Tuesday 27 October 2015

Makalah : Model Pembelajaran PAKEM ( Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan )

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Strategi menurut Kemp ( 1995 ) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapatnya Kemp, Dick and Carey ( 1985 ) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama – sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau siswa.
Model – model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip – prinsip pembelajaran, teori – teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teori – teori  lain yang mendukung.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Namun pada hal ini, penulis akan mengupas lebih dalam kembali tentang model pembelajaran PAKEM ( Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ).
Oleh karena itu, penulis mengambil judul “ Model Pembelajaran PAKEM ( Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ) “

1.2  Perumusan Masalah

Didalam makalah ini, penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut :
a.       Apa pengertian dan Model – model pembelajaran apa saja yang mendukung pembelajaran PAKEM ?

1.3  Tujuan Penulisan          

Didalam makalah ini, penulis dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui pengertian dan mengetahui model – model pembelajaran yang mendukung pembelajaran PAKEM

BAB II

PEMBAHASAN


2.1.Pengertian PAKEM

PAKEM  berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak ( student centered learning ) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan ( learning is fun ), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. Untuk itu, maka aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran PAKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi anak agar anak mengadakan ekplorasi, kreasi, dan berekspresimen terus dalam pembelajaran.
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2.2. Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembe pembelajaranlajaran ini menitikberatkan  pada keterlibatan siswa pada kegiatan ( childcentre/student centre) bukan pada dominasi guru dalamn materi pelajaran (teacher centre). Jadi pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

2.3. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Pembelajaran  aktif memiliki persamaan dengan model pembelajaran self discovery learning, yakni pembelajaran yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar ( to facilitate of learning ) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.

2.4. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan  guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreatifitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreatifitasnya. Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut ( Mulyasa,2006:192 ).
a.       Tahap pertama : persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji.
b.      Tahap kedua : inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sanpai diperolehnya keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.
c.       Tahap ketiga : iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.
d.      Tahap keempat : verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep atau teori.
Siswa  dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.

2.5. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif  jika mampu memberikan pengalam baru kepada siswa, serta mengantarkan mereka dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul – betul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keteribatan siswa secara aktif, karena muntuk menafsirkan informasi yang  disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya, hal ini merupakan proses pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.
Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai / kondusif. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi / materi pembelajaran, dan mengelola sumber – sumber belajar. Menciptakan kelas yang efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Kenneth D. More, ada tujuh langkah dalam mengimplementasikan pembelajaran efektif, yaitu :
v  Perencanaan
v  Perumusan tujuan / kompetensi
v  Pemaparan perencanaan pembelajaran kepada siswa
v  Proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi ( multistrategi )
v  Evaluasi
v  Menutup proses pembelajaran dan
v  Follow up / tindak lanjut



Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut :
Ø  Melakukan apersepsi
Ø  Melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokokdan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode
Ø  Melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa
Ø  Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta – fakta dan data / dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus memerhatikan beberapa hal, yaitu :
ü  Pengelolaan tempat belajar
ü  Pengelolaan siswa
ü  Pengelolaan kegiatan pembelajaran
ü  Pengelolaan konten / materi pelajaran dan
ü  Pengelolaaan media dan sumber belajar

2.6. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan ( joyfull instruction ) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan ( not under preasure ) ( Mulyasa, 2006:194 ). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutupkemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.


Ada empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refkeksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAKEM terpenuhi.
a.      Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa di ajarkan dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya antara lain seperti eksperimen, pengamatan, penyelidikan , dan wawancara. Aspek pengalaman ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung.
b.      Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, mengemukakan pendapat, peresentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja. Kegiatan ini siswa dapat mengungkapakan gagasan, dapat mengkonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.
c.       Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh siswa-siswa berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar meningkat.
d.      Refleksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka belajar. Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna yangbtelah dikeluarkan oleh siswa dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa diharapkan juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru.
Model-model pembelajaran yang mendukung pembelajaran PAKEM menurut Udin S.Saud ( Rusman, 2010:329) antara lain:
1. Pembelajaran kuantum
2. Pembelajaran berbasis kompetensi
3. Pembelajaran kontekstual

BAB III

PENUTUP


3.1.Kesimpulan


PAKEM  berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak ( student centered learning ) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan ( learning is fun ), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. Untuk itu, maka aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran PAKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi anak agar anak mengadakan ekplorasi, kreasi, dan berekspresimen terus dalam pembelajaran.
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
            Aspek – aspek yang mempengaruhi model pembelajaran PAKEM antara lain: Pengalaman, Komunikasi, Interaksi dan Refleksi dimana diantaranya sangat mempengaruhi satu sama lain guna mencapai criteria model pembelajaran PAKEM.

3.2.Saran


Model – model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip – prinsip pembelajaran, teori – teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teori – teori  lain yang mendukung.Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Sebagai calon seorang Guru sebaiknya kita sebagai Mahasiswa lebih dahulu memahami berbagai model – model pembelajaran yang sudah tersedia di kalangan Pendidikan agar nantinya kita tidak salah memilih model pembelajaran yang dimana sangat menentukan sekali di dalam proses pembelajaran di Sekolah yang nantinya akan sebagai dasar pembelajaran yang diberikan oleh seorang Guru.


Karya Tulis Ilmiah : Pengaru Zat Asam ( Cuka ) Terhadap Kalsium ( Telur Ayam )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang


            Pada suatu ketika terdapat percobaan telur ayam mentah dengan air cuka. Pada percobaan tersebut , telur yang direndam dengan air cuka beberapa hari kemudian diangkat dan ditiriskan mengalami perubahan tergadap kulit telur tersebut. Kulit telur menjadi lebih lemah / lunak dari sebelumnya.
            Dari percobaan diatas, peneliti ingin membuktikan benar tidaknya percobaan tersebut. Apakah asam yang terkandung dalam air cuka berpengaruh terhadap keringanan / kelunakan kulit telur tersebut.








BAB II

LANDASAN TEORITIS


            Cangkang telur sebagian besar tersusun oleh zat kapur yaitu Kalsium Karbonat ( CaCo3 ). Salah satu sifat Kalsium Karbonat adalah dapat larut dalam asam, walaupun tergolong dalam asam lemah, salah satunya adalah Asam Cuka. Saat cangkang telur direndam dalam air cuka, Kalsium Karbonat bereaksi dengan air cuka membentuk garam, sehingga Kalsium Karbonat larut dan yang tersisa adalah protein pengikat yang elastis. Asam cuka juga memiliki kemampuan untuk merusak suatu benda dan merubah ketebalannya. Jadi, asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur dan melunakkannya, sehingga kulit telur yang terendam air cuka akan melembek / melunak.








BAB III

METODE PENELITIAN


3.1. Hipotesis


Ø  Rendaman telur ayam dengan air cuka akan menimbulkan reaksi disekitar telur.
Ø  Air cuka berpengaruh terhadap keringanan dan kelunakan kulit telur.

3.2. Alat dan Bahan


Ø  Alat : 1 gelas
Ø  Bahan :
·  1 telur ayam mentah
·  Cuka secukupnya

3.3. Cara Kerja


Ø  Menyiapkan alat dan bahan
Ø  Memasukkan telur kedalam gelas
Ø  Menuangkan air cuka kedalam gelas secukupnya ( merendam penuh telur )
Ø  Mengamati reaksi yang terjadi pada telur
Ø  Mencatat hasil pengamatan
Ø  Membuat kesimpulan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian


            Telur ayam yang direndam air cuka setekah beselang beberapa menit, muncul gelembung-gelembung udara, sedikit demi sedikit yang keluar dari cangkang telur. Seiring berjalannya waktu, gelembung-gelembung udara yang keluar semakin banyak. Kemudian telur mengapung ke permukaan disertai dengan gelembung-gelembung udara. Cangkang telur akan mengelupas sedkit demi sedikit dan kulir telur mulai melunak.
            Setelah lebih kurang 24 jam, cangkang telur sudah mengelupas semuanya dan telur sudah kembali kedasar dan kemudian mengapung lagi dan kembali lagi kedasar dan tidak kembali lagi mengapung ke permukaan. Itu tandanya cangkang telur sudah lembek / melunak
Gambar.1.1. Telur yang dimasukkan ke dalam air cuka akan mengeluarkan gelembung.
Gambar.1.2. Telur mulai mengapung beserta gelembung-gelembung udara.
Gambar.1.3. Telur yang mulai mengelupas.
Gambar.1.4. Telur yang sudah mengelupas semua dan terasa lunak.

4.2. Pembahasan


            Dari penelitian yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui bahwa telur ayam yang telah direndam dengan air cuka mengalami perubahan yang sangat mencolok jika dibangdingkan dengan telur ayan yang biasanya kita lihat sehari-hari. Telur ayam yang direndam air cuka selama kurang satu hari cangkangnya mengelupas dan melunak, sehingga telur terasa lebih ringan dan kenyal ketika disentuh, berbedab dengan telur yang tidak direndam dengan air cuka, cangkangnya masih utuh dan terasa keras apabila disentuh. Telur yang direndam air cuka mengalami perubahan dikarenakan kandungan asam dari cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat, salah satunya kalsium, yang seperti kita ketahui sebagai penyususn utama cangkang telur.

 

 

 

 

 

 




BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan


            Air cuka berpengaruh terhadap keringanan dan kelunakan kulit telur ayam, sehingga telur ayam yang sudah direndam dengan air cuka mengalami perubahan. Semakin lama proses perendaman, maka semakin terlihat jelas perubahan yang terjadi pada telur ayam.

5.2. Saran


Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan karya tulis ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan.


Makalah : Sistem Pedidikan Nasional