Tuesday 9 February 2016

Makalah : Anti Konvulsi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada kondisi normal sinyal-sinyal elektrik yang berjalan di sepanjang sel-sel syaraf di otak secara normal terkoordinir dengan baik dalam menghasilkan gerakan-gerakan tertentu. Pada keadaan tertentu sinyal-sinyal elektrik  tersebut dapat secara tiba-tiba melonjak dan tak terkontrol lagi sehingga muncul gerakan-gerakan ritmis yang tak terkendali bahkan hingga kejang (konvulsi).Penyebab terbesar terjadinya kejang adalah suatu penyakit yang dinamakan EPILEPSI.
Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (Epileptic seizure ). Golongan obat ini lebih tepat dinamakan antiepilepsi, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain. Bromida, obat pertama yang digunakan untuk terapi epilepsi telah di tinggalkan karena ditemukanya berbagai antiepilepsi baru yang lebih efektif.Fenobarbital diketahui memiliki efek antikonvulsi spesifik, yang berarti efek antikonvulsinya tidak berkaitan langsung dengan efek hipnotiknya.
Ada banyak jenis antikonvulsi yang dipakai dalam mengobati epilepsi dengan masa kerja panjang . antikonvulsi tidak dipakai untuk semua jenis serangan kejang, contohnya hidantoin, fenitoin, efektif untuk mengobati serangan ke grand- mal (tonik-klonik) dan serangan kejang psikomotor tetapi tidak efektif untuk mengobati serangan kejang petit- mal (absence). Antikonvulsi biasanya dipakai seumur hidup. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menghentikan antikonvulsi jika dalam waktu 3-5 tahun terakhir tidak lagi terjadi serangan kejang.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui Pengertian Anti Konvulsi
2.      Untuk mengetahui Mekanisme Kerja, efek samping dan cara mengatasinya
3.      Untuk mengetahui contoh obat Anti Konvulsi


4.       
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Anti Konvulsi
Antikonvulsi (anti kejang) digunakan untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi ( epileticseizure) dan bangkitan non-epilepsi. Kebanyakan obat anti konvulsi bersifat sedatif (meredakan). Semua obat antikonvulsi memiliki waktu paruh panjang, dieliminasi dengan lambat, dan berkumulasi dalam tubuh pada penggunaan kronis.
Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan sering hanya digunakan pada kasus- kasus kejang karena Epileptik. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan Anti Epilepsi, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut Bangkitan atau Seizure), dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai kejang (Konvulsi), hiperaktifitas otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu disertai gambaran letupan EEG obsormal dan eksesif.  Berdasarkan gambaran EEG, apilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat paroksimal.

B.     Mekanisme Kerja
Pada prinsipnya ,obat antiepilepsi bekerja untuk menghambat proses inisiasi dan penyebaran kejang. Namun, umumnya obat antiepilepsi lebih cenderung bersifat membatasi proses penyebaran kejang daripada mencegah proses inisiasi. Dengan demikian secara umum ada dua mekanisme kerja, yakni: peningkataninhibisi (GABA-ergik) dan penurunan eksitasi yang kemudian memodifikasi konduksi ion: Na+, Ca2+, K+, dan Cl- atau aktivitas neurotransmitor, meliputi:
1)  Inhibisi kanal Na+ pada membrane sel akson.
Contoh: fenitoin dan karbamazepin (pada dosis terapi), fenobarbital dan asam valporat (dosis tinggi), lamotrigin, topiramat, zonisamid.
2)  Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron thalamus (yang berperan sebagai pece-maker untuk membangkitkan cetusan listrik umum di korteks).
Contoh: etosuksimid, asam valporat, dan clonazepam.
3)  Peningkatan inhibisi GABA
a.       Langsung pada kompleks GABA dan kompleks Cl-.
Contoh: benzodiazepine, barbitural.
b.      Menghambat degradasi GABA, yaitu dengan mempengaruhi re-uptake dan metabolism GABA.
Contoh: tiagabin, vigabarin, asam valporat, gabapentin.
4)  Penurunan eksitasi glutamate, yakni melalui:
a.       Blok reseptor NMDA, misalnya lamogatrigin.
b.      Blok reseptor AMPA, misalnya fenobarbital, topiramat.
          Banyak obat epilepsy bekerja pada beberapa tempat.



