Wednesday 1 July 2015

Documents : Aktiva dan Pasiva,Kewajiban,Modal,Prive,Pendapatan,Beban

AKTIVA dan PASIVA,KEWAJIBAN,MODAL,PRIVE,PENDAPATAN,BEBAN

1.Aktiva (Aset)
Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.
Aset itu adalah nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Yang dapat dimasukkan ke dalam kolom asset salah satunya adalah gedung atau bangunan. Jadi kalau suatu perusahaan memiliki gedung senilai satu miliar rupiah, maka asset yang dihitung adalah satu miliar rupiah itu. Selain gedung, yang bisa dihitung sebagai asset bisa termasuk: merk dagang, paten teknologi, uang kas, mobil, dll.[1]
Aset atau aktiva dipahami sebagai harta total. Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori, seperti:
1.     Aset lancar
3.     Aset tetap
6.     Aset lain
Pengertian dari kategori aktiva :
(a)     Aktiva Lancar
Aktiva Lancar(current assets) adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari 1tahun. Yang termasuk aktiva lancar adalah sebagai berikut:
(1)  Kas (cash)
(2) Surat-Surat Berharga (marketable securities)
(3) Deposito jangka pendek
(4) Piutang Usaha (account receivable)
(5) Sediaan (inventory)
(6) Pendapatan yang masih harus diterima (accruals receivable)
(b)    Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut :
(1)     Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu dan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan, yaitu  Tanah, mesin-mesin, kendaraan, gedung, peralatan.
(2)     Investasi Jangka Panjang (Invesment)
Investasi jangka panjang adalah bentuk penyertaan jangka panjang di luar kegiatan pokok perusahaan.
(3)     Aktiva Tidak Berwujud (intangible assets)
Aktiva tidak berwujud adalah hak istimewa yang dimiliki dan memberikan masa manfaat ekonomi kepada perusahaan, yaitu hak paten, hak cipta, merek dagang, goodwill dan franchise.
Daftar aset atau aktiva di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid.
Aktiva pada neraca disajikan pada sisi kiri secara berurutan dari atas ke