kuning ini kemudian ditetapkan sebagai fauna
identitas provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Burung asli Indonesia
ini mempunyai beberapa nama mulai Cempala Kuneng, Kucica Ekor-kuning, dan
Ceumpala Kuneng, serta dalam bahasa Aceh sendiri terkadang disebut sebagai cicem pala kuneng. Dalam
bahasa Inggris salah satu anggota burung pengicau ini disebut dengan Rufous-tailed Shama. Dan
dalam bahasa latin, nama ilmiah resminya adalah Trichixos pyrropygus, Lesson
1839 yang bersinonim dengan Trichixos
pyrropyga Sibley and Monroe
(1990, 1993) dan Copsychus
pyrropygus.
Diskripsi Burung
Cempala Kuneng
Burung
Cempala Kuneng atau Kucica Ekor-kuning (Trichixos pyrropygus) berukuran
sedang, sekitar 21 cm, dan berekor panjang. Warna bulunya coklat keabuan tua
mengkilap dengan ciri khas alis putih yang terbentuk di atas mata, serta paruh
hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor dan punggung
berwarna kuning kemerahan, sedangkan ujung ekornya berwarna hitam dengan
pinggir putih pada bagian bawahnya. Burung betina lebih coklat serta tidak
mempunyai alis putih. Burung remaja lebih coklat berbintik-bintik kuning merah
karat. Iris coklat; paruh hitam; kaki hitam.
Suara kicauan burung Kucica Ekor-kuning biasanya terdiri dari siulan merdu, nada
tunggal dan nada ganda, “pi-uuu”, meningkat dan menurun bergantian secara tidak
tetap.
Distribusi, Habitat,
dan Konservasi
Hewan
khas provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikenal sebagai burung cempala
kuneng merupakan hewan asli yang mendiami Indonesia, Semenanjung Malaysia, Brunei
Darussalam, dan Thailand. Di Indonesia, Kucica Ekor-kuning (Trichixos
pyrropygus) tersebar bukan hanya di Aceh saja namun dapat dijumpai hampir
di seluruh pulau Sumatera dan Kalimantan.
Habitat
burung Ceumpala Kuneng meliputi hutan dataran rendah, daerah rawa gambut, hutan
berdaun lebar dengan ketinggian di bawah 1.200 meter dpl.
Jumlah
populasi dan individu tidak diketahui dengan pasti. Namun disinyalir telah
mengalami penurunan populasi yang sangat besar dan mulai menjadi hewan langka di beberapa daerah. Penurunan populasi diakibatkan oleh
tingkat kerusakan
hutan yang tinggi di wilayah Sumatera dan Kalimantan serta adanya
perburuan liar untuk diperjualbelikan sebagai burung peliharaan.
No comments:
Post a Comment