Saturday 7 January 2017

Makalah : Analisis Lokasi Industri

ANALISI LOKASI INDUSTRI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Regional
Disusun Oleh:
MISWARY
( 1406010016 )
DOSPEN: MARZALINA, SE,M.Si

FAKULTAS  EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
2016


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatdan hidayahNya kami dapat menyelesaiakan makalah ini dengan tepat waktu.Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Marzalina, SE, M.Si atas bimbingannya selaku dosen mata kuliah Ekonomi Regional. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan kepada kamidalam menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari mungkin masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itukritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demikesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Matangglumpangdua, 20 Desember 2016

Penyusun




BAB 1

PENDAHULUAN

 1.1.Latar Belakang

Kegiatan industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi. Mengingat pengaruhkegiatan ekonomi di dalam ruang kegiatan tidak terbatas pada batas administrasi, makadalam pembangunan industri yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi, juga tidakmengenal batas administratif. Dengan kata lain dalam memberikan definisi suatu lokasikegiatan industri, pendekatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pengamatan fungsitertentu, baik secara ekonomi ruang maupun secara fisik.Pembangunan kawasan industri merupakan salah satu sarana untukmengembangkan industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan kemudahandan daya tarik untuk berinvestasi. Hal ini sejalan dengan amanat dalam UU Nomor 5tahun 1984 tentang perindustrian bahwa upaya untuk mendorong pembangunan industriperlu dilakukan melalui pembangunan lokasi industri yaitu berupa kawasan industri.Mendorong percepatan pembangunan kawasan industri, pemerintah telahmenetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang kawasan industri,dimana setiap perusahaan industri baru setelah diberlakukannya Peraturan Pemerintah,wajib masuk ke dalam kawasan industri. Pertimbangan mewngharuskan industri barumasuk dalam kawasan industri agar industri yang dibangun berada dalam tata ruangyang tepat dan benar, ramah lingkungan, pengelolaan yang efektif dan efisien sertamemudahkan dalam perencanaan dan pengadaan infrastruktur yang diperlukan.Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam perancanganpabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalahhal yang tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan. Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatanproduk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik).

 1.2.Rumusan Masalah

1.         Analis Lokasi Industri


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barangsetengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkankeuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi,ekspedisi (pengiriman barang), dan lain sebagainya.Memahami industri dapat dengan menelah pengertian industri menurut para ahli. Secara umum, industri dipahami sebagai suatu usaha atau aktivitas pengolahan bahanmentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untukmendapatkan keuntungan. Sebagai contoh: usaha perakitan (assembling ) dan jugareparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, namun juga dalam bentuk jasa.Berikut ini adalah uraian mengenai pengertian industri menurut para ahli danlembaga :
1.      Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebihtinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri danperekayasaan industri (Kartasapoetra, 2000)
2.              Pengertian industri dibagi ke dalam lingkup makro dan mikro. Secara mikro,pengertian industri sebagai kumpulan dari sejumlah perusahaan yang menghasilkanbarang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat salingmengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yakni cenderung bersifatmakro. Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadibatasan industri yaiu secara mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkanbarang sedangkan secara makro dapat membentuk pendapatan (Hasibuan, 2000)
3.      Dalam Undang-Undang Perindustrian Nomor 5 Tahun 1984, disebutkan bahwaindustri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebihtinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancangan bangun danperekayasaan industri



2.2 Penggolongan Industri Berdasarkan Pemilihan Lokasi

Penggolongan Industri Berdasarkan Pemilihan Lokasi yaitu :
1.      Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market orientedindustry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi targetkonsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong dimana konsumenpotensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2.      Industri yang berorientasi menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man poweroriented industry) adalah industri yang berada pada lokasi di pusat permukimanpenduduk karena biasanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja/pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3.      Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply orientedindustry) adalah jenis industri yang mendekati lokasi dimana bahan baku beradauntuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