C.    Efek Samping dan Cara Mengatasinya
Efek samping obat anti konvulsi:
1.      Jumlah sel darah putih & sel darah merah  berkurang
2.      Tenang
3.      Ruam kulit
4.      Pembengkakan gusi
5.      Penambahan berat badan, rambut rontok
Cara Mengatasi efek samping obat Anti konvulsi:
1.      Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain dari benda keras, tajam atau panas.
2.      Longgarakan pakaian, bila mungkin miringkan kepala kesamping untuk mencegah   sumbatan jalan nafas.
3.      Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras diantara gigi karena dapat mengakibatkan gigi patah.
4.      Biarkan istirahat setelah kejang, karena penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang.
5.      laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penderita epilepsy ( penting untuk pemberian pengobatan dari dokter ).
6.      Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau mengalami luka berat, segera larikan ke rumah sakit.

D.    Contoh Obat Anti Konvulsi
Beberapa Obat Golongan Antikonvulsi/ Antiepilepsi
1.      Golongan Hidantoin
Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin, dari ketiga jenis itu yang tersering digunakan adalan Fenitoin dan digunakan untuk semua jenis bangkitan, kecuali bangkitan Lena.Fenitoin merupakan antikonvulsi tanpa efek depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya penghambatan penjalaran rangsang dari focus ke bagian lain di otak.
2.      Golongan Barbiturat
Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi, yang sering digunakan adalah barbiturate kerja lama ( Long Acting Barbiturates ).Jenis obat golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini dapat menekan letupan di focus epilepsy.
3.      Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek memperkuat depresi pascatransmisi, sehingga transmisi impuls berurutan dihambat , trimetadion juga dalam sediaan oral mudah diabsorpsi dari saluran cerna dan didistribusikan ke berbagai cairan tubuh.
4.      Golongan Suksinimid
Yang sering digunakan di klinik adalah jenis etosuksimid dan fensuksimid yang mempunyai efek sama dengan trimetadion. Etosuksimid diabsorpsi lengkap melalui saluran cerna, distribusi lengkap keseluruh jaringan dan kadar cairan liquor sama dengan kadar plasma. Etosuksimid merupakan obat pilihan untuk bangkitan lena.

5.      Golongan Karbamazepin
Obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik klonik dan merupakan obat pilihan pertama di Amerika Serikat untuk mengatasi semua bangkitan kecuali lena.
Karbamazepin merupakan efek analgesic selektif terutama pada kasus neuropati dan tabes dorsalis, namun mempunyai efek samping bila digunakan dalam jangka lama, yaitu pusing, vertigo, ataksia, dan diplopia.
6.      Golongan Benzodiazepin
Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping senagai anti konvulsi juga mempunyai efek antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk status epileptikus.
Contoh-Contoh Obat Anti Konvulsi
Carbamazepine                         Carbatrol
Clobazam                                 Clonazepam
Depakene                                Depakote
Depakote ER                           Diastat
Dilantin                                    Felbatol
Frisium                                     Gabapentin
Gabitril                                     Keppra
Klonopin                                  Lamictal
Lyrica                                      Mysoline
Neurontin                                 Phenobarbital
Phenytek                                  Phenytoin
Sabril                                       Tegretol
Tegretol XR                             Topamax
Trileptal                                   Valproic Acid
Zarontin                                   Zonegran
Zonisamide.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Anti konvulsi adalah obat yang di gunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epilec seizure).Bangkitan ini biasa di sertai kejang{konvulsi}.hiperaktivitas otonom,gangguan sensoris atau psikis.O bat anti konvulsi di sebut juga obat anti-epilepsi.
Epilepsi{berasal dari bahasa Yunani berarti Kejang}atau di indonesia di kenal dngan penyakit ayan. Ayan adalah penyakit yang menyerang saraf sehinggaa fungsi saraf terganggu yang timbul secara tiba-tiba dan berkala,biasa nya di sertai perubahan kesadaran.penyebab utama dari epilepsi adalah akibat adanya muatan listrik yang cepat.

B.     Saran
Dalam memberikan obat antikonvulsi kita sebagai Bidan harus selalu memperhatikan faktor 5T1W agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Selalu pertimbangkan dengan dokter mengenai masalah pemberian obat, dan juga selalu cek obat 3 kali sebelum pemberian agar tidak terjadi efek samping yang merugikan.




DAFTAR PUSTAKA

Tjay Tan Hoan, Rahardja Kirana.( 2002 ). Obat Obat Penting Khasiat Penggunaan dan Efek Efek Sampingnya. Edisi 5 cetakan kedua. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo Gramedia.

Markam,Soemarmo.2011.Neurologi Praktis.Widya Medika.Jakarta
FK UI. 2007.Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.Balai Penerbit FK UI.Jakarta
Katzung,Bertram G.2010.Farmakologi Dasar Dan Klinik.Edisi 10.EGC.Jakarta
Wibowo, Samekto. 2001. Farmakologi Neurologi. Edisi 1. Salemba Medika. Jakarta


No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional