BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Strategi menurut Kemp ( 1995 ) adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan
pendapatnya Kemp, Dick and Carey ( 1985 ) juga menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama – sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta
didik atau siswa.
Model – model pembelajaran sendiri biasanya
disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun
model pembelajaran berdasarkan prinsip – prinsip pembelajaran, teori – teori
psikologis, sosiologis, analisis system, atau teori – teori lain yang mendukung.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Namun pada hal ini, penulis akan
mengupas lebih dalam kembali tentang model pembelajaran PAKEM ( Partisipatif,
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ).
Oleh karena itu, penulis mengambil judul “
Model Pembelajaran PAKEM ( Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan ) “
1.2 Perumusan Masalah
Didalam makalah ini, penulis mengambil perumusan masalah sebagai
berikut :
a. Apa pengertian dan Model – model pembelajaran
apa saja yang mendukung pembelajaran PAKEM ?
1.3 Tujuan Penulisan
Didalam makalah ini, penulis dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
a.
Untuk
mengetahui pengertian dan mengetahui model – model pembelajaran yang mendukung
pembelajaran PAKEM
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian PAKEM
PAKEM
berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (
student centered learning ) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (
learning is fun ), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa
diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. Untuk itu, maka
aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran
PAKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi anak agar anak mengadakan
ekplorasi, kreasi, dan berekspresimen terus dalam pembelajaran.
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi
pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif,
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
2.2. Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembe
pembelajaranlajaran ini menitikberatkan
pada keterlibatan siswa pada kegiatan ( childcentre/student centre)
bukan pada dominasi guru dalamn materi pelajaran (teacher centre). Jadi
pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru
berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar
kelas.
2.3. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses
pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran
aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap
berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Pembelajaran
aktif memiliki persamaan dengan model pembelajaran self discovery
learning, yakni pembelajaran yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan
kesimpulan sendiri sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari –
hari.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak
memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan
belajar ( to facilitate of learning ) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif
dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan
arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses
pembelajaran.
2.4. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses
pembelajaran yang mengharuskan guru
untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi,
misalnya kerja kelompok, bermain peran dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk
merangsang kreatifitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir
maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan
berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada atau memperbaiki sesuatu.
Berpikir kritis harus dikembangkan dalam
proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreatifitasnya. Pada
umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut (
Mulyasa,2006:192 ).
a. Tahap pertama : persiapan, yaitu proses
pengumpulan informasi untuk diuji.
b. Tahap kedua : inkubasi, yaitu suatu rentang
waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sanpai diperolehnya
keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.
c. Tahap ketiga : iluminasi, yaitu suatu kondisi
untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.
d. Tahap keempat : verifikasi, yaitu pengujian
kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep atau teori.
Siswa
dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan
sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya
dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
2.5. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalam baru kepada
siswa, serta mengantarkan mereka dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus
dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana
pembelajaran betul – betul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan
kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keteribatan
siswa secara aktif, karena muntuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut
dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya, hal ini merupakan proses
pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman
yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.
Pembelajaran efektif perlu didukung oleh
suasana dan lingkungan belajar yang memadai / kondusif. Oleh karena itu, guru
harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi /
materi pembelajaran, dan mengelola sumber – sumber belajar. Menciptakan kelas
yang efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa
dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Kenneth D. More, ada tujuh langkah dalam
mengimplementasikan pembelajaran efektif, yaitu :
v Perencanaan
v Perumusan tujuan / kompetensi
v Pemaparan perencanaan pembelajaran kepada
siswa
v Proses pembelajaran dengan menggunakan
berbagai strategi ( multistrategi )
v Evaluasi
v Menutup proses pembelajaran dan
v Follow up / tindak lanjut
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif
dilakukan melalui prosedur sebagai berikut :
Ø Melakukan apersepsi
Ø Melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan
materi pokokdan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi
metode
Ø Melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu
mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa
Ø Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta
– fakta dan data / dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan
program pembelajaran
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif,
guru harus memerhatikan beberapa hal, yaitu :
ü Pengelolaan tempat belajar
ü Pengelolaan siswa
ü Pengelolaan kegiatan pembelajaran
ü Pengelolaan konten / materi pelajaran dan
ü Pengelolaaan media dan sumber belajar
2.6. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan ( joyfull
instruction ) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau
tertekan ( not under preasure ) ( Mulyasa, 2006:194 ). Dengan kata lain,
pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra
belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutupkemungkinan guru belajar
dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak
ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang
menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih
materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat
melibatkan siswa secara optimal.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAKEM,
yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refkeksi. Apabila dalam suatu
pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAKEM terpenuhi.
a. Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa di ajarkan dapat
belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya antara
lain seperti eksperimen, pengamatan, penyelidikan , dan wawancara. Aspek
pengalaman ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui
pengalaman langsung.
b. Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan
beberapa bentuk, mengemukakan pendapat, peresentasi laporan, dan memajangkan
hasil kerja. Kegiatan ini siswa dapat mengungkapakan gagasan, dapat
mengkonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orang
lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.
c. Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan
cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal
seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh siswa-siswa berpeluang untuk
terkorelasi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan
hasil belajar meningkat.
d. Refleksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan
kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka belajar.
Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna yangbtelah
dikeluarkan oleh siswa dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini
siswa diharapkan juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru.
Model-model pembelajaran yang mendukung
pembelajaran PAKEM menurut Udin S.Saud ( Rusman, 2010:329) antara lain:
1. Pembelajaran kuantum
2. Pembelajaran berbasis kompetensi
3. Pembelajaran kontekstual
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
PAKEM
berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (
student centered learning ) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (
learning is fun ), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa
diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. Untuk itu, maka
aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran
PAKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi anak agar anak mengadakan
ekplorasi, kreasi, dan berekspresimen terus dalam pembelajaran.
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi
pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif,
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Aspek – aspek yang mempengaruhi model pembelajaran PAKEM antara lain:
Pengalaman, Komunikasi, Interaksi dan Refleksi dimana diantaranya sangat
mempengaruhi satu sama lain guna mencapai criteria model pembelajaran PAKEM.
3.2.Saran
Model – model pembelajaran sendiri biasanya
disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun
model pembelajaran berdasarkan prinsip – prinsip pembelajaran, teori – teori
psikologis, sosiologis, analisis system, atau teori – teori lain yang mendukung.Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Sebagai calon seorang
Guru sebaiknya kita sebagai Mahasiswa lebih dahulu memahami berbagai model –
model pembelajaran yang sudah tersedia di kalangan Pendidikan agar nantinya
kita tidak salah memilih model pembelajaran yang dimana sangat menentukan
sekali di dalam proses pembelajaran di Sekolah yang nantinya akan sebagai dasar
pembelajaran yang diberikan oleh seorang Guru.