KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segalalimpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “SYIRIK”
saya menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar - besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Saya
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini
masih jauh darikesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini
Matangglumpangdua, 5 Januarir 2017
(Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ada tiga sebab fundamental
munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan), dhai’ful
iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan
secara membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum
datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu
mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan
itu, orang-orang cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu
kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya
di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama.
Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu
bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan
syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang yang
imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak
kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu
untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya,
maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti
memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para
wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk
kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian syirik?
2. Bagaimana Pembagian Syirik?
3. Cara menghindari perbuatan syirik?
4. Apa hikmah menghindari perbuatan syirik?
5. Apa akibat perbuatan syirik?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa
artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang
melakukan syirik disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan
terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya
ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan
menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan
perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik termasuk dosa
besar. Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar
seperti syirik. Firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS.
An-Nisaa’: 48)
2.2.Pembagian
Syirik
Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada
kelompok yang mana.
2.2.1 Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah
Ta’ala
a. Syirik di dalam Rububiyyah
Yaitu jika seseorang
meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki,
menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat ar-rububiyyah.
Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek daripada
orang-orang kafir terdahulu.
Orang-orang terdahulu
beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam
uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun
mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-kuburan seperti kuburan Latta.
Sebagaimana Allah kisahkan tentang mereka:
وَلَئِن
سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan
langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab
: “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
(QS. Al Ankabut : 61)
Firman Allah Ta’ala:
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ
السَّمَاء مَاء فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ
اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” (QS. Al Ankabut : 63)
Ayat-ayat ini semua
menunjukkan kalau orang-orang musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya
pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan,
yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan
peribadatan kepada yang lainnya. Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang
tidak menyakini sama sekali kalau Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain
yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan, yang menurunkan hujan dan
seterusnya atau ada yang serupa dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu
yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
b. Syirik di dalam Uluhiyyah
Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak
untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya menyeru kepada
hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja.
Firman Allah Ta’ala :
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ . الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاء
بِنَاء وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً
لَّكُمْ فَلاَ تَجْعَلُواْ لِلّهِ أَندَاداً وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi
sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan)
dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah
padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-22)
c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat
Yaitu kalau seseorang
mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang
khusus bagi-Nya. Contohnya, menyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui
perkara-perkara ghaib.
Firman Allah Ta’ala:
عَالِمُ
الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا
“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.“ (QS. Al Jin : 26)
2.2.2. Syirik Menurut Kadarnya
a. Syirik Akbar (besar)
Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah.
Syirik akbar dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Zahirun Jali (tampak
nyata), yakni perbuatan kepada tuhan-tuhan selain Allah atau baik tuhan yang
berbentuk berhala, binatang, bulan, matahari, batu, gunung, pohon besar, sapi,
ular, manusia dan sebagainya. Demikian pula menyembah makhluk-makhluk ghaib
seperti setan, jin dan malaikat.
Yang kedua yaitu syirik akbar Bathinun Khafi (tersembunyi) seperti
meminta pertolongan kepada orang yang telah meninggal. Setiap orang yang
menaati makhluk lain serta mengikuti selain dari apa yang telah disyariatkan
oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus kedalam lembah kemusyrikan.
Firman Allah SWT:
Artinya: “…dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah
menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-An’am: 121).
Adapun
contoh-contoh dari syirik akbar (besar)
1) Syirik
dalam berdoa
Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk
istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.
2) Syirik dalam niat,
kehendak dan maksud
Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang
atau untuk kepentingan dunia semata.
3) Syirik
dalam keta’atan
Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu
wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan
syariat dan ridho atas hukum tersebut.
4) Syirik
dalam kecintaan
Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.
b. Syirik Ashghar (kecil)
Syirik asghar termasuk
perbuatan dosa besar, akan tetapi masih ada peluang diampuni Allah jika
pelakunya segera bertobat. Seorang pelaku syirik asghar dikhawatirkan akan
meninggal dunia dalam keadaan kufur jika ia tidak segera bertaubat. Adapun
contoh-contoh dari syirik Ashghar (kecil):
1) Ar Riya’
(mengamalkan suatu ibadah supaya dilihat manusia dalam rangka mendapatkan
popularitas). Meskipun syirik ini tidak membatalkan semua amalan secara
keseluruhan namun ia membatalkan amalan yang diniatkan untuk manusia tersebut.
Maka wajib bagi pelakunya untuk bertaubat. Firman Allah yang menerangkan bahwa
riya’ itu membatalkan amalan yang disertai riya’ tersebut adalah sebagai
berikut:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي
يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ
صَلْدًا لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي
الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah kemudian batu itu ditimpa hujan lebat lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak berkuasa sedikit pun dari apa yang mereka
usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS.
Al Baqarah : 264)
Sabda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid bahwa dia
berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata:
إنَّ
أَخْوَفُ مَا أَخَا فُ عَلَيكْمُ الشِّرْكُ اْلأَ صْغَر. قالوُا وَمَا الشِّرْكُ
اْلأَ صْغَرُ يَا رَسُوْلُ الله ؟ قال الرِّيَاءُ “.يقول الله تعالى يوم القيامة
إذا جازى الناس بأعمالهم اذهبوا إلى الذين كنتم تراؤون في الدنيا فانظروا هل تجدون
جزاء
“Sesungguhnya yang
paling kutakutkan dari perkara yang aku takutkan atas kalian ialah syirik
kecil. Para shahabat bertanya: “Apakah syirik kecil itu wahai rasulullah?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Riya’, Pada hari kiamat,
ketika membalas amalan-amalan manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
berfirman: “Pergilah kepada orang yang kamu dahulu sewaktu di dunia berbuat
riya’ kepadanya, dan lihatlah apakah kamu dapakan balasan (pahala) darinya?
“(HR. Ahmad, At-Thabrani dan Al-Baihaqi)
“Aku adalah sekutu yang paling tidak
membutuhkan sekutunya, barang siapa beramal, dan menyekutukan Aku dengan
selain-Ku di dalam amalan tersebut maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya” (HR.
Muslim)
Dalam masalah
membatalkan amalan, riya’ ini terbagi menjadi dua bagian:
1)
Apabila riya’ sejak awal, yaitu bahwa orang tersebut dalam melakukan
amalannya sudah mempunyai niat untuk riya’. Yang seperti ini membatalkan
amalan.
2)
Apabila datang dengan tiba-tiba di tengah-tengah atau di akhir amalan dan
orang tersebut berusaha untuk menolak atau menghilangkan dari hatinya. Maka
yang seperti ini tidak sampai membatalkan amalannya.
2)
Sum’ah
(mengamalkan suatu ibadah supaya didengar orang lain dalam rangka
mendapatkan popularitas).Pada hakekatnya sum’ah merupakan riya’ juga. Dua
penyakit ini yang sangat rawan dalam hati karena sangat samar tidak terlihat
oleh mata sehingga seorang Muslim harus sangat berhati-hati. Ayat Al-Qur’an
dalam surat Al-Baqarah 264 serta hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam dari shahabat Mahmud bin Labid di atas menjadi perhatian bagi kita bahwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggil dengan panggilan ‘Wahai orang-orang yang
beriman’ dan Rasulullah mengkhawatirkan riya’ tersebut akan menimpa para
shahabat. Hal ini menunjukkan bahwa orang Mukmin pun apabila tidak hati-hati
akan terkena penyakit ini. Mudah-mudahan Allah selamatkan kita darinya. Adapun
Firman Allah Ta’ala:
وَسَارِعُواْ
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada Surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Ali Imran : 133):
c. Syirik Khafi (tersembunyi)
Yaitu seorang beramal
dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini
tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun
pelakunya wajib bertaubat.
2.2.3. Syirik Menurut Letak Terjadinya
a. Syirik I’tiqodi
Syirik yang berupa
keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya
bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk
Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung
kepada Allah dari hal ini.
b. Syirik Amali
Yaitu setiap amalan
fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti
menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.
c. Syirik Lafzhi
Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah
kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan
sebagian orang,
2.3.Akibat
Perbuatan Syirik
Adapun akibat negatif yang ditimbulkan dari
syirik, antara lain:
1) Sulit menerima kebenaran.
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima
kebenaran baik yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir,
ketertutupan hati orang syirik itu lantaran dari sifat kesombongan dan
penentangannya terhadap kebenaran yang disampaikan kepadanya. Orang-orang
syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah dideri peringatan atau tudak sama saja
bagi mereka, karena hati mereka buta.
2) Munculnya perasaan bimbang dan ragu.
Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang
syirik adalah perasaan bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti
inilah yang menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang,
merasa tidak puas dengan harta, jabatan yang mereka miliki.
3) Hanya akan memperoleh kesenangan sementara dan Dijanjikan
mendapat siksa neraka
4) Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia.
5) Orang musyrik dinilai sebagai makhluk terburuk.
6) Menjadi musuh Allah. Perbuatan musyrik
menyebabkan murka Allah SWT,
2.4.Cara menghindari perbuatan syirik
a.
Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih
kita hanya untuk mencari ridha Allah ta'ala semata.
b.
Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai
dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
c.
Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik
itu definisinya, jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya. Karena untuk memmahami
sesuatu itu terkadang kita juga harus mengenal lawannya. Lawan dari tauhid
adalah syirik dan lawan dari sunnah adalah bid'ah.
d.
Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan
keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar dijauhkan dari
segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak,
baik yang kita sadari ataupun tidak.
e.
Bergaul dengan orang-orang yang lurus dan teguh
agamanya (ahlussunnah) dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang
melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan mereka tersebut.
2.5.Hikmah
menghindari perbuatan syirik
a.
Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
b.
Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
c.
Membuat manusia menjadi suci dan benar
d.
Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal,
tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan
rusaknya iman.
e.
Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
f.
Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam
hubungan ini ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut
mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang
dapat mencabut nyawanya.
g.
Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan,
menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
a. Syirik yaitu
kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga
mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut
dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan.
b. Sikap syirik
dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita
harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa
kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil
dapat berubah menjadi syirik besar. Ada beberapa cara agar kita
bisa terhindar dari kesyirikan, di antaranya adalah:
1.
Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih
kita hanya untuk mencari ridha Allah semata.
2.
Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai
dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
3.
Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik
itu definisinya, jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya.
4.
Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan
keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar dijauhkan dari
segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak,
baik yang kita sadari ataupun tidak.
3.2.Saran
Adapun
saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar
bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh
karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua
DAFTAR ISI
Subhani, Ja’far, Tauhid
Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996).
Wahhab, Muhammad Bin Abdul, Tegakkan
Tauhid Tumbangkan Syirik, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000).
Tim Penyusun, Akidah
Akhlak al-Hikmah, (Surabaya: Akik Pusaka, 2008).
Ja’far Subhani , Tauhid
Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996), 230.
Aldinul Karim, (2008) Zina Termasuk Dosa
Besar. Lugu: Rineka
Cipta.
Al-Qur’an al-Karim
Al-Qur’an
Terjemah Depag
Ibnu
Jarir Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, Al-Ma’rifah, 1990
Abu
Abdillah al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, Dar al-kutub al-Ilmiyah
Ibnu
Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim (Tafsir Ibnu Katsir), Dar Ihya at-Turats
al-‘Arabi
Shafiyyurrahman
al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq al-Makhtum, Dar as-Salam, Riyadl, 1414 H / 1993 M
Shalih
Fauzan al-Fauzan, Kitab at-Tauhid, Muassasah al-Haramain al-Khairiyyah, Kingdom
of Saudi Arabia
No comments:
Post a Comment