ANALISI LOKASI INDUSTRI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Ekonomi Regional
Disusun Oleh:
MISWARY
( 1406010016
)
DOSPEN: MARZALINA,
SE,M.Si
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatdan hidayahNya kami dapat menyelesaiakan makalah
ini dengan tepat waktu.Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Marzalina, SE, M.Si atas bimbingannya selaku dosen mata kuliah Ekonomi
Regional. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan
kepada kamidalam menyelesaikan makalah
ini.Kami menyadari mungkin masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itukritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demikesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Matangglumpangdua, 20 Desember 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Kegiatan
industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi. Mengingat pengaruhkegiatan
ekonomi di dalam ruang kegiatan tidak terbatas pada batas administrasi,
makadalam pembangunan industri yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi, juga
tidakmengenal batas administratif. Dengan kata lain dalam memberikan definisi
suatu lokasikegiatan industri, pendekatan yang dilakukan lebih diarahkan pada
pengamatan fungsitertentu, baik secara ekonomi ruang maupun secara fisik.Pembangunan kawasan industri merupakan salah satu
sarana untukmengembangkan industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan
kemudahandan daya tarik untuk berinvestasi. Hal ini sejalan dengan
amanat dalam UU Nomor 5tahun 1984 tentang perindustrian bahwa upaya untuk
mendorong pembangunan industriperlu dilakukan melalui pembangunan lokasi
industri yaitu berupa kawasan industri.Mendorong percepatan pembangunan
kawasan industri, pemerintah telahmenetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2009 tentang kawasan industri,dimana setiap perusahaan industri baru
setelah diberlakukannya Peraturan Pemerintah,wajib masuk ke dalam kawasan
industri. Pertimbangan mewngharuskan industri barumasuk dalam kawasan industri
agar industri yang dibangun berada dalam tata ruangyang tepat dan benar, ramah
lingkungan, pengelolaan yang efektif dan efisien sertamemudahkan
dalam perencanaan dan pengadaan infrastruktur yang
diperlukan.Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam
perancanganpabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian strategi
lokasi adalahhal yang tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan.
Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu sektor barang memerlukan lokasi
untuk melakukan kegiatan pembuatanproduk barang tersebut atau tempat
memproduksi (pabrik).
1.2.Rumusan Masalah
1.
Analis Lokasi Industri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Industri
Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barangsetengah
jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkankeuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa.Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah
pada asuransi, perbankan, transportasi,ekspedisi (pengiriman barang), dan
lain sebagainya.Memahami industri dapat dengan menelah pengertian industri menurut para ahli. Secara
umum, industri dipahami sebagai suatu usaha atau aktivitas pengolahan
bahanmentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki
nilai tambah untukmendapatkan keuntungan. Sebagai contoh: usaha perakitan
(assembling ) dan jugareparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
namun juga dalam bentuk jasa.Berikut ini adalah uraian mengenai pengertian
industri menurut para ahli danlembaga :
1.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku,barang setengah jadi dan atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebihtinggi lagi penggunaannya, termasuk
kegiatan rancang bangun industri danperekayasaan industri (Kartasapoetra, 2000)
2.
Pengertian industri dibagi ke dalam lingkup makro dan
mikro. Secara mikro,pengertian industri sebagai kumpulan dari sejumlah
perusahaan yang menghasilkanbarang-barang
homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat salingmengganti sangat
erat. Dari segi pembentukan pendapatan yakni cenderung bersifatmakro.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadibatasan
industri yaiu secara mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkanbarang sedangkan secara makro dapat membentuk
pendapatan (Hasibuan, 2000)
3.
Dalam Undang-Undang Perindustrian Nomor 5
Tahun 1984, disebutkan bahwaindustri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan
mentah, bahan baku,barang setengah jadi,
dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebihtinggi untuk
penggunaannya termasuk kegiatan rancangan bangun danperekayasaan industri
2.2 Penggolongan Industri
Berdasarkan Pemilihan Lokasi
Penggolongan Industri Berdasarkan Pemilihan Lokasi
yaitu :
1.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
pasar (market orientedindustry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan
lokasi potensi targetkonsumen. Industri jenis ini akan mendekati
kantong-kantong dimana konsumenpotensial berada. Semakin dekat ke pasar akan
semakin menjadi lebih baik.
2.
Industri yang berorientasi menitikberatkan pada tenaga
kerja / labor (man poweroriented industry) adalah industri yang berada pada
lokasi di pusat permukimanpenduduk karena biasanya jenis industri tersebut
membutuhkan banyak pekerja/pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
bahan baku (supply orientedindustry) adalah jenis industri yang mendekati
lokasi dimana bahan baku beradauntuk
memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
2.3 Pengelompokan Lokasi
Industri Besar dan Menengah
·
Kompleks Industri
Lokasi industri yang berlokasi di luar
kota dan jauh dari permukiman penduduk,terutama untuk menampung
industri-industri dasar dan lebih dikenal dengan istilahKompleks Industri yang
menjadi inti Zona Industri.
