AKTIVA
dan PASIVA,KEWAJIBAN,MODAL,PRIVE,PENDAPATAN,BEBAN
1.Aktiva (Aset)
Aset atau aktiva adalah
sumber ekonomi yang
diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.
Aset itu adalah nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh
perusahaan. Yang dapat dimasukkan ke dalam kolom asset salah satunya adalah
gedung atau bangunan. Jadi kalau suatu perusahaan memiliki gedung senilai satu
miliar rupiah, maka asset yang dihitung adalah satu miliar rupiah itu. Selain
gedung, yang bisa dihitung sebagai asset bisa termasuk: merk dagang, paten
teknologi, uang kas, mobil, dll.[1]
Aset atau aktiva dipahami sebagai
harta total. Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa
kategori, seperti:
Pengertian dari kategori aktiva :
(a) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar(current assets) adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari 1tahun. Yang termasuk aktiva lancar adalah sebagai berikut:
(1) Kas (cash)
(2) Surat-Surat Berharga (marketable securities)
(3) Deposito jangka pendek
(4) Piutang Usaha (account receivable)
(5) Sediaan (inventory)
(6) Pendapatan yang masih harus diterima (accruals receivable)
Aktiva Lancar(current assets) adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari 1tahun. Yang termasuk aktiva lancar adalah sebagai berikut:
(1) Kas (cash)
(2) Surat-Surat Berharga (marketable securities)
(3) Deposito jangka pendek
(4) Piutang Usaha (account receivable)
(5) Sediaan (inventory)
(6) Pendapatan yang masih harus diterima (accruals receivable)
(b)
Aktiva
Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 tahun. Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah sebagai
berikut :
(1)
Aktiva
Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu dan digunakan dalam kegiatan
operasi perusahaan, yaitu Tanah, mesin-mesin, kendaraan, gedung,
peralatan.
(2)
Investasi
Jangka Panjang (Invesment)
Investasi jangka panjang adalah bentuk penyertaan jangka
panjang di luar kegiatan pokok perusahaan.
(3)
Aktiva
Tidak Berwujud (intangible assets)
Aktiva tidak berwujud adalah hak istimewa yang dimiliki dan
memberikan masa manfaat ekonomi kepada perusahaan, yaitu hak paten, hak cipta,
merek dagang, goodwill dan franchise.
Daftar aset atau aktiva di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari
yang paling likuid hingga yang tidak likuid.
Aktiva pada neraca disajikan pada sisi kiri secara
berurutan dari atas ke bawah. Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid
(lancar), yaitu mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap dan seterusnya. Komponen
aktiva lancar menurut Kasmir sebagai beriktu: “kas, surat-surat berharga,
piutang, persediaan, dan sebagainya” (2008:31) Komponen aktiva tetap menurut
Kasmir sebagai berikut: “Tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan, dan
lainnya” (2008:32) Berdasarkan teori diatas aktiva disusun secara berurutan
dari mulai yang likuid sampai yang kurang likuid atau yang gampang dengan mudah
diuangkan.
Bagi manajemen, di dalam membaca neraca, nilai aset perlu dicermati karena menjadi dasar
pengukuran prestasi keuangan perusahaan. Ukuran ini menjadi pembanding prestasi
sesuatu perusahaan dengan prestasi perusahaan yang lain dalam hal yang sama,
apakah lebih baik atau tidak, sehingga dapat menjadi dasar keputusan manajemen
untuk mempertahankan atau meningkatkannya.
Efisiensi
penggunaan aset
Salah satu ukuran yang menyangkut aset atau aktiva adalah
angka rasio penjualan/total aset, yang dinyatakan sebagai persentase.
Asumsinya, semakin besar penjualan yang diwujudkan, semakin efisien penggunaan
aset seluruhnya. Angka penjualan diambil dari laporan laba-rugi, sedang angka total aset berasal
dari neraca. Dalam hal ini rasio dari tahun terakhir dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Optimalisasi
laba
Ukuran yang lain
menyangkut profitabilitas, yaitu
angka laba harta atau laba investasi, yang berasal
dari perbandingan angka laba (dipetik dari laporan laba rugi) dan total harta atau total aset, yang
nilainya sama dengan istilah total investasi (dipetik dari neraca).
Asumsinya, manajemen adalah penanggungjawab atas
pemeliharaan dan pemanfaatan seluruh harta yang digunakan perusahaan, maka
manajemen bertanggungjawab atas upaya optimalisasi laba yang dihasilkan dari
seluruh harta itu.
2.Passiva
( Hutang )
Pasiva adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang
ini terjadi akibat kegiatan usaha kewajiban ini dibedakan menjadi utang lancar
dan utang jangka panjang.
Utang adalah sesuatu yang dipinjam.
Seseorang atau badan usaha yang
meminjam disebut debitur. Entitas yang memberikan utang
disebut kreditur.
Metode
pencatatan utang
Ada dua metode pencatatan utang, yaitu account
payable procedure dan voucher payable procedure.
1.
Dalam account payable procedure,
catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap
kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok,
jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang.
2.
Dalam voucher payable procedure,
tidak menggunakan kartu utang. Tapi menggunakan arsip voucher yang disimpan
dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas
keluar ini berfungsi sebagai catatan utang. Di dalam fiqih Islam, hutang
piutang atau pinjam meminjam telah dikenal dengan istilah Al-Qardh.
Makna Al-Qardh secara etimologi
(bahasa) ialah Al-Qath’u yang berarti memotong. Harta yang diserahkan kepada
orang yang berhutang disebut Al-Qardh, karena merupakan potongan dari harta
orang yang memberikan hutang.
3.Liabilitas ( Kewajiban )
Liabilitas (bahasa Inggris: liability)
adalah Hutang yang
harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak
lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang
merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh liabilitas adalah uang yang dipinjam
dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang
belum dibayarkan ke negara.
Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk
menggantikan istilah sebelumnya, kewajiban. Kini kata kewajiban digunakan untuk
merujuk pada istilah bahasa Inggris obligation.
Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1.
Liabilitas jangka pendek -
liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun
atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji,
pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka
panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya
dari pembelian peralatan), dan lain-lain.
Kewajiban
Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek meliputi hutang-hutang yang harus segera dilunasi dalam jangka waktu kurang dari 1tahun. Yang termasuk Kewajiban Jangka Pendek adalah sebagai berikut :
(1) Hutang Usaha
(2) Hutang Wesel
(3) Hutang Bunga
(4) Hutang Pajak
(5) Uang Muka Penjualan
Kewajiban Jangka Pendek meliputi hutang-hutang yang harus segera dilunasi dalam jangka waktu kurang dari 1tahun. Yang termasuk Kewajiban Jangka Pendek adalah sebagai berikut :
(1) Hutang Usaha
(2) Hutang Wesel
(3) Hutang Bunga
(4) Hutang Pajak
(5) Uang Muka Penjualan
2.
Liabilitas jangka panjang -
liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih dari
satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan
lain-lain.
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang meliputi hutang-hutang yang dapat dilunasi dalam jangka waktu lebih dari 1tahun.
Kewajiban Jangka Panjang meliputi hutang-hutang yang dapat dilunasi dalam jangka waktu lebih dari 1tahun.
Yang
termasuk Hutang Jangka Panjang adalah sebagai berikut :
1. Hutang Obligasi
2. Hutang Hipotik
3. Ekuitas
Ekuitas
didefinisikan sebagai hak residu (nilai sisa) aktiva perusahaan dikurangi
kewajiban.
4.Modal
Modal merupakan
setoran kekayaan (sumber
ekonomi) dari pemilik perusahaan kepada perusahaan. Termasuk ke dalam golongan modal ini antara lain adalah pendapatan,
beban, dan prive. Hal ini dikarenakan akun/ rekening ini berpengaruh besar
terhadap pertambahan dan pengurangan modal suatu perusahaan.
Sumber modal yang utama adalah
1.
Pemilik
(disetor)
2.
Hasil
usaha
Sedangkan, sumber modal lainnya,
adalah:
1.
Sumbangan
2.
Revaluasi
Modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
pada anggaran dasar perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan
hubungan keuangan yang ada. Secara lebih lengkap rincian modal, antara lain, terdiri
dari:
1.
Modal
saham, meliputi saham preferen, saham biasa dan perkiraan tambahan modal
disetor. Saham trasuri adalah saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan
dibeli kembali; dilaporkan disisi pasiva sebagai pengurang modal, bukan disisi
aset sebagai surat berharga atau investasi.
2.
Tambahan
modal disetor, yang terdiri dari: (a) agio saham, (b) pembelian kembali, (c)
penjualan kembali, dan (d) perbedaan kurs modal disetor
3.
Laba
yang ditahan, merupakan rekening untuk mencatat akumulasi hasil usaha periodik;
jadi tidak boleh di debit atau di kredit karena transaksinya bukan merupakan
kegiatan usaha perusahaan.
4.
Revaluasi
aset tetap, merupakan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan jika aset tetap direvaluasi (PSAK 16), maka akumulasi penyusutan
pada tanggal revaluasi tersebut diperlakukan sebagai berikut:
· Disajikan
kembali secara proforsional dengan perubahan jumlah tercatat bruto aset
sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasinya; atau
· Dieliminasi
terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi
disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut.
Contoh Modal
: modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham
preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain
sebagainya.
Tambahan :
– Rumus Aktiva —> Aktiva = Kewajiban + Modal
– Rumus Aktiva —> Aktiva = Kewajiban + Modal
5.Prive
Prive
atau Penarikan oleh pemilik. Pemilik perusahaan
perorangan dapat menarik kas
dari perusahaan untuk keperluan pribadi. Praktek seperti ini lazim terjadi jika
pemilik perusahaan mengelola bisnisnya secara penuh waktu. Dalam kasus ini,
bisnis yang dikelolanya merupakan sumber pendapatan utama bagi pemilik .
Penarikan
seperti ini menyebabkan penurunan ekuitas pemilik. Sama seperti penurunan
ekuitas pemilik, penarikan pribadi juga dicatat sebagai debit. Penarikan
didebit ke akun yang disebut Penarikan atau Prive.
Yang termasuk dalam kategori
pengambilan prive antara lain :
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
b. Biaya yang dibebankan atau
dikeluarkan untuk kepentingan pribadi anggota perseroan komanditer (CV).
c. Gaji yang dibayarkan kepada anggota
persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham.
d. Penarikan modal oleh anggota
perseroan komanditer.
6.Pendapatan
Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh
perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa
kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi pengeluaran.
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator
penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut.
Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan,
dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.
Pendapatan
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut :
ü Pendapatan
Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan utama, misalnya pendapatan servis bagi perusahaan jasa dan penjualan bagi perusahaan dagang
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan utama, misalnya pendapatan servis bagi perusahaan jasa dan penjualan bagi perusahaan dagang
ü Pendapatan
Nonoperasional
Pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha pokok, yang sifatnya tidak tetap, misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan nonbank dan pendapatan komisi bagi perusahaan dagang.
Pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha pokok, yang sifatnya tidak tetap, misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan nonbank dan pendapatan komisi bagi perusahaan dagang.
Arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal bank selama suatu periode tertentu.
Contoh : Pendapatan bunga, provisi dan komisi
Contoh : Pendapatan bunga, provisi dan komisi
Pendapatan bunga : pendapatan
yang diperoleh dari penanaman dana bank pada aktiva produktif.
Provisi dan komisi : pendapatan yang diterima sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan maupun yang lainnya.
Provisi dan komisi : pendapatan yang diterima sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan maupun yang lainnya.
PENGAKUAN PENDAPATAN
1.Accrual Basis:
Pendapatan diakui dan dicatat pada periode yang bersesuaian.
Metode accrual basis diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori lancar, provisi dan komisi.
2. Cash Basis :
Pendapatan diakui dan dicatat pada saat pembayaran bunga.
Metode cash basis hanya diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori non lancar
1.Accrual Basis:
Pendapatan diakui dan dicatat pada periode yang bersesuaian.
Metode accrual basis diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori lancar, provisi dan komisi.
2. Cash Basis :
Pendapatan diakui dan dicatat pada saat pembayaran bunga.
Metode cash basis hanya diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori non lancar
7.Beban
Dalam istilah akuntansi, beban adalah
pengurangan dari pendapatan yang akan
menghasilkan laba bersih pada laporan laba/rugi.
Beban adalah berkurangnya nilai aktiva
atau bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba kepada penanam modal.
Beban
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut :
Ø Beban Operasional
Beban operasional adalah beban yang
terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan operasi, misalnya beban
perlengkapan, beban gaji, dan beban sewa.
Ø Beban Nonoperasional
Beban nonoperasional adalah beban
yang terjadi bukan karena kegiatan utama perusahaan atau yang tidak berkaitan
langsung dengan kegiatan utama perusahaan dan yang sifatnya insidental,
misalnya beban bunga dan kerugian piutang.
JENIS-JENIS
BEBAN
1. Beban Operasional:
a. Bunga
b. Premi Asuransi
c. Tenaga Kerja
d. Sewa
e. Pajak-pajak
f. Pemeliharaan dan perbaikan
g. Penyusutan / penghapusan
h. Barang dan jasa
i. Lainnya
2. Beban Non Operasional
a. Sumbangan
b. Kerugian penjualan aktiva tetap
1. Beban Operasional:
a. Bunga
b. Premi Asuransi
c. Tenaga Kerja
d. Sewa
e. Pajak-pajak
f. Pemeliharaan dan perbaikan
g. Penyusutan / penghapusan
h. Barang dan jasa
i. Lainnya
2. Beban Non Operasional
a. Sumbangan
b. Kerugian penjualan aktiva tetap
(a)
Beban
Usaha
Beban usaha adalah beban-beban yang secara langsung atau
tidak langsung berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan. Yang
termasuk Beban Usaha
(1) Harga Pokok Penjualan
(2) Beban Penjualan = gaji pegawai, beban iklan,
(3) Beban Administrasi = beban perlengkapan kantor,
beban penyusutan gedung,
beban peralatan kantor.
(b)
Beban
di Luar Usaha
Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas
di luar usaha pokok perusahaan, misalnya rugi penjualan aktiva tetap dan beban
bunga.
Pada kode perkiraan, beban
biasanya merupakan jenis yang paling banyak jumlahnya, walaupun secara
sederhana, beban dapat diklasifikasikan menjadi:
1.
Beban perolehan pendapatan
2.
Beban operasi/rutin
3.
Beban operasional lainnya
4.
Beban lain-lain
No comments:
Post a Comment