2.3 Pengelompokan Lokasi Industri Besar dan Menengah

·         Kompleks Industri
Lokasi industri yang berlokasi di luar kota dan jauh dari permukiman penduduk,terutama untuk menampung industri-industri dasar dan lebih dikenal dengan istilahKompleks Industri yang menjadi inti Zona Industri.
·         Estat Industri (Industrial Estate)
Lahan yang dipersiapkan secara khusus guna menampung industri-industri yangbersifat manufaktur yang dikelola oleh suatu manajemen terpusat, dengan luasanyang cukup memadai bagi pengembangan sistem kegiatan industri yang terintegrasiyang lokasinya masih di dalam radius pelayanan sarana dan prasarana perkotaan.
·         Lahan Peruntukan Industri/Kawasan Industri (Umum)
Lokasi industri yang telah ditetapkan dalam Master Plan suatu daerah / kota yangbiasanya terletak pada jalur jalan regional di luar wilayah yang dapat bersifatpertumbuhan pita atau plotting setempat dan masih berbaur dengan kegiatan lainsecara lebih teratur.


2.4 Pengelompokan Lokasi Industri Kecil

·         Permukiman Industri Kecil
Lokasi industri kecil yang biasanya berbaur dengan permukiman para pengusaha danpengrajin dalam tingkat aglomerasi yang cukup besar dari beraneka ragam jenisindustri kecil terkait, terletak di daerah pinggiran kota (daerah semi urban).
·         Sentra Industri Kecil
Lokasi industri kecil, berbaur atau tidak berbaur dengan daerah permukiman parapengrajin dalam jumlah relatif kecil atau industri-industri sejenis dan terletak didalam kota atau di pedesaan.
·         Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK)
Tempat-tempat usaha industri kecil yang dikelompokkan dan disediakan oleh suatubadan tertentu yang berupa los-los kerja. Sarana usaha industri kecil tersebutdimaksudkan untuk menunjang dan bekerjasama secara langsung dengan industribesar, biasanya terletak di dalam suatu estet industri

2.5 Tujuan Pengembangan Industri

·         Mendorong suatu wilayah meraih keunggulan daya saing yang berkelanjutan(sustainable competitive advantage)
·         Menciptakan pertumbuhan wilayah yang dinamis
·         Meningkatkan nilai tambah (value added) melalui pengembangan produk-produkunggulan

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri

Pemilihan lokasi industri membutuhkan pertimbangan. Disaat manajemen telahmemutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya menjadi tetap dansulit untuk dikurangi. Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhipemilihan lokasi industri :
1.      Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat dengandaerah konsumen. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengankonsumen adalah adanya kemudahan untuk mengetahui perubahan selerakonsumen, mengurangi resiko kerusakan dalam pengangkutan, apabila barangyang diproduksi tidak tahan lama, biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi jasa.

2.              Lokasi sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat daerah bahanbaku. Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakaimengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rasak dan berubahkualitas, resiko kekurangan bahan baku tinggi.
3.      Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yangdibutuhkanunskill,engan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidupsederhana, mobiiitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik,ataukah tenaga kerja skill,apabila pemisahaan membutuhkan fasilitas yang lebihbaik, adanya pemikiran masa depan yang cerah, dibutuhkan keahlian, dankemudahan untuk mencari pekerjaan lain.
4.      Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air yang jernih alami, jernih tidak alami, atau sembarang air.
5.              Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil operasi.
6.  Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas tegangan yang dibutuhkan.
7.      Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan jalanraya.
8.              Lingkungan masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di dekattempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.
9.              Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum yangdiatur undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum, usia kerjaminimum, dan kondisi lingkungan kerja.
10. Pembuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistempembuangan limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga k e s e i m b a n g a n  habitat
11.       Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part dan mesin-mesin untuk menekan biaya.
12.  Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dankesehatan kerja.

2.7.Teori Lokasi Industri Weber

Teori Lokasi merupakan sebuah ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi. Alfred Weber memiliki teori yang menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknyadiletakkan di tempat yang memiliki biaya yang paling minimal.
Menurut teori Weberpemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakanbahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerjayang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Dalammenjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku, Weber menggunakankonsep segitiga lokasi atau locational triangle  untuk memperoleh lokasi optimum yangmenunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku ataupasar. Istilah segitiga lokasional yang didasarkan pada asumsi :
1.      Bahwa daerah yang menjadi objek penelitian adalah daerah yang terisolasi.Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapatmemasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.
2.      Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.
3.      Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersediasecara terbatas pada sejumlah tempat.
4.      Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yangmobilitasnya tinggi.
 locational triangle  :
a.       Lokasi industri dekat bahan baku. Lokasi Industri dekat bahan baku mempunyai ciri-ciri: indek material lebih besar dari 1, berarti bahan mentah berkurang setelahdipabrikkan, maka biaya transportasi bahan mentah menuju pabrik lebih mahaldibandingkan biaya transportasi produksi jadinya menuju pasaran. Oleh karena itulokasi Industri dekat dengan bahan mentah.
b.      Lokasi industri dekat dengan pasar. Lokasi Industri dekat dengan pasar mempunyaiciri-ciri: indek material kurang dari 1, berarti berat bahan mentah bertambah setelahdipabrikan maka biaya transportasi bahan mentah menuju pabril lebih murahdibandingkan biaya transportasi produksi jadinya menuju ke pasar. Oleh karena itulokasi industry dekat dengan pasar.
c.       lokasi industri netral. Lokasi Industri Netral mempunyai ciri-ciri: indek material=1,berarti bahan mentah tetap setelah dipabrikannya, maka lokasi Industri diletakkanantara lokasi bahan mentah dan lokasi pasar.Teori lokasi Weber ini menjelaskan bahwa kegiatan yang lebih banyak menggunakanbahan baku cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan baku, sepertipabrik alumunium lokasinya harus dekat lokasi tambang dan dekat dengan sumberenergi (listrik).
Perluasan Teori Weber
Teori ini tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi terbaik secara ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal adalah memberikan keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diperoleh dengan cara mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di lapangan sulit ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least cost location dan maksimum revenue location.
Isi Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri yang biayanya paling minimal (prinsip least cost location) dan untuk mendapatkan enam pra – kondisi tersebut perlu diasumsikan :
a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduk (berkaitan dengan ketrampilan).
b)  Sumber daya atau bahan mentah yang terdapat di tempat tertentu saja.
c) Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun juga.
d) Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut dan dipindahkan.
e) Terdapatnya kompetisi antara industri.
f)  Manusia itu berpikir rasional.





BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengembangan dari pendapat  Robinson dalam Daldjoeni (1997:58) ada sejumlah faktor yang ikut menentukan keberadaan lokasi industri, yaitu:
a)Faktor geografis; termasuk lokasi bahan baku, suplai air, dll.
b)Faktor sosial-budaya; termasuk suplai tenaga kerja, daerah pemasaran, aktivitas ekonomi, dan keadaan politik.
c) Faktor teknologi; termasuk rekayasa/pengolahan produk, teknologi sumber daya energi,dan kemudahan fasilitas transportasi.
Menurut Hasvia (2000) dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh Weber lokasi yang optimal bagi kegiatan industri adalah tempat dimana biaya yang minimal (least cost location) tersebut digunakan dalam kondisi sebagai berikut :
a)    Adanya keseragaman keadaan topografi
b)  Adanya ketersediaan bahan mentah yang tersedia dimana-mana
c) Adanya upah buruh yang seragam di tiap-tiap wilayah
d)    Biaya transportasi
e)    Adanya kompetisi antar industri.
f)     Serta adanya manusia yang berfikir rasional.
Adapun syarat yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri antara lain :
a)Ketersediaan bahan baku.
b)Ketersediaan sumber tenaga kerja yang memiliki keterampilan.
c)Adanya modal usaha yang cukup operasionalisasi.
d)Adanya jaringan pemasaran dan modal transportasi yang cukup.
e)Mempunyai manajemen organisasi perusahaan yang efisien dan efektif.

3.2. Saran

Oleh karena itukritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demikesempurnaan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA


Santoso, Eko Budi dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi Dan Keruangan (RP09-1209) Surabaya : ProgramStudi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember



No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional