BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kondisi
normal sinyal-sinyal elektrik yang berjalan di sepanjang sel-sel syaraf di otak
secara normal terkoordinir dengan baik dalam menghasilkan gerakan-gerakan
tertentu. Pada keadaan tertentu sinyal-sinyal elektrik tersebut dapat secara tiba-tiba melonjak dan
tak terkontrol lagi sehingga muncul gerakan-gerakan ritmis yang tak terkendali
bahkan hingga kejang (konvulsi).Penyebab terbesar terjadinya kejang adalah
suatu penyakit yang dinamakan EPILEPSI.
Antikonvulsi
digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (Epileptic
seizure ). Golongan obat ini lebih tepat dinamakan antiepilepsi, sebab obat ini
jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain. Bromida, obat pertama
yang digunakan untuk terapi epilepsi telah di tinggalkan karena ditemukanya
berbagai antiepilepsi baru yang lebih efektif.Fenobarbital diketahui memiliki
efek antikonvulsi spesifik, yang berarti efek antikonvulsinya tidak berkaitan
langsung dengan efek hipnotiknya.
Ada banyak jenis
antikonvulsi yang dipakai dalam mengobati epilepsi dengan masa kerja panjang .
antikonvulsi tidak dipakai untuk semua jenis serangan kejang, contohnya
hidantoin, fenitoin, efektif untuk mengobati serangan ke grand- mal
(tonik-klonik) dan serangan kejang psikomotor tetapi tidak efektif untuk
mengobati serangan kejang petit- mal (absence). Antikonvulsi biasanya dipakai
seumur hidup. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menghentikan antikonvulsi
jika dalam waktu 3-5 tahun terakhir tidak lagi terjadi serangan kejang.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Anti
Konvulsi
2. Untuk mengetahui Mekanisme Kerja, efek
samping dan cara mengatasinya
3. Untuk mengetahui contoh obat Anti
Konvulsi
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anti Konvulsi
Antikonvulsi
(anti kejang) digunakan untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (
epileticseizure) dan bangkitan non-epilepsi. Kebanyakan obat anti konvulsi
bersifat sedatif (meredakan). Semua obat antikonvulsi memiliki waktu paruh
panjang, dieliminasi dengan lambat, dan berkumulasi dalam tubuh pada penggunaan
kronis.
Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik
dan sering hanya digunakan pada kasus- kasus kejang karena Epileptik. Golongan obat ini lebih tepat
dinamakan Anti Epilepsi, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi
penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan
atau penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat
(disebut Bangkitan atau Seizure), dengan gejala utama kesadaran menurun sampai
hilang. Bangkitan ini biasanya disertai kejang (Konvulsi), hiperaktifitas
otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu disertai gambaran letupan
EEG obsormal dan eksesif. Berdasarkan
gambaran EEG, apilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat
paroksimal.
B. Mekanisme Kerja
Pada
prinsipnya ,obat antiepilepsi bekerja untuk menghambat proses inisiasi dan
penyebaran kejang. Namun, umumnya obat antiepilepsi lebih cenderung bersifat
membatasi proses penyebaran kejang daripada mencegah proses inisiasi. Dengan
demikian secara umum ada dua mekanisme kerja, yakni: peningkataninhibisi
(GABA-ergik) dan penurunan eksitasi yang kemudian memodifikasi konduksi ion: Na+,
Ca2+, K+, dan Cl- atau aktivitas
neurotransmitor, meliputi:
1)
Inhibisi kanal Na+ pada membrane
sel akson.
Contoh: fenitoin dan karbamazepin (pada dosis terapi),
fenobarbital dan asam valporat (dosis tinggi), lamotrigin, topiramat,
zonisamid.
2)
Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada
neuron thalamus (yang berperan sebagai pece-maker
untuk membangkitkan cetusan listrik umum di korteks).
Contoh: etosuksimid, asam valporat, dan clonazepam.
3)
Peningkatan inhibisi GABA
a.
Langsung
pada kompleks GABA dan kompleks Cl-.
Contoh:
benzodiazepine, barbitural.
b.
Menghambat
degradasi GABA, yaitu dengan mempengaruhi re-uptake
dan metabolism GABA.
Contoh:
tiagabin, vigabarin, asam valporat, gabapentin.
4)
Penurunan eksitasi glutamate, yakni melalui:
a.
Blok
reseptor NMDA, misalnya lamogatrigin.
b.
Blok
reseptor AMPA, misalnya fenobarbital, topiramat.
Banyak obat epilepsy
bekerja pada beberapa tempat.
C. Efek Samping dan Cara Mengatasinya
Efek samping obat anti
konvulsi:
1.
Jumlah sel darah putih & sel darah
merah berkurang
2.
Tenang
3.
Ruam kulit
4.
Pembengkakan gusi
5.
Penambahan berat badan, rambut rontok
Cara Mengatasi efek samping
obat Anti konvulsi:
1.
Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain
dari benda keras, tajam atau panas.
2.
Longgarakan pakaian, bila mungkin miringkan
kepala kesamping untuk mencegah
sumbatan jalan nafas.
3.
Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan
benda keras diantara gigi karena dapat mengakibatkan gigi patah.
4.
Biarkan istirahat setelah kejang, karena
penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang.
5.
laporkan adanya serangan pada kerabat dekat
penderita epilepsy ( penting untuk pemberian pengobatan dari dokter ).
6.
Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau
mengalami luka berat, segera larikan ke rumah sakit.
D. Contoh Obat Anti Konvulsi
Beberapa Obat Golongan
Antikonvulsi/ Antiepilepsi
1.
Golongan Hidantoin
Pada golongan
ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin, dari ketiga jenis
itu yang tersering digunakan adalan Fenitoin dan digunakan untuk semua jenis
bangkitan, kecuali bangkitan Lena.Fenitoin merupakan antikonvulsi tanpa efek
depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya penghambatan penjalaran rangsang dari
focus ke bagian lain di otak.
2.
Golongan Barbiturat
Golongan obat
ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi, yang sering
digunakan adalah barbiturate kerja lama ( Long Acting Barbiturates ).Jenis obat
golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini dapat
menekan letupan di focus epilepsy.
3.
Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis
obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek memperkuat depresi
pascatransmisi, sehingga transmisi impuls berurutan dihambat , trimetadion juga
dalam sediaan oral mudah diabsorpsi dari saluran cerna dan didistribusikan ke
berbagai cairan tubuh.
4.
Golongan Suksinimid
Yang sering
digunakan di klinik adalah jenis etosuksimid dan fensuksimid yang mempunyai
efek sama dengan trimetadion. Etosuksimid diabsorpsi lengkap melalui saluran
cerna, distribusi lengkap keseluruh jaringan dan kadar cairan liquor sama
dengan kadar plasma. Etosuksimid merupakan obat pilihan untuk bangkitan lena.
5.
Golongan Karbamazepin
Obat ini efektif
terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik klonik dan merupakan
obat pilihan pertama di Amerika Serikat untuk mengatasi semua bangkitan kecuali
lena.
Karbamazepin merupakan efek analgesic selektif terutama pada kasus
neuropati dan tabes dorsalis, namun mempunyai efek samping bila digunakan dalam
jangka lama, yaitu pusing, vertigo, ataksia, dan diplopia.
6.
Golongan Benzodiazepin
Salah satu
jenisnya adalah diazepam, disamping senagai anti konvulsi juga mempunyai efek
antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk status epileptikus.
Contoh-Contoh Obat Anti Konvulsi
Carbamazepine Carbatrol
Clobazam Clonazepam
Depakene Depakote
Depakote ER Diastat
Dilantin Felbatol
Frisium Gabapentin
Gabitril Keppra
Klonopin Lamictal
Lyrica Mysoline
Neurontin Phenobarbital
Phenytek Phenytoin
Sabril Tegretol
Tegretol XR Topamax
Trileptal Valproic
Acid
Zarontin Zonegran
Zonisamide.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anti konvulsi
adalah obat yang di gunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan
epilepsi (epilec
seizure).Bangkitan
ini biasa di sertai kejang{konvulsi}.hiperaktivitas otonom,gangguan sensoris
atau psikis.O bat anti konvulsi di sebut juga obat anti-epilepsi.
Epilepsi{berasal
dari bahasa Yunani berarti Kejang}atau di indonesia di kenal dngan penyakit
ayan. Ayan adalah penyakit yang
menyerang saraf sehinggaa fungsi saraf terganggu yang timbul secara tiba-tiba
dan berkala,biasa nya di sertai perubahan kesadaran.penyebab utama dari
epilepsi adalah akibat adanya muatan listrik yang cepat.
B. Saran
Dalam memberikan obat antikonvulsi kita sebagai Bidan harus selalu
memperhatikan faktor 5T1W agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Selalu
pertimbangkan dengan dokter mengenai masalah pemberian obat, dan juga selalu
cek obat 3 kali sebelum pemberian agar tidak terjadi efek samping yang
merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Tjay Tan Hoan,
Rahardja Kirana.( 2002 ). Obat Obat Penting Khasiat Penggunaan dan Efek Efek
Sampingnya. Edisi 5 cetakan kedua. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo
Gramedia.
Markam,Soemarmo.2011.Neurologi
Praktis.Widya Medika.Jakarta
FK UI. 2007.Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.Balai Penerbit FK UI.Jakarta
Katzung,Bertram G.2010.Farmakologi
Dasar Dan Klinik.Edisi 10.EGC.Jakarta
Wibowo,
Samekto. 2001. Farmakologi Neurologi. Edisi 1. Salemba Medika. Jakarta
No comments:
Post a Comment