GAS
MULIA DAN HALOGEN
1. Gas Mulia
Unsur gas mulia adalah unsur-unsur
yang terdapat pada golongan VIII A sistem periodik, yaitu helium (He), neon
(Ne), argon (Ar), kripton (Kr), ksenon (Xe) dan radon (Rn). Kelompok ini
disebut gas mulia karena sifatnya yang sukar bereaksi. Unsur-unsur gas mulia,
kecuali helium mengandung delapan elektron di kulit terluar, sehingga bersifat
stabil. Kestabilan gas-gas mulia ini sempat membuat para ahli kimia yakin bahwa
gas mulia benar-benar tidak dapat dan tidak mungkin membentuk senyawa, dan
itulah sebabnya sering dinamai gas-gas lembam (inert gases)
1.
Sifat-sifat gas mulia
Unsur-unsur gas mulia merupakan gas
yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Gas mulia adalah
satu-satunya kelompok gas yang partikel-partikelnya berwujud atom tunggal
(monoatomik).
Argon, kripton dan xenon sedikit
larut dalam air, sebab atom-atom gas mulia ini dapat terperangkap dalam
rongga-rongga kisi molekul air. Struktur semacam ini disebut klatrat
Beberapa data tentang gas mulia dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
No
|
Sifat-sifat
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
1
|
Massa atom
|
4
|
20
|
40
|
84
|
131
|
222
|
2
|
Jari-jari atom (pikometer)
|
93
|
113
|
154
|
169
|
190
|
225
|
3
|
Energi ionisasi (Kj/mol)
|
2640
|
2080
|
1520
|
1350
|
1170
|
1040
|
4
|
Kerapatan (Kg/m3)
|
0,18
|
0,90
|
1,80
|
3,75
|
3,80
|
10,00
|
5
|
Titik didih (0C)
|
-269
|
-246
|
-186
|
-153
|
-108
|
-62
|
6
|
Titik leleh/beku (0C)
|
-272
|
-249
|
-189
|
-157
|
-112
|
-71
|
Dari tabel di atas dapat
disimpulkan
- Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang
besar, bahkan terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai
dengan kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar
membentuk senyawa
- Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami penurunan,
hal ini dapat menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih bawah
mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk senyawa.
- Makin ke bawah letaknya, gas mulia memiliki harga
kerapatan, titik didih dan titik leleh yang makin besar. Hal ini sesuai
dengan konsep ikatan, bahwa gaya tarik Van Der Walls antar partikel akan
bertambah besar apabila jumlah elektron peratom bertambah.
2. Gas
mulia di alam
Gas-gas mulia terdapat di atmosfer
dalam jumlah yang relatuf sedikit. Sebagaimana kita ketahui, atmosfer kita
didominasi oleh gas-gas nitrogen (N2) dan oksigen (O2)
yang masing-masing meliputi 78% dan 21% volume udara.
Kandungan Gas-Gas Mulia dalam Udara
No
|
Gas mulia
|
Persentase volume udara
|
1
|
Helium
|
5,24
x 10‾4
|
2
|
Neon
|
1,82
x 10‾3
|
3
|
Argon
|
0,934
|
4
|
Kripton
|
1,14
x 10‾4
|
5
|
Xenon
|
8,70
x 10‾6
|
6
|
Radon
|
6
x 10‾14
|
Dari tabel di atas, nampak jelas
bahwa gas mulia yang paling banyak dijumpai di atmosfer adalah argon, menduduki
peringkat ke 3 setelah nitrogen dan oksigen. Akan tetapi, gas mulia yang paling
banyak terdapat di alam semesta adalah helium. Unsur helium bersama-sama dengan
unsur hidrogen merupakan komponen utama dari matahari dan bintang-bintang.
Semua gas mulia kecuali radon, dapat
diperoleh dengan cara mencairkan udara, kemudian komponen-komponen udara cair
ini dipisahkan dengan destilasi bertingkat. Hal ini dimungkinkan sebab gas
mulia memiliki titik didih yang berbeda-beda.
Argon dapat diperoleh dengan
memanaskan udara dan kalsium karbida (CaC2). Nitrogen dan oksigen di
udara akan diikat oleh CaC2, sehingga pada udara kita memperoleh
argon.
CaC2 + N2
CaCN2 + C
2CaC2 + O2
2CaO + 4C
Helium dapat dijumpai dalam kadar
yang cukup tinggi pada beberapa sumber gas alam, sebagai hasil peluruhan
bahan-bahan radioaktif. Adapun radon hanya diperoleh dari peluruhan radioaktif
unsur radium berdasarkan reaksi inti berikut :
226
222
4
88 Ra
86 Rn + 2He
3.
Kegunaan gas mulia
1. Helium
Helium digunakan sebagai pengisi
balon meteorologi maupun kapal balon karena gas ini mempunyai rapatan yang
paling rendah setelah hidrogen dan tidak dapat terbakar. Dalam jumlah besar
helium digunakan untuk membuat atmosfer inert, untuk berbagai proses yang
terganggu oleh udara misalnya pada pengelasan. Campuran 80% helium dengan 20%
oksigen digunakan untuk mennggantikan udara untuk pernafasan penyelam dan orang
lain yang bekerja di bawah tekanan tinggi.
2. Neon
Neon digunakan untuk membuat
lampu-lampu reklame yang memberi warna merah. Neon cair juga digunakan sebagai
pendingin untuk menciptakan suhu rendah, juga digunakan untuk membuat indikator
tegangan tinggi, penangkal petir dan tabung-tabung televisi.
3. Argon
Argon dapat digunakan sebagai
pengganti helium untuk menciptakan atmosfer inert. Juga digunakan untuk pengisi
lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas sampai putih,
tidak seperti nitrogen atau oksigen
4.Kripton
Kripton digunakan bersama-sama
dengan argon untuk pengisi lampu fluoresensi (lampu tabung). Juga untuk lampu
kilat fotografi berkecepatan tinggi. Salah satu spektrumnya digunakan sebagai
standar panjang untuk meter.
5. Xenon
Xenon digunakan dalam pembuatan
tabung elektron. Juga digunakan dalam bidang atom dalam ruang gelembung.
2.
Halogen
Golongan halogen meliputoi flourin
(F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I) dan astatin (At). Nama “halogen”
berasal dari bahasa Yunani yang artinya “pembentuk garam”. Dinamakan demikian
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.
Misalnya klorin bereaksi dengan natrium membentuk natrium klorida (NaCl), yaitu
garam dapur. Dalam sistem periodik, unsur halogen terdapat pada golongan VII A,
mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2np5.
Konfigurai elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen sangat reaktif.
Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
1. Kelimpahan unsur halogen di alam
Pada umumnya halogen di alam
dijumpai dalam bentuk senyawa halida. Flourin ditemukan dalam mineral-mineral
pada kulit bumi : Flourspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).
Klorin, bromin dan iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam
halida dari natrium, magnesium, kalium dan kalsium. Garam halida yang paling
banyak adalah NaCl, meliputi 2,8% berat air laut. Jika ditinjau dari harga
kemolaran, banyaknya ion halida pada air laut : 0,53 M Cl‾, 8 x 10‾4 M
Br‾, 5 x 10‾7 M I‾.
Di daerah Chili, Amerika serikat,
iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah sebagai garam natrium iodat (NaIO3).
Beberapa sumber air di negara kita ternyata mengandung natrium iodida (NaI)
dalam kadar yang cukup tinggi, misalnya di Watudakon (Mojokerto). Beberapa
jenis lumut dan ganggang laut mengandung senyawa iodin. Unsur astatin tidak
dijumpai di alam, sebab bersifat radioaktif.
Ion halida dalam tubuh manusia
Ion klorida merupakan anion
terbanyak yang dikandung oleh plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata,
air ludah dan cairan eksresi. Juga getah lambung mengandung 0,37% HCl untuk
membantu pencernaan makanan.
Ion iodida dikandung oleh kelenjar
tiroid dan merupakan komponen yang diperlukan untuk membuat hormon tiroksin C15H11O4NI4).
Ion flourida diperlukan untuk mencegah kerusakan gigi, sebab F‾ merupakan
komponen pembuat bahan perekat Fluoroapatit [Ca5(PO4)3F)]
yang tedapat pada lapisan email gigi kita.
2. Sifat-sifat halogen
• Sifat
fisik
Sifat fisik unsur halogen dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Sifat-sifat
fisik halogen
Sifat-sifat
|
Flourin
|
Klorin
|
Bromin
|
Iodin
|
Astatin
|
Jari-jari atom (ppm)
|
133
|
180
|
195
|
215
|
-
|
Jari-jari kovalen
|
71
|
99
|
114
|
133
|
145
|
Energi ionisasi (KJ/mol)
|
1680
|
1250
|
1140
|
1008
|
912
|
Keelektronegatifan
|
4
|
3
|
2,8
|
2,5
|
2,2
|
Afinitas elektron (KJ/mol)
|
-328
|
-349
|
-325
|
-295
|
-270
|
Kerapatan (Kg/m3)
|
1696
|
3214
|
3110
|
49630
|
-
|
Titik leleh(0C)
|
-220
|
-10
|
7,2
|
114
|
-
|
Titik didih(0C)
|
-180
|
-35
|
59
|
184
|
337
|
Potensial reduksi
|
+2,87
|
+1,36
|
+1,065
|
+0,535
|
-
|
• Sifat
kimia
Kereaktifan unsur non logam dapat
dikaitkan dengan kemampuan menarik elekrtron membentuk ion negatif, semakin
negatif nilai afinitas elektron menunjukkan semakin besar kecenderungan menarik
elektron, berarti kereaktifan bertambah. Kereaktifan halogen menurun dari
flourin ke iodin.
Reaksi dengan logam
Halogen bereaksi dengan kebanyakan
logam
Contoh :
2Al + 3 Br2
2 AlBr3
2Fe + 3 Cl2
2 FeCl3
Cu + F2
CuF2
Reaksi dengan hidrogen
Semua halogen bereaksi dengan
hidrogen membentuk hidrogen halide (HX)
H2 + X2
2HX
Reaksi dengan nonlogam dan metaloid
tertentu. Contoh
Si + 2X2
SiX4
2B + 3X2
2BX3
P4 + 6X2
4PX3
P4 + 10X2 4PX5
Reaksi dengan hidrokarbon (reaksi subsitusi)
Contoh
CH4 + Cl2
CHCl3 + HCl
Flourin bereaksi hebat, tetapi iodin
tidak bereaksi
Reaksi dengan air
Flourin bereaksi hebat dengan air
mebentuk HF dan membebaskan oksigen
F2 + H2O
2HF + O2
Halogen lainnya mengalami reaksi disproporsionasi
dalam air menurut kesetimbangan berikut
X2 + H2O
HX + HXO
Reaksi dengan basa
Klorin, bromin dan iodin mengalami
reaksi disproporsionasi
Contoh : Cl2(g) + 2NaOH(aq)
NaCL(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
Reaksi antar halogen, reaksinya
secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
X2 + nY2
2XYn
Y = halogen yang lebih
elektronegatif
n = 1,3,5 dan 7
Daya oksidasi halogen
Oleh karena unsur halogen mudah
menangkap elektron (mengalami reduksi) maka unsur halogen merupakan zat
pengoksidasi (oksidator) yang kuat. Daya oksidasi halogen meningkat dengan
berkurangnya nomor atom. Itulah sebabnya suatu unsur halogen dapat mengoksidasi
halogen lain di bawahnya, tetrapi tidak mampu mengoksidasi halogen yang di
atasnya.
Contoh : F2 +2
Cl‾ 2F‾ + Cl2
Br2 + Cl‾
Br2 +
2I‾ I2 +
2Br‾
Halogen dalam senyawa memiliki
bilangan oksidasi -1, +1, +3, +5 dan +7. oleh karena keelektronegatifan unsuir
halogen sangat besar, maka pada umumnya halogen dalam senyawa memiliki bilangan
oksidasi -1. bilangan oksidasi positif hanya akan dimiliki halogen apabila ia
berikatan dengan atom yang lebih elektronegatif, misalnya oksuigen atau halogen
lain yang letaknya lebih atas dalam sistem periodik.
Klorin, bromin dan iodin dapat
membentuk senyawa-senyawa oksihalogen. Flourin tidak dapat membentuk senyawa
oksihalogen sebab keelektronegatifan flourin lebih besar daripada oksigen.
Berdasarkan jumlah atom oksigennya,
asam oksihalogen mempunyai nama sebagai berikut. misal :
No
|
Rumus molekul
|
Bilangan oksidasi
|
Nama
|
1
|
HClO
|
+1
|
Asam hipoklorit
|
2
|
HClO2
|
+3
|
Asam klorit
|
3
|
HClO3
|
+5
|
Asam klorat
|
4
|
HClO4
|
+7
|
Asam perklorat
|
Kekuatan asam oksihalogen dapat
ditentukan dengan melihat jumlah unsur oksigen yang terikat pada asam
oksihalogen tersebut. Semakin besar jumlah atom oksigennya, semakin kuat pula
asamnya. Untuk jumlah atom oksigen yang sama, asam oksiklorin lebih kuat
daripada asam oksibromin dan asam oksibromin lebih kuat daripada asam
oksiiodin. Jadi asam perklorat (HClO4) adalah asam oksihalogen yang
paling kuat, bahkan merupakan asam paling kuat di semua asam yang dikenal.
3.
Kegunaan halogen dan senyawanya
- Flourin
- Gas flourin (F2) terutama digunakan dalam
proses pengolahan isotop uranium -235 dari isotop uranium-238 melalui
difusi gas
- Asam flourida (HF), yang dapat bereaksi dengan gelas,
sehingga sering digunakan untuk mengukir (mengetra) gelas
CaSIO3(s) + 8 Hf(aq)
H2SiF6(aq)
+ CaF2(s) + 3 H2O
- Natrium heksa flourosilikat (Na2SiF6),
bahan yang dicampurkan pada pasta gigi agar gigi menjadi kuat
- NaF, zat yang digunakan untuk mengawetkan kayu dari
gangguan serangga
- SF6, sutau gas yang digunakan sebagai
insulator
- Kriolit (Na3AlF6), bahan yang
digunakan sebagai pelarut dalam pengolahan logam Al secara elektrolisis.
- Freon-12 (CF2Cl2), senyawa yang
dipakai sebagai zat pendingin pada kulkas dan AC, serta sebagai zat
pendorong pada kosmetika aerosol (spray)
- Teflon, suatu jenis plastik tahan pans yang banyak
digunakan pada peralatan mesin
- Klorin
- Gas Cl2 mempunyai sifat desinfektan,
sehingga sering dialirkan pada air kolam renang untuk memusnahkan
kuman-kuman berbahaya.
- Gas Cl2 dapat menarik timah dari kaleng
bekas, membentuk SnCl4 kemudian direduksi menjadi timah murni
- HCl, digunakan untuk membersihkan permukaan logam serta
untuk mengekstraksi logam-logam tertentu dari bijihnya.
- NaCl, dipaki sebagi garam dapur dan sebagi bahan baku
pada berbagai jenis industri kimia
- KCl sebagai pupuk tanaman
- NH4Cl, elektrolit pengisi batu baterai
- NaClO, mengoksidasi zat warna sehingga digunakan
sebagai zat pengelantang untuk kain dan kertas
- Kalium kloart, bahan pembuat mercon dan korek api
- Seng klorida (ZnCl2), bahan pematri (solder)
- Kalsium hipoklorit (CaCOCl)2 disingkat
kaporit, pemusnah kuman pada air ledeng
- Bromin
- NaBr, zat sedutif atau obat penenang saraf
- AgBr, yang disuspensikan dalam gelatin untuk dipakai
sebagai film fotografi
- Metal bromida (CH3Br), suatu bahan campuran
zat pemadam kebakaran
- Etilen dibromida (C2H4Br2),
yang sering ditambahkan pada bensin, agar senyawa Pb dalam bensin diubah
menjadi PbBr2, sehingga logam pb tidak mengendap dalam silinder
- Iodin
- Larutan I2 dalam alkohol yang disebut
sebagai tingtur yodium, obat luka agar tidak terkena infeksi
- Kalium iodat (KIO3) yang ditambahkan pada
garam dapur, agar tubuh kita memperoleh iodin
- Perak
iodida (AgI), digunakan dalam film fotografi
Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali
A. Sifat Periodik dan Fisika Unsur Logam Alkali
Sifat
unsur logam alkali terutama ditentukan oleh kecendrungannya melepaskan satu
elektron. Perbedaan sifat unsur yang satu dengan yang lain menunjukkan
keteraturan dari atas ke bawah dalam sistem periodik,
Untuk lebih jelasnya, dipaparkan
pada tabel di bawah ini.
Unsur
|
Jari-jari
Atom (Ǻ)
|
Keelektro-negatifan
|
Energi
Ionisasi (kJ/mol)
|
Potensial
reduksi (Volt)
|
Kerapatan
(g/mL)
|
Titik
Didih (oC)
|
Titik
leleh (oC)
|
Li
|
1,52
|
0,98
|
520,2
|
-3,045
|
0,534
|
1.347
|
180,54
|
Na
|
1,86
|
0,93
|
495,8
|
-2,7109
|
0,971
|
903,8
|
97,81
|
K
|
2,27
|
0,82
|
418,8
|
-2,924
|
0,862
|
774
|
63,65
|
Rb
|
2,47
|
0,82
|
403,0
|
-2,925
|
1,532
|
688
|
38,89
|
Cs
|
2,65
|
0,79
|
375,7
|
-2,923
|
1,878
|
678,4
|
28,40
|
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Konfigurasi
elektron valensi logam alkali adalah ns1 yang berarti terletak pada
golongan IA dalam sistem periodik dan menempati blok s. Logam alkali mempunyai
satu elektron valensi sehingga mudah melepaskan satu elektron dan membentuk ion
positif bervalensi satu :
L → L+
+ e-
Kecenderungan
sifat logam alkali sangat teratur. Dari atas
ke bawah secara berurutan semakin besar :
- jari-jari atom
- massa atom
- sifat reduktor
- massa jenis (kerapatan)
Sementara itu, Dari atas ke bawah secara berurutan semakin kecil
:
- energi ionisasi
- afinitas elektron
- keelektronegatifan
- titik leleh
- titik didih
Titik
leleh yang cukup rendah menunjukkan bahwa logam alkali merupakan logam yang
lunak. Lunaknya logam bertambah dengan bertambahnya nomor atom. Dalam satu
golongan dari atas ke bawah jari-jari atom bertambah besar sehingga jarak
antara inti dengan elektron kulit terluar bertambah besar. Dengan demikian
besarnya energi untuk melepas elektron valensinya (energi ionisasi) semakin
kecil. dengan semakin kecil harga energi ionisasi maka dari atas ke bawah ( Li
ke Cs ) semakin besar kereaktifannya.
Semua
logam alkali memiliki titik leleh dan titik didih diatas suhu ruangan. Semua
unsurnya berwujud padat pada suhu ruangan, kecuali cesium. Jika suhu lingkungan
pada saat pengukuran melebihi 28oC unsur ini akan berwujud cair.
B. Sifat Kimia Unsur Logam Alkali
a. Kereaktifan Logam Alkali
Energi
ionisasi logam alkali relatif rendah dibandingkan unsur logam yang lain
sehingga termasuk logam yang sangat rektif. Kereaktifan logam alkali dibuktikan
dengan kemudahannya bereaksi dengan air, unsur-unsur halogen, hidrogen, oksigen
dan belerang. Maka logam ini harus disimpan di dalam cairan senyawa
hidrokarbon, seperti minyak tanah. Yang paling reaktif adalah cesium dan yang
kurang reaktif adalah litium. Hal ini dikarenakan kereaktifan logam alkali
bertambah dari atas ke bawah dalam sistem periodik. Karena kereaktifannya,
unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam.
Hubungan jari-jari dengan kereaktifan logam
alkali dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom bertambah besar
sehingga jarak antara inti dengan elektron kulit terluar bertambah besar.
Dengan demikian besarnya energi untuk melepas elektron valensinya (energi
ionisasi) semakin kecil. Dengan semakin
kecil harga energi ionisasi maka dari atas ke bawah ( Li ke Cs ) semakin besar
kereaktifannya.
B. Sifat Logam dan Basa Alkali
Logam alkali
dapat bereaksi dengan air membentuk basa kuat (LOH). Semakin ke bawah sifat
basa logam alkali semakin kuat. Hal ini dikarenakan dari atas ke bawah dalam
sistem periodik semakin mudah untuk direduksi. Dan sifat logamnya semakin
kebawah juga semakin kuat.
Basa senyawa
alkali ini bersifat ionik dan semuanya mudah larut dalam air. Kelarutannya
dalam air semakin ke bawah semakin besar.
C. Warna Nyala Logam Alkali
Sifat penting logam alkali adalah mempunyai spektrum
emisi, yang dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala bunsen.
Spektrum emisi adalah Warna nyala yang dihasilkan oleh
suatu unsur. Spektrum emisi yang dihasilkan
setiap unsur berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Warna spektrum ini dapat dipakai dalam analisis
kualitatif, yang disebut tes nyala. Di bawah ini warna nyala garam alkali.
Contohnya adalah warna emisi cesium pada gambar dibawah ini.
Manfaat
Unsur Logam Alkali
1. Kegunaan Kalium (K) dan
Senyawanya
- Unsur kalium sangat penting
bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-garam kalium, tidak sebagai
ion K+sendiri, tetapi bersama-sama dengan ion Ca2+
dalam perbandingan tertentu.
- Unsur kalium digunakan untuk
pembuatan kalium superoksida (KO2) yang dapat digunakan sebagai
bahan cadangan oksigen dalam tambang (bawah tanah), kapal selam, dan
digunakan untuk memulihkan seseorang yang keracunan gas.
- Kalium oksida (KO2),
digunakan sebagai konverter CO2 pada alat bantuan pernafasan.
Gas CO2 yang dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi dengan
KO2 menghasilkan O2
- KOH digunakan pada industri
sabun lunak atau lembek.
- KCl dan K2SO4
digunakan untuk pupuk pada tanaman.
- KNO3 digunakan
sebagai komponen esensial dari bahan peledak, petasan dan kembang api.
- KClO3
digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan mercon. KClO3
dapat juga digunakan sebagai bahan pembuat gas Cl2, apabila
direaksikan dengan larutan HCl pada laboratorium.
- Kalium hidroksida (KOH), bahan
pembuat sabun mandi, elektrolit batu baterai batu alkali
- K2Cr2O7,
zat pengoksidasi (oksidator)
- KMnO4, zat
pengoksidasi, zat desinfektan
2. Kegunaa Logam Alkali Lain dan
Senyawanya
- Litium digunakan untuk
membuat baterai.
- Rubidium (Rb) dan Cesium (Cs)
digunakan sebagai permukaan peka cahaya dalam sel fotolistrik yang dapat
mengubah cahaya menjadi listrik.
- Li2CO3
digunakan untuk pembuatan beberapa jenis peralatan gelas dan keramik.
3. Kegunaan natrium ( Na ) dan
senyawanya
- Sebagai pendingin pada reaktor
nuklir, dimana Na menyerap panas dari reaktor nuklir kemudian Na panas mengalir melalui
saluran menuju reservoar yang berisi air. Selanjutnya air dalam reservoar
menguap dan uapnya dialirkan pada pembangkit listrik tenaga uap.
- Natrium digunakan pada industri
pembuatan bahan anti ketukan pada bensin yaitu TEL (tetraetillead).
- Uap natrium digunakan untuk
lampu jalan yang dapat menembus kabut.
- Untuk membuat beberapa senyawa natrium seperti Na2O2
(natrium peroksida) dan 2Li3N (Litium Nitrida)
- Natrium juga digunakan untuk
foto sel dalam alat-alat elektronik.
- Natrium Klorida Sebagagai bahan
baku untuk membuat natrium (Na), klorin (Cl2), hydrogen (H2),
hydrogen klorida (HCl) serta senyawa- senyawa natrium seperti NaOH dan Na2CO3,
Di negara yang bermusim dingin, natrium klorida digunakan untuk mencairkan
salju di jalan raya, pengolahan bahan makanan yaitu sebagai bumbu masak
atau garam dapur.
- Natrium Hidroksida (NaOH)
disebut juga dengan nama kaustik soda atau soda api, digunakan dalam
industri sabun dan deterjen. Sabun dibuat dengan mereaksikan lemak atau
minyak dengan NaOH, industri pulp dan kertas. Bahan dasar pembuatan kertas
adalah selulosa (pulp) dengan cara memasak kayu, bambu dan jerami dengan kaustik
soda (NaOH).
- Natrium Karbonat (Na2CO3)
dinamakan juga soda abu, digunakan dalam industri pembuatan kertas,
industri kaca, industri deterjen, bahan pelunak air (menghilangkan
kesadahan pada air).
- Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
disebut juga soda kue, Kegunaannya sebagai bahan pengembang pada pembuatan
kue.
- Natrium nitrit (NaNO2),
pembuatan zat warna (proses diazotasi), pencegahan korosi.
- Natrium sulfat (Na2SO4)
atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut), zat pengering untuk
senyawa organik.
- Natrium tiosulfat (Na2S2O3),
larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
- Na3AlF6,
pelarut dalam sintesis logam alumunium.
- Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O)
atau garam glauber: digunakan oleh industri pembuat kaca.
- Na3Pb8 :
sebagai pengisi lampu Natrium.
- Natrium peroksida (Na2O2):
pemutih makanan.
- Na-benzoat, zat pengawet
makanan dalam kaleng, obat rematik.
- Na-sitrat, zat anti beku darah.
- Na-glutamat, penyedap masakan
(vetsin).
- Na-salsilat, obat antipiretik
(penurun panas).
Logam Alkali Tanah
Logam alkali tanah terdiri dari 6
unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu
: Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan
Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam. Disebut
alkali karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air.
Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak
ditemukan dalam bebatuan di kerk bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah”
biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A.
Tiap logam memiliki kofigurasi
elektron sama seperti gas mulia atau golongan VIII A, setelah di tambah 2
elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya konfigurasi elektron pada
Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2
atau (Ne) 3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam
alkali tanah adalah ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap
untuk di lepaskan, agar mencapai kestabilan.
Unsur alkali tanah memiliki
reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam bentuk monoatomik , unsur
ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam murni yang ada di udara, membentuk
lapisan luar pada oksigen.
SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR
Jari-Jari Atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit
terluar. Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur
tersebut. Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula
jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya. Jadi,
dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti
semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar, sehingga
menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.
Jari-Jari Ion. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata jika
dibandingkan dengan jari-jari atom normalnya. Ion bermuatan positif (kation)
mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion)
mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom
normalnya.