·
Estat Industri (Industrial Estate)
Lahan yang dipersiapkan secara khusus guna
menampung industri-industri yangbersifat manufaktur yang dikelola oleh suatu
manajemen terpusat, dengan luasanyang cukup memadai bagi pengembangan sistem
kegiatan industri yang terintegrasiyang lokasinya masih di dalam radius
pelayanan sarana dan prasarana perkotaan.
·
Lahan Peruntukan Industri/Kawasan Industri (Umum)
Lokasi industri yang telah ditetapkan
dalam Master Plan suatu daerah / kota yangbiasanya terletak pada jalur jalan
regional di luar wilayah yang dapat bersifatpertumbuhan pita atau plotting
setempat dan masih berbaur dengan kegiatan lainsecara lebih teratur.
2.4 Pengelompokan Lokasi
Industri Kecil
·
Permukiman Industri Kecil
Lokasi industri kecil yang biasanya
berbaur dengan permukiman para pengusaha danpengrajin dalam tingkat aglomerasi
yang cukup besar dari beraneka ragam jenisindustri kecil terkait, terletak
di daerah pinggiran kota (daerah semi urban).
·
Sentra Industri Kecil
Lokasi industri kecil, berbaur atau tidak
berbaur dengan daerah permukiman parapengrajin dalam jumlah relatif kecil
atau industri-industri sejenis dan terletak didalam kota atau
di pedesaan.
·
Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK)
Tempat-tempat usaha industri kecil
yang dikelompokkan dan disediakan oleh suatubadan tertentu yang
berupa los-los kerja. Sarana usaha industri kecil tersebutdimaksudkan untuk menunjang dan bekerjasama
secara langsung dengan industribesar, biasanya terletak di dalam suatu
estet industri
2.5 Tujuan Pengembangan
Industri
·
Mendorong suatu wilayah meraih keunggulan daya
saing yang berkelanjutan(sustainable competitive advantage)
·
Menciptakan pertumbuhan wilayah yang dinamis
·
Meningkatkan nilai tambah (value added) melalui
pengembangan produk-produkunggulan
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi
Pemilihan Lokasi Industri
Pemilihan
lokasi industri membutuhkan pertimbangan. Disaat manajemen telahmemutuskan
untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya menjadi tetap dansulit
untuk dikurangi. Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhipemilihan
lokasi industri :
1.
Letak konsumen atau pasar, yaitu
penempatan pabrik di dekat dengandaerah konsumen.
Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengankonsumen
adalah adanya kemudahan untuk mengetahui perubahan selerakonsumen, mengurangi resiko kerusakan dalam
pengangkutan, apabila barangyang diproduksi tidak tahan lama, biaya
angkut mahal, khususnya untuk produksi jasa.
2.
Lokasi sumber bahan baku, yaitu penempatan
pabrik di dekat daerah bahanbaku. Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila
bahan baku yang dipakaimengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah
rasak dan berubahkualitas, resiko
kekurangan bahan baku tinggi.
3.
Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yangdibutuhkanunskill,engan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidupsederhana,
mobiiitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik,ataukah
tenaga kerja skill,apabila pemisahaan membutuhkan
fasilitas yang lebihbaik, adanya pemikiran
masa depan yang cerah, dibutuhkan keahlian, dankemudahan untuk mencari
pekerjaan lain.
4.
Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air yang jernih
alami, jernih tidak alami, atau sembarang air.
5.
Suhu udara, faktor ini mempengaruhi
kelancaran proses dan kualitas hasil operasi.
6. Listrik,
disesuaikan dengan produk yang
dihasilkan kapasitas tegangan yang dibutuhkan.
7.
Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai,
kereta api, dan angkutan jalanraya.
8.
Lingkungan masyarakat, dan sikap yang
muncul apabila didirikan pabrik di dekattempat
tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.
9.
Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak.
Aspek umum yangdiatur undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum,
usia kerjaminimum, dan kondisi
lingkungan kerja.
10. Pembuangan
limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistempembuangan limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga k e s e i m b a n g a n habitat
11.
Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part dan mesin-mesin untuk menekan biaya.
12. Fasilitas
untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dankesehatan
kerja.
2.7.Teori Lokasi Industri
Weber
Teori
Lokasi merupakan sebuah ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan
ekonomi. Alfred Weber memiliki teori yang menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknyadiletakkan
di tempat yang memiliki biaya yang paling minimal.
