Tuesday 30 June 2015

Cerpen : Sandiwara Cinta

Sandiwara Cinta
Oleh :  Safrina

            Pagi hari yang cerah ku terima satu pesan cinta dari kekasih hatiku. Seperti biasanya ia membangunkanku untuk menghadap sang pencipta.
            “sayang jangan lupa shalat subuh ya?”.aku selalu terbangun di setiap pesan masuk darinya.
            Pulang sekolah ku istirahat sejenak, sore harinya seperti biasanya aku berangkat les privat. Disana kutemui guru muda,kreatif, dan tampan, yang biasanya mengajariku praktek komputer.
            “selamat sore,apa yang  sudah kita pelajari kemarin ?” tanya bapak itu mengawali pelajaran kami.
            “sore pak….,kemarin kita belajar tentang adobe photoshop pak !” aku menjawabnya dengan lantang.
Guru tampan itu bernama pak Ardian.kalau di les aku sering memanggilnya dengan sebutan pak Dian. Namun kalau diluar jam les aku memanggilnya abang Dian.  Dia sendiri yang memintaku, karena tidak mau di panggil bapak,terlalu formal katanya.
            Aku mempunyai kekasih yang sangat mencintaiku. Dia juga sangat perhatian padaku, tetapi dia sangat posesif. Sifat kecemburuannya itulah yang membuat aku kurang suka darinya.
 Setiap pulang sekolah selulerku selalu menerima pesan dari sang pujaan hatiku.
            “sayang,sudah pulang sekolah belum..? kalau sudah pulang sayang hati-hati di jalan ya, sayang juga jangan bicara sama cowok ya………!!!” beginilah pesan yang tak pernah absen dari pujaan hatiku di setiap pulang sekolah.
            Pujaan hatiku namanya Syukran. Tak terasa dua tahun lamanya sudah lamanya aku sudah menjalin hubungan dengannya. Sampai di suatu hari datanglah pak Ardian bersama temannya Ardi ke rumahku untuk sekedar bersilaturahmi,aku tak tahu maksud kedatangannya yang pasti itu adalah salah satu alasannya.
            Aku sudah lama komunikasi sama Ardi kawan guru lesku itu. Tetapi aku belum mengenalnya dan dia juga belum mengenal aku. Pertama aku hanya menganggap dia hanya sebatas teman biasa saja. Karena perhatiannya yang lebih, akupun menaruh hati padanya. Sebenarnya, aku tidak tega mendua dari kekasihku Syukran. Karena dia itu orangnya baik, dan mempunyai paras yang tampan, tetapi aku juga merasa bosan dengan tingkahnya selama ini selalu mengekangku, padahal aku selalu menuruti kata-katanya.
            Dua bulan sudah aku berbagi cinta antara Syukran dan Ardi tanpa sepengetahuan Syukran atau Ardi kekasih pertamaku dan kedua. Syukran itu adalah salah satu santri yang ada di pesantren Darul Ulum. Kami jarang ketemu karena dia sebulan sekali pulang. Itu pun kalau ada sesuatu yang penting, jadi kami tidak sempat untuk bertemu. Tetapi semua itu tidak menjadi sebuah masalah kami berdua. Dia bisa menerima keadaanku dan aku juga mencoba menerima keadaannya.
            Sebulan lamanya aku menunggu kabar dari Ardi. Rindu rasanya menyesak dalam hatiku. Tiba-tiba saja aku menerima pesan dari nomor yang tak kukenali.
            “sayang…” itulah pesan yang masuk ke selulerku. Hatiku berdebar kencang. Langsung ku balas.
            “ini siapa ya ?”.
            “ini bang Ardi sayang…..”. aku pun sangat bahagia, aku meloncat-loncat kegirangan. Malam itupun kekasihku Ardi menelponku.
            Ardi :”assalamualaikum sayang…?”
            Aku :”waalaikumsalam sayang….”
            Ardi :”sayang gimana kabarnya sekarang ?”
            Aku : “sehat,sayang gimana ?”
            Ardi :”sehat juga”.
            Lama kami berbincang - bincang tiba-tiba telponnya putus, aku tidak tahu kenapa. Sampai sebulan aku harus menunggu kabarnya kembali. Ternyata akibat dia bermain hp. Hpnya pun disita oleh pemimpin pesantren itu. Dia menceritakannya sewaktu dia pulang dari pesantren Darul Ulum.
            Aku merasa senang dengan keadaan yang sedang menimpaku kali ini. Karena aku bisa mendapatkan perhatian yang lebih dari dua  orang laki-laki yang aku cintai. Aku juga merasa cemas. Aku takut kalau akhirnya nanti mereka tahu aku telah menduakan mereka dan mereka pasti akan meninggalkanku. Aku tidak ingin semuanya itu terjadi.
            “kring-kring.’ Dari luar aku langsung lari ke kamar karena hpku bunyi, ternyata kekasihku Syukran yang sudah menelponku dari tadi. Kali ini langsung ku angkat
            Aku :”hallo sayang..?”
            Syukran :”hy sayang…,sayang kenapa enggak ada kabar hari ini, abang disini memikirkan sayang.”
            Aku :”maaf sayang ya…adek enggak sempat ngasih kabar karena adek buru-buru pergi sekolahnya.
            Syukran :”ya sayang,tapi sayang jangan lupa jaga kesehatan sayang ya “
            Aku :”iya sayang “.
Setiap aku mengangkat telpon  darinya itu, selalu itu-itu saja yang di tanyakan kepadaku, terkadang aku marah sendiri, bukannya aku tidak suka laki-laki yang perhatian, aku suka, tapi jangan terlalu berlebihan.
Dulu aku di kenal dengan cewek setia di antara teman-temanku.tapi sekarang tidak lagi. Aku mendua karena aku sudah tidak tahan dengan perlakuan kekasihku Syukran yang semena-mena dalam hidupku. Aku merasa tertekan dengannya.
Sebenarnya aku juga capek dengan semua ini karena aku harus pandai dalam membagi waktuku, kalau tidak,semua ini bisa berantakan dan aku ditinggali keduanya.semoga saja ini bisa teratasi dengan baik
Inilah sandiwara cinta dalam hidupku, dan aku tidak tahu sampai kapan aku harus membohongi diriku sendiri, menyakiti orang yang sangat mencintaiku. Aku hanya mampu cemas setiap hari, dan bertanya akankah cintaku akan berakhir dengan tragis………?

TAMAT


No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional