KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan kesehatan
serta kekuatan dan kemauan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, walaupun masih ada kekurangan dari segi manapun.Saya
bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada guru study ilmu “EKONOMI” yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya kepada
kami, sehingga kami dapat bersemangat dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber bacaan,
pengetahuan yang kami ketahui, berbagai buku serta dari sumber lainnya yang
relevan dalam bahasan ini dengan segala keterbatasan kami, sehingga masih
banyak kekurangan-kekurangan di dalam pembahasan ini.Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan, sehingga dikemudian hari makalah
ini dapat disajikan dengan lebih baik dan lengkap.
Semoga makalah ini dapat menambah informasi, pengetahuan
dan wawasan bagi penulis dan pembaca.
Matangglumpangdua, 03 Agustus 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan Ekonomi adalah
usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur
dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita (Irawan dan M. Suparmoko,
6:2002). Di samping itu, pembangunan ekonomi juga dapat dikatakan sebagai upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang berskala besar, yakni skala
sebuah Negara. Oleh karena skala yang besar tersebut, dalam rangka melakukan
evaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi masih sering mengalami kesulitan.
Ditambah lagi ukuran tingkat kesejahteraan yang tidak sederhana karena meliputi
banyak hal atau multidimensi. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, ahli ekonomi
pembangunan menyusun dan mengidentifikasikan berbagai indicator pembangunan.
Indikator merupakan sumber
informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir setiap hari beberapa surat
kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator adalah
sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah
misalnya, secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk
mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya..
Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu instrument
untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang
meliputi beberapa aspek.
- Indikator Pembangunan
Ekonomi
- Masalah Pembangunan
Ekonomi di Indonesia
- Pertumbuhan Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
Pembangunan Ekonomi
memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing
Indikator Pembangunan Ekonomi :
A. Indikator
Moneter
Indikator ini berkaitan
dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh masyarakat.
Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :
Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula
sebagai indicator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi
antara Negara-negara nmaju dengan Negara sedang berkembang. Pendapatan per
kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan
masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak
perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara
berbagai Negara.
B. Indikator
Non-Moneter
Indikator ini merupakan
indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki
beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi
yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian tentang cara-cara
membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama,
merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang terjadi
dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara
memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini
dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan
Kravis.
Kelompok kedua, dengan
usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan
melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah
usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara
berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan
bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha
ini dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang
dirasa paling tepat adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara
ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan
di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding dengan menggunakan data
pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
C. Indikator
Campuran
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu
indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada
umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari
tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat
pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang,
pendidikan di NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat
melek huruf dan TPAk serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga,
dari perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni
; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan hak
asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat.
Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan
ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi
berupa kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa
indikasi berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang
tinggi, dan angka harapan hidup yang tinggi.
3. Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan
primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk. Indicator perumahan
yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan
listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4. Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan
angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini
juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan
angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber
penghasilan utama, dan status pekerjaan.
5. KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat
digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan
pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6. Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada
dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan
ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat
pendapatan dan konsumsi per kapita.
7. Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju
memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya
alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda
dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas
yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan
dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator
kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah
pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
8. Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi
perjalanan wiata per tahun.
9. Akses Media Massa
Akses media bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri. Indikatornya
antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.
D. Berikut beberapa perbandingan indikator pembangunan
ekonomi indonesia dengan beberapa negara lainya :
Jika di lihat dari tingkat
PDB ( Pendapatan domestik Bruto ) Indonesia berada pada peringkat 18 dunia.
Data ini di dapatkan dari world bank tahun 2009, namun apabila mengacu pada
data world bank tahun 2010 Indonesia Indonesia menduduki peringkat ke 16 dunia,
naik dua tingkat dari peringkat tahun 2009.
Masalah Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Krisis ekonomi yang
terjadi di Indonesia pada tahun 1998, menunjukkan bahwa pondasi pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat rapuh. Jika
ditelusuri lebih jauh, ada beberapa masalah pembangunan ekonomi Indonesia yaitu
sebagai berikut.
a. Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kemiskinan di Indonesia
merupakan kesenjangan kronis sejak tahun 1960-an yang diperparah dengan adanya
krisis sejak tahun 1997. Kebijakan reguler sektoral dan regional sejak tahun
1970-an hingga saat ini ternyata belum menurunkan jumlah penduduk miskin.
Kondisi kemiskinan
mengakibatkan daya saing nasional Indonesia melemah terhadap dunia
internasional. Daya saing Indonesia yang melemah mengakibatkan turunnya citra
bangsa. Oleh karena itu, masalah kemiskinan harus segera dituntaskan dan perlu
mendapat perhatian serius semua pihak.