Menurut
teori Weberpemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya.
Weber menyatakanbahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya
transportasi dan tenaga kerjayang minimum adalah identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Dalammenjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan
bahan baku, Weber menggunakankonsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum yangmenunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi
bahan baku ataupasar. Istilah segitiga lokasional yang didasarkan pada asumsi :
1.
Bahwa daerah yang menjadi objek penelitian adalah
daerah yang terisolasi.Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua
unit perusahaan dapatmemasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan
sempurna.
2.
Semua sumber daya alam tersedia secara
tidak terbatas.
3.
Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral
adalah sporadik tersediasecara terbatas pada sejumlah tempat.
4. Tenaga
kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga
yangmobilitasnya tinggi.
locational
triangle :
a.
Lokasi industri dekat bahan baku. Lokasi Industri
dekat bahan baku mempunyai ciri-ciri: indek material lebih besar dari 1,
berarti bahan mentah berkurang setelahdipabrikkan, maka biaya transportasi
bahan mentah menuju pabrik lebih mahaldibandingkan biaya transportasi produksi
jadinya menuju pasaran. Oleh karena itulokasi Industri dekat dengan
bahan mentah.
b.
Lokasi industri dekat dengan pasar. Lokasi
Industri dekat dengan pasar mempunyaiciri-ciri: indek material kurang dari 1,
berarti berat bahan mentah bertambah setelahdipabrikan maka biaya transportasi
bahan mentah menuju pabril lebih murahdibandingkan biaya transportasi produksi
jadinya menuju ke pasar. Oleh karena itulokasi industry dekat dengan pasar.
c. lokasi
industri netral. Lokasi Industri Netral mempunyai ciri-ciri: indek
material=1,berarti bahan mentah tetap setelah dipabrikannya, maka lokasi
Industri diletakkanantara lokasi bahan mentah dan lokasi pasar.Teori
lokasi Weber ini menjelaskan bahwa kegiatan yang lebih banyak menggunakanbahan
baku cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan baku,
sepertipabrik alumunium lokasinya harus dekat lokasi tambang dan dekat dengan
sumberenergi (listrik).
Perluasan Teori Weber
Teori ini
tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi terbaik
secara ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal adalah
memberikan keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diperoleh
dengan cara mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di
lapangan sulit ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least cost location dan maksimum revenue location.
Isi Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri
yang biayanya paling minimal (prinsip least cost location) dan untuk
mendapatkan enam pra – kondisi tersebut perlu diasumsikan :
a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi,
iklim dan penduduk (berkaitan dengan ketrampilan).
b) Sumber daya atau bahan mentah yang
terdapat di tempat tertentu saja.
c) Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun
juga.
d) Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan
mentah yang diangkut dan dipindahkan.
e) Terdapatnya kompetisi antara industri.
f) Manusia itu berpikir rasional.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengembangan dari pendapat Robinson
dalam Daldjoeni (1997:58) ada sejumlah faktor yang ikut menentukan keberadaan
lokasi industri, yaitu:
a)Faktor
geografis; termasuk lokasi bahan baku, suplai air, dll.
b)Faktor
sosial-budaya; termasuk suplai tenaga kerja, daerah pemasaran, aktivitas
ekonomi, dan keadaan politik.
c) Faktor
teknologi; termasuk rekayasa/pengolahan produk, teknologi sumber daya
energi,dan kemudahan fasilitas transportasi.
Menurut Hasvia (2000) dasar-dasar pemikiran yang
dikemukakan oleh Weber lokasi yang optimal bagi kegiatan industri adalah tempat
dimana biaya yang minimal (least cost location) tersebut
digunakan dalam kondisi sebagai berikut :
a)
Adanya keseragaman keadaan topografi
b) Adanya
ketersediaan bahan mentah yang tersedia dimana-mana
c) Adanya
upah buruh yang seragam di tiap-tiap wilayah
d)
Biaya transportasi
e)
Adanya kompetisi antar industri.
f)
Serta adanya manusia yang berfikir rasional.
Adapun syarat yang diperlukan untuk tumbuh dan
berkembangnya kegiatan industri antara lain :
a)Ketersediaan
bahan baku.
b)Ketersediaan
sumber tenaga kerja yang memiliki keterampilan.
c)Adanya
modal usaha yang cukup operasionalisasi.
d)Adanya
jaringan pemasaran dan modal transportasi yang cukup.
e)Mempunyai
manajemen organisasi perusahaan yang efisien dan efektif.
3.2. Saran
Oleh
karena itukritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demikesempurnaan
makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Santoso,
Eko Budi dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi Dan Keruangan (RP09-1209) Surabaya :
ProgramStudi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember
No comments:
Post a Comment