Energi Ionisasi (EI) adalah energi yang diperlukan atom dalam untuk melepaskan
satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1. Jika atom tersebut
melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar,
begitu juga pada pelepasan elektron yang ke-3 dan seterusnya. Maka EI 1<>
Afinitas Elektron adalah energi yang dilepaskan oleh atom apabila menerima
sebuah elektron untuk membentuk ion negatif. Semakin negatif harga afinitas
elektron, semakin mudah atom tersebut menerima elektron dan unsurnya akan
semakin reaktif. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas
elektronnya semakin kecil. Dan dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga
afinitas elektronnya semakin besar. Unsur golongan utama memiliki afinitas
elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA. Afinitas elektron
terbesar dimiliki oleh golongan VIIA.
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam
molekul suatu senyawa. Harga keelektronegatifan ini diukur dengan menggunakan
skala Pauling yang besarnya antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga
keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion
negatif. Sedangkan unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil,
cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif. Dalam satu
golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil. Dan
dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin
besar.
Sifat Logam dan Non Logam. Sifat logam berhubungan dengan keelektropositifan, yaitu
kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation. Sifat logam
bergantung pada besarnya energi ionisasi (EI). Makin besar harga EI, makin
sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin berkurang sifat logamnya.
Sifat non logam berhubungan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom
untuk menarik elektron. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat logam
berkurang sedangkan sifat non logam bertambah. Dalam satu golongan (dari atas
ke bawah), sifat logam bertambah sedangkan sifat non logam berkurang. Unsur
logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam sistem periodik unsur, sedangkan
unsur non logam terletak pada bagian kanan-atas. Unsur-unsur yang terletak pada
daerah peralihan antara unsur logam dengan non logam disebut unsur metaloid.
Metalloid adalah unsur yang mempunyai sifat logam dan non logam.
Kereaktifan. Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk
melepas atau menarik elektron. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan),
mula-mula kereaktifan menurun, tapi akan semakin bertambah hingga golongan
alkali tanah (VIIA).
Unsur golongan ini bersifat basa,
sama seperti unsur golongan alkali, namun tingkat kebasaannya lebih lemah.
Senyawa Be(OH)2 bersifat amfoter. Artinya bisa bersifat asam atau pun basa.
Sedangkan unsur Ra bersifat Radioaktif. Semua logam alkali tanah merupakan
logam yang tergolong reaktif, meskipun kurang reaktif dibandingkan dengan unsur
alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat relatif lunak dan dapat menghantarkan
panas dan listrik dengan baik, kecuali Berilium. Logam ini juga memiliki
kilapan logam.
Logam alkali tanah memiliki
jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang kecil. Dari Berilium ke
Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin besar. Selain itu semua logam
alkali tanah juga mempunyai kecenderungan teratur mengenai keelektronegatifan
yang semakin kecil dan daya reduksi yang semakin kuat dari Berilium ke Barium.
Beberapa
Sifat Umum Logam Alkali Tanah
|
|||||
Sifat
Umum
|
Be
|
Mg
|
Ca
|
Sr
|
Ba
|
Nomor
Atom
|
4
|
12
|
20
|
38
|
56
|
Konfigurasi
Elektron
|
[He]
2s2
|
[Ne]
3s2
|
[Ar]
4s2
|
[Kr]
5s2
|
[Xe]
6s2
|
Titik
Leleh
|
1553
|
923
|
1111
|
1041
|
987
|
Titik
Didih
|
3043
|
1383
|
1713
|
1653
|
1913
|
Jari-jari
Atom (Angstrom)
|
1.12
|
1.60
|
1.97
|
2.15
|
2.22
|
Jari-jari
Ion (Angstrom)
|
0.31
|
0.65
|
0.99
|
1.13
|
1.35
|
Energi
Ionisasi I (KJ mol-1)
|
900
|
740
|
590
|
550
|
500
|
Energi
Ionisasi II (KJ mol-1)
|
1800
|
1450
|
1150
|
1060
|
970
|
Elektronegativitas
|
1.57
|
1.31
|
1.00
|
0.95
|
0.89
|
Potensial
Elektrode (V)
M2+ + 2e à M
|
-1.85
|
-2.37
|
-2.87
|
-2.89
|
-2.90
|
Massa
Jenis (g mL-1)
|
1.86
|
1.75
|
1.55
|
2.6
|
3.6
|
Berdasarkan Tabel diatas dapat
diamati juga hal-hal sebagai berikut,
- Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam alkali
tanah mempunyai elektron valensi ns2. Selain jari-jari atomnya
yang lebih kecil dibandingkan logam alkali, kedua elektron valensinya yang
telah berpasangan mengakibatkan energi ionisasi logam alkali tanah lebih
tinggi daripada alkali.
- Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi karena
energi hidrasi dari ion M2+ dari alkali tanah lebih besar
daripada energi hidrasi ion M+ dari alkali, mengakibatkan logam
alkali tetap mudah melepaskan kedua electron valensinya, sehingga lebih
stabil sebagai ion M2+.
- Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya
yang lebih besar mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal dengan
susunan yang lebih rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras
daripada logam alkali dan massa jenisnya lebih tinggi.
- Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi
dan keelektronegatifan yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan
berilium dalam berikatan cenderung membentuk ikatan kovalen.
- Potensial elektrode (reduki) standar logam alkali tanah
menunjukkan harga yang rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam
alkali tanah merupakan reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium,
stronsium, dan barium mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada
natrium.
- Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih
tinggi daripada suhu ruangan. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali
tanah berwujud padat pada suhu ruangan.
Kemiripan sifat logam alkali tanah
disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua elektron valensi. Oleh karena itu
senyawanya mempunyai bilangan oksidasi +2, sehingga logam alkali tanah
diletakkan pada golongan II A. Alkali tanah termasuk logam yang reaktif, namun
Berilium adalah satu-satunya unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan
tidak bereaksi dengan air. Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin
ke bawah, sifat pereduksi ini semakin kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan
bereaksi dengan air yang semakin meningkat dari Berilium ke Barium. Selain
dengan air unsur logam alkali tanah juga bisa bereaksi dengan Oksigen,
Nitrogen, dan Halogen
Reaksi-Reaksi
Logam Alkali Tanah
|
|
Reaksi
secara umum
|
Keterangan
|
2M(s)
+ O2(g) à 2MO(s)
|
Reaksi
selain Be dan Mg tak perlu Pemanasan
|
M(s)
+ O2(g) à MO2 (s)
|
Ba
mudah, Sr dengan tekanan tinggi, Be, Mg, dan Ca, tidak terjadi
|
M(s)
+ X2(g) à MX2 (s)
|
X:
F, Cl, Br, dan I
|
M(s)
+ S(s) à MS (s)
|
|
M(s)
+ 2H2O (l) à M(OH)2 (aq) + H2
(g)
|
Be
tidak dapat, Mg perlu pemanasan
|
3M(s)
+ N2 (g) à M3N2 (s)
|
Reaksi
berlangsung pada suhu tinggi, Be tidak dapat berlangsung
|
M(s)
+ 2H+(aq) à M2+(aq) + H2
(g)
|
Reaksi
cepat berlangsung
|
M(s)
+ H2 (g) à MH2 (s)
|
Perlu
pemanasan, Be dan Mg tidak dapat berlangsung
|
Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air
Berilium tidak bereaksi dengan air,
sedangkan logam Magnesium bereaksi sangat lambat dan hanya dapat bereaksi
dengan air panas. Logam Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat
cepat dan dapat bereaksi dengan air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah
dan air berlangsung sebagai berikut,
Ca(s) + 2H2O(l)
→ Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan
Oksigen
Dengan pemanasan, Berilium dan
Magnesium dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang
terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan logam.Barium dapat
membentuk senyawa peroksida (BaO2)
2Mg(s) + O2 (g)
→ 2MgO(s)
Ba(s) + O2(g) (berlebihan)
→ BaO2(s)
Pembakaran Magnesium di udara dengan
Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2)
4Mg(s) + ½ O2(g) +
N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2
direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3
Mg3N2(s) + 6H2O(l)
→ 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)
Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan
Nitrogen
Logam alkali tanah yang terbakar di
udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian
Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh,
3Mg(s) + N2(g) →
Mg3N2(s)
Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan
Halogen
Semua logam Alkali Tanah bereaksi
dengan halogen dengan cepat membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Oleh
karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron Halogen
kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan
alkali tanah yang lain berikatan ion. Contoh,
Ca(s) + Cl2(g) →
CaCl2(s)
III. KESADAHAN AIR
Kesadahan air adalah kandungan
mineral-mineral yang terdapat di dalam air umumnya mengandung ion Ca2+
dan Mg2+. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga
bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Kesadahan air ini dapat dilihat pada air ketika sedang mencuci, karena
sebenarnya air sadah sendiri adalah air biasa yang sering digunakan
sehari-hari. Dari air tersebut kita akan menemukan dua jenis air:
Air Lunak
Jika busa sabun yang dihasilkan pada
air itu cukup banyak maka air tersebut termasuk air lunak. Air lunak adalah air
yang mengandung kadar mineral yang rendah. Penentuan air ini dilihat dari
jumlah busa sabun yang dihasilkan.
Air Sadah (hard water)
Jika busa sabun yang dihasilkan pada
air itu sangat sedikit atau bahkan tidak menghasilkan sabun sama sekali maka
air tersebut merupakan air sadah. Air sadah ini adalah air yang mengandung
kadar mineral yang sangat tinggi. Biasanya secara fisik terlihat air tampak
keruh. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3. Air sadah yang bercampur sabun
dapat membentuk gumpalan (scum) yang sukar dihilangkan.
Air sadah digolongkan menjadi dua
jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+),
yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
Air Sadah Sementara, yaitu air yang mengandung garam hidrogen karbonat (Ca(HCO3)2
dan Mg(HCO3)2). Senyawa Kalsium Karbonat dan Magnesium
Karbonat dari batu kapur dan dolomite dapat larut menjadi senyawa Bikarbonat
karena adanya gas karbondioksida di udara.
CaCO3(S) + 2 H2O(l)
+ CO2(g) → Ca(HCO3)2
Air Sadah Tetap, yaitu air yang mengandung garam selain garam hidrogen
karbonat, seperti garam sulfat (CaSO4, MgSO4) dan garam
klorida (CaCl2, MgCl2). Air sadah tetap tidak dapat
dihilangkan dengan pemanasan, tetapi harus ditambahkan Natrium Karbonat (soda)
MgCl2(aq) + Na2CO3(aq)
→ MgCO3(s) + 2NaCl(aq)
Air sadah kurang baik apabila
digunakan untuk mencuci dengan menggunakan sabun (NaC17H35COO).
Hal ini disebabkan karena ion Ca2+ atau Mg2+ dalam air
sadah dapat mengendapkan sabun sehingga membentuk endapan berminyak yang
terapung dipermukaan air. Dengan demikian, sabun hanya sedikit membuih dan daya
pembersih sabun berkurang.
2NaC17H35COO(aq)
+ Ca2+ → Ca(C17H35COO)2 (s)
+ 2Na+(aq)
Walaupun tidak berbahaya, air sadah
dapat menimbulkan kerugian, diantaranya :
- Kesadahan Air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen
dan sabun.
- Kesadahan Air dapat menyebabkan noda pada bahan pecah
belah dan bahan flat.
- Kesadahan Air dapat menyebabkan bahan linen berubah
pucat.
- Mineral Kesadahan Air dapat menyumbat semburan pembilas
dan saluran air.
- Residu Kesadahan Air dapat melapisi elemen pemanas dan
menurunkan efisiensi panas.
- Kesadahan Air dapat menciptakan biuh logam pada kamar
mandi shower dan bathtubs.
Menghilangkan Kesadahan
Pemanasan. Pemanasan dapat menghilangkan kesadahan sementara. Pada
suhu tinggi, garam hidrogen karbonat Ca(HCO3)2 akan
terutarai, sehingga ion Ca2+ akan mengendap sebagai CaCO3
Ca(HCO3)2(aq)
à CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
Penambahan ion karbonat. Soda (NaCO3).10H2O yang ditambahkan
dalam air sadah dapat mengendapkan ion Ca2+ menjadi endapan CaCO3.
Na2CO3.10H2O(s)
à 2Na+(aq) + CO32- + 10H2O
CaCl2 à Ca2+(aq)
+ 2Cl-(aq)
Na2CO3.10H2O(s)
+ CaCl2 à 2NaCl + CaCO3 + 10H2O
Menggunakan zat pelunak air. Natrium Heksametafosfat [Na2(Na4(PO3))]
dapat digunakan untuk menghilangkan air sadah yang mengandung ion Ca2+
dan Mg2+. Kedua ion ini akan diubah menjadi ion kompleks yang mudah
larut, sehingga tidak dapat bergabung dengan ion dari sabun.
Na2[Na4(PO3)6](s)
à 2Na+(aq) + [Na4(PO3)6]2-(aq)
CaCl2 à Ca2+ +
2Cl-
Na2[Na4(PO3)6]
+ CaCl2 à 2NaCl + Ca[Na4(PO3)6]
Menggunakan resin penukar ion. Resin berfungsi mengikat semua kation atau anion yang ada
di dalam air sadah.
IV. PROSES EKSTRAKSI LOGAM ALKALI
TANAH
Ekstraksi adalah pemisahan suatu
unsur dari suatu senyawa. Logam alkali tanah dapat di ekstraksi dari
senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat menggunakan dua cara, yaitu
metode reduksi dan metode elektrolisis.
Ekstraksi Berilium (Be)
Metode reduksi
Untuk mendapatkan Berilium, bisa
didapatkan dengan mereduksi BeF2. Sebelum mendapatkan BeF2, kita
harus memanaskan beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan
Na2SiF6 hingga 700 0C. Karena beril adalah
sumber utama berilium.
BeF2 + Mg à MgF2 +
Be
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga kita
dapat mengekstraksi dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl.
Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik,
sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Be2+ + 2e- à
Be
Anode : 2Cl- à Cl2
+ 2e-
Ekstraksi Magnesium (Mg)
Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita
dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2] karena
dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite
dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi
sehingga menhasilkan Mg.
2[ MgO.CaO] + FeSi à 2Mg + Ca2SiO4
+ Fe
Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite
magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi
yang terjadi :
CaO + H2O à Ca2+ +
2OH-
Mg2+ + 2OH- à
Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan
dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl à MgCl2
+ 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2
kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2e-
à Mg
Anode : 2Cl- à Cl2
+ 2e-
Ekstraksi Kalsium (Ca)
Metode Elektrolisis
Batu kapur (CaCO3) adalah
sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita
dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2.
Reaksi yang terjadi :
CaCO3 + 2HCl à CaCl2
+ H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2, kita
dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda ; Ca2+ + 2e- à
Ca
Anoda ; 2Cl- à Cl2
+ 2e-
Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat
dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2
oleh Na. Reduksi CaO oleh Al
6CaO + 2Al à 3 Ca + Ca3Al2O6
Reduksi CaCl2 oleh Na
CaCl2 + 2 Na à Ca + 2NaCl
Ekstraksi Strontium (Sr)
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr),
Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2. Lelehan
SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena
Senyawa selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi ;
katode ; Sr2+ +2e- à
Sr
anoda ; 2Cl- à Cl2
+ 2e-
Ekstraksi Barium (Ba)
Metode Elektrolisis
Barit (BaSO4) adalah
sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2
barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang
terjadi :
katode ; Ba2+ +2e- à
Ba
anoda ; 2Cl- à Cl2
+ 2e-
Metode Reduksi
Selain dengan elektrolisis, barium
bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al à 3Ba + Ba3Al2O6.
V. KEBERADAAN DI ALAM
Logam alkali tanah memilii sifat
yang reaktif sehingga di alam hanya ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut
keberadaan senyawa yang mengandung logam alkali :
Berilium. Berilium tidak begitu
banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada.
Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO
6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].
Magnesium. Magnesium berperingkat
nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di
alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium Klorida [MgCl2],
Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2],
dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O].Kalsium. Kalsium adalah
logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium menjadi
nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di
alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3], Senyawa
Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida
[CaF].Stronsium. Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam
strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan
Strontianit
Barium. Barium berada di kerak bumi
sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4],
dan Mineral Witerit [BaCO3]
VI. APLIKASI LOGAM ALKALI TANAH
Berilium (Be)
1. Berilium digunakan untuk
memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermasa lebih ringan. Biasanya
paduan ini digunakan pada kemudi pesawat Zet.
2. Berilium digunakan pada kaca dari
sinar X.
3. Berilium digunakan untuk
mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir
4. Campuran berilium dan tembaga
banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium sangat penting sebagai komponen
televisi.
Magnesium (Mg)
1. Magnesium digunakan untuk memberi
warna putih terang pada kembang api dan pada lampu Blitz.
2. Senyawa MgO dapat digunakan untuk
melapisi tungku, karena senyawa MgO memiliki titik leleh yang tinggi.
3. Senyawa Mg(OH)2
digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang terdapat di mulut dan
mencagah terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai pencegah maag
4. Mirip dengan Berilium yang
membuat campuran logam semakin kuat dan ringan sehingga biasa digunakan pada
alat alat rumah tangga.
Kalsium (Ca)
1. Kalsium digunakan pada obat
obatan, bubuk pengembang kue dan plastik.
2. Senyawa CaSO4
digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk membalut tulang yang patah.
3. Senyawa CaCO3 biasa
digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen semen dan cat tembok.Selain itu
digunakan untuk membuat kapur tulis dan gelas.
4. Kalsium Oksida (CaO) dapat
mengikat air pada Etanol karena bersifat dehidrator,dapat juga mengeringkan gas
dan mengikat Karbondioksida pada cerobong asap.
5. Ca(OH)2 digunakan
sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai sumber basa yang harganya
relatif murah
6. Kalsium Karbida (CaC2)
disaebut juga batu karbit merupakan bahan untuk pembuatan gas asetilena (C2H2)
yang digunakan untuk pengelasan.
7. Kalsium banyak terdapat pada susu
dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi.
Stronsium (Sr)
1. Stronsium dalam senyawa Sr(no3)2
memberikan warna merah apabila digunakan untuk bahan kembang api.
2. Stronsium sebagai senyawa
karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi berwarna dan komputer.
3. Untuk pengoperasian mercusuar
yang mengubah energi panas menjadi listrik dalam baterai nuklir RTG (Radiisotop
Thermoelectric Generator).
Barium (Ba)
1. BaSO4 digunakan untuk
memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap sinar X meskipun beracun.
2. BaSO4 digunakan
sebagai pewarna pada plastic karena memiliki kerapatan yang tinggi dan warna
terang.
3. Ba(NO3)2
digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api
Unsur-Unsur
Periode Ketiga
UNSUR
|
11Na
|
12Mg
|
13Al
|
14Si
|
15P
|
16S
|
17Cl
|
Konfigurasi
elektron
|
[Ne]
3s1
|
[Ne]
3s2
|
[Ne]
3s2, 3p1
|
[Ne]
3s2, 3p2
|
[Ne]
3s2, 3p3
|
[Ne]
3s2, 3p4
|
[Ne]
3s2, 3p5
|
Jari-jari
atom
|
<—————————-
makin besar sesuai arah panah |
||||||
Keelektronegatifan
|
—————————–>
makin besar sesuai arah panah |
||||||
Kelogaman
|
Logam
|
Semi
logam
|
Bukan
Logam
|
||||
Oksidator/reduktor
|
Reduktor
<—————————-
(makin besar sesuai arah panah) |
oksidator
|
|||||
Konduktor/isolator
|
Konduktor
|
Isolator
|
|||||
Oksida
(utama)
|
Na2O
|
MgO
|
Al2O3
|
SiO2
|
P2O5
|
SO3
|
Cl2O7
|
Ikatan
|
Ion
|
Kovalen
|
|||||
Sifat
oksida
|
Basa
|
Amfoter
|
Asam
|
||||
Hidroksida
|
NaOH
|
Mg(OH)2
|
Al(OH)3
|
H2SiO3
|
H3PO4
|
H2SO4
|
HClO4
|
Kekuatan
basa/asam
|
Basa
kuat
|
Basa
lemah
|
Basa
lemah
|
Asam
lemah
|
Asam
lemah
|
Asam
kuat
|
Asam
kuat
|
Klorida
|
NaCl
|
MgCl2
|
AlCl3
|
SiCl4
|
PCl5
|
SCl2
|
Cl2
|
Ikatan
|
Ion
|
Kovalen
|
|||||
Senyawa
dengan hidrogen
|
NaH
|
MgH2
|
AlH3
|
SiH4
|
PH3
|
H2S
|
HCl
|
Ikatan
|
Ion
|
Kovalen
|
|||||
Reaksi
dengan air
|
Menghasilkan
bau dan gas H2
|
Tidak
bersifat asam
|
Asam
lemah
|
Asam
kuat
|
Unsur-Unsur Transisi Perioda ke-4
Unsur-unsur transisi perioda keempat
meliputi :
Skandium (Sc)
Titanium (Ti)
Vanadium (V)
Cromium (Cr)
Mangan (Mg)
Besi (Fe)
Kobalt (Co)
Nikel (Ni)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Unsur-unsur transisi ini semuanya
adalah logam, sehingga sering disebut sebagai Logam Transisi. Atom-atom
dalam unsur logam transisi terikat satu sama lainnya oleh ikatan logam. Ikatan
logamnya bersifat kuat karena melibatkan elektron-elektron di subkulit 4s dan
sebagian elektron di subkulit 3d.
Asal usul nama :
Skandium (Sc) berasal dari kata
“Scandia” artinya Negara skandinavia
Titanium (Ti) berasal dari bahasa
yunani “Titanos” artinya kaum titan
Vanadium (V) berasal dari kata
“Vanadis” yakni dewi skandinavia
Kromium (Cr) berasal dari bahasa
yunani “Chroma” artinya warna
Mangan (Mg) berasal dari bahasa
latin “Magnes” artinya magnet
Besi (Fe) berasal dari bahasa latin
“Ferrum” artinya besi
Kobalt (Co) berasal dari bahasa
jerman “Gobold” artinya goblin
Nikel (Ni) berasal dari bahasa
jerman “Kupfernickel” artinya tembaga palsu
Tembaga (Cu) berasal dari bahasa
latin “Cuprum” nama pulau di siprus
Seng (Zn) berasal dari bahasa jerman
“Zink” artinya seng
IIIB
|
IVB
|
VB
|
VIB
|
VIIB
|
21Sc45
[Ar]4s23d1
|
22Ti48
[Ar]4s13d2
|
23V51
[Ar]4s23d3
|
24Cr52
[Ar]4s13d5
|
25Mg55
[Ar]4s23d5
|
VIIIB
|
IB
|
IIB
|
||
26Fe56
[Ar]4s23d6
|
27Co58,9
[Ar]
4s2 3d7
|
28Ni58,7
[Ar]
4s2 3d8
|
29Cu63,5
[Ar]
4s1 3d10
|
30Zn65
[Ar]4s23d10
|
Unsur-unsur transisi periode keempat
umumnya berada di alam dalam bentuk senyawanya. Jenis senyawa unsur-unsur
transisi adalah senyawa sulfida dan senyawa oksida yang bersifat sukar larut.
Perkecualian Cu yang selain ditemukan dalam bentuk senyawa sulfide, juga berada
di alam sebagai unsure karena kereaktifannya yang rendah.
RADIOISOTOP
Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131.
SIFAT-SIFAT RADIOISOTOP
Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya.
Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat
Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paro ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.
Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
A. Di bidang Kedokteran
Di bidang kedokteran teknologi ini telah lama dimanfaatkan. Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa organik.
Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling). Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Dengan menyuntikkan oksida Tc-99, unsur radioaktif ini akan mengalir mengikuti darah. Bagian tubuh yang tidak terdapat tumor tidak akan menyerap unsur itu, sedangkan bagian tubuh yang terkena tumor akan menyerap unsur itu. Dengan begitu di daerah yang terdapat tumor, keaktifan radioisotop lebih besar dibandingkan dengan daerah lain yang sehat. Hal ini menyebabkan daerah yang terdapa tumor mudah dilacak atau dirunut.
Radioisotop sebagai perunut juga digunakan untuk mencari bagian yang mengalami penyempitan pada pembuluh darah yang disebut trombosit. Pasien yang akan diperiksa disuntik dengan radioisotop natrium. Darah akan mengalirkan isolop ini ke selurun bagian tubuh. Bagian yang mengalami penyempitan darah akan mempunyai jumlah natrium yang berbeda dengan bagian lain yang sehat. Dengan menggunakan detektor radioaktif dapat diketahui bagian yang terkena penyempitan.
Radioisotop juga dapat digunakan untuk mempelajari kecepatan penyerapan suatu unsur oleh kelenjar misalnya kelenjar gondok yang ada dalam tubuh. Unsur yang digunakan adalah iodium yang bersifat radioaktif sebagai radioisotop.
B. Di bidang Industri
Di bidang industri, radioisotop sebagai pencari jejak dimanfaatkan di berbagai pengujian. Kebocoran dan dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan dapat dideteksi menggunakan radioisotop. Zat yang sama atau memiliki sifat yang sama dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam pengiriman setelah ditandai dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak dengan cepat, sehingga pipa transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan km dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat. Radioisotop dapat digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis gas mulia yang inert (sulit bereaksi), misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41), agar tidak mempengaruhi zat atau proses kimia yang terjadi di dalamnya. Di Pusat Radioisotop darn Radiofarmka BATAN telah berhasil dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk KBr untuk perunut cairan berbasis air dan brom-82 dalam bentuk dibromo benzena untuk perunut cairan organik.
Radioisotop dapat juga dimanfaatkan untuk menemukan bagian pipa-pipa air yang bocor. Cara yang digunakan adalah dengan memasukkan unsur radioaktif ke dalam aliran air. Di daerah yang bocor, air akan mengumpul, begitu juga dengan unsur radioaktif yang dilewatkan air.
C. Di bidang Pertanian
Aplikasi radioisotop “si pencari jejak” ini di bidang pertanian tidak kalah menariknya. Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan radioisotop fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.
Radioisotop dapat juga digunakan untuk membuat benih tumbuhan dengan sifat yang lebih unggul dari induknya. Penyinaran radioaktif ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. lonisasi ini menyebabkan turunan berikutnya mempunyai sifat yang berbeda dengan induknya. Kekuatan radiasi diatur sedemikian rupa agar diperoleh sifat turunan yang unggul.
D. Di bidang Arkeologi
Di bidang arkeologi, radioisotop memiliki peran yang masih sulit digantikan oleh metode lain. Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan, sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute) dalam 1 gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paro 5730 tahun mengalami peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730 tahun.
E. Di bidang Pertambangan
Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air suntikan sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk didayagunakan.
F. Di bidang Kimia
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia, utamanya dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran dalam menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa organik.
G. Di bidang Kesenian
Radioisotop dapat juga digunakan untuk mengetahui pemalsuan lukisan. Seorang pemalsu akan menggunakan cat yang dibuat pada abad sekarang. Dengan mengetahui banyaknya unsur radioaktif pada cat akan diketahui umur lukisan tersebut sebenarnya.
No comments:
Post a Comment