Menurut Soetjipto
Wirosardjono dari data SUSENAS yang ada di BPS, keluarga-keluarga miskin
umumnya bertempat tinggal di kantong-kantong permukiman atau daerah yang kecil
kemungkinannya disentuh oleh kebijakan ditambah situasi bahwa mayoritas dari
mereka berpendidikan begitu rendah yang oleh Selo Sumardjan disebut sebagai
kemiskinan struktural. Jenis kemiskinan ini biasanya cenderung diwariskan dari
generasi ke generasi.
b. Pengangguran
Masalah utama pengangguran
yang banyak dihadapi oleh negara berkembang umumnya berkaitan erat dengan
ketidakseimbangan antara laju pertumbuhan angkatan kerja dan perluasan
kesempatan kerja. Pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan dan struktur penduduk yang berkaitan erat dengan aspek demografi,
serta tingkat partisipasi penduduk dalam pasar kerja yang berkaitan erat dengan
aspek sosial ekonomi.
c. Berbagai Ketimpangan Hasil Pembangunan
Ada beberapa persoalan
yang berkaitan dengan ketimpangan hasil pembangunan. Ketimpangan tersebut
mencakup beberapa hal yaitu sebagai berikut
1. Ketidakmerataan Pendapatan Nasional
Menurut kriteria Bank
Dunia, porsi pendapatan nasional dinikmati oleh
tiga golongan masyarakat yaitu sebagai berikut.
a) Golongan berpendapatan tinggi: 20% dari jumlah
penduduk.
b) Golongan berpendapatan menengah: 40% dari jumlah
penduduk.
c) Golongan berpendapatan rendah: 40% dari jumlah
penduduk.
Data dari Badan Pusat
Statistik menunjukkan bahwa tahun 2010, 0,2% berpendapatan tertinggi, 56,5%
berpendapatan menengah, dan 43,3% berpendapatan terendah.
2. Ketidakmerataan Pendapatan Spasial
Ketidakmerataan spasial
terjadi antara penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dengan penduduk yang
tinggal di daerah perkotaan. Di Indonesia pembagian pendapatan relatif lebih
merata di daerah pedesaan dibandingkan dengan daerah perkotaan.
3. Ketidakmerataan Pendapatan Regional
Ketidakmerataan pendapatan
antarwilayah khususnya terjadi antara wilayah Jawa dengan luar Pulau Jawa.
Secara umum, distribusi pendapatan di kalangan lapisan-lapisan masyarakat di
luar Pulau Jawa lebih baik daripada di Pulau Jawa.
4. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial terjadi
antara orang-orang desa dengan orang-orang kota dan juga kesenjangan
antardaerah. Indeks mutu hidup orang-orang kota jauh lebih baik daripada
penduduk yang tinggal di desa. Selain itu, kualitas hidup penduduk di kawasan
timur Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan saudara-saudara mereka di
kawasan barat dan tengah.
Pertumbuhan ekonomi adalah
proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya dengan tingkat
pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya dikaitkan dengan tingkat
pembangunan ekonomi, atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan
dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu
mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil
dan menengah yang kekurangan modal.
Kebijakan mempercepat
pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemerintah adalah:
Kebijakan diversivikasi
kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memodernkan
kegiatan ekonomi yang ada. Sedankan langkah penting yang harus dilakukan adalah
mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat mempercepat informasi
kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern.
Mengembangkan
infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan infrasturuktur yang
modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur yang
berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan
perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.
Meningkatkan tabungan dan
investasi, pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat
rendah. Sedangakan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai
investasi yang dilakukan. Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan sebagai salah
satu sumber yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu syarat
penting yang perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyaraka
Meningkatkan taraf
pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu maupun dari segi secara
keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna dalam
pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung akan
memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, jadi semakin tinggi pendidikan maka
semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi,
kebijakan pemerintah yang konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak
dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada
tahap mula dari pembangunan ekonomi perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui
perencanaan pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta dan
pemerintah perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan yang telah
ditentuka
BAB III
PENUTUP
Indikator
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi memiliki
tiga Indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing
Indikator Pembangunan Ekonomi :
A. Indikator
Moneter
Indikator ini berkaitan
dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh masyarakat
B. Indikator
Non-Moneter
Indikator ini merupakan
indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat.
C. Indikator
Campuran
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Perumahan
4. Angkatan Kerja
5. KB dan Fertilitas
6. Ekonomi
7. Kriminalitas
8. Perjalanan Wisata
9. Akses Media Massa
Masalah
Pembangunan Ekonomi di Indonesia
a. Kemiskinan dan Keterbelakangan
b. penganguran
c. Berbagai Ketimpangan Hasil Pembangunan
Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah
proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya dengan tingkat
pertambahan penduduk.
Dalam penyusunan makalah ini yang dimana kami membahas
tentang “Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi”, penulis menggunakan sumber yang cukup
mendasar bagi judul makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan
diperbaiki. Untuk itu
penulis mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu
menyempurkan makalah ini.
No comments:
Post a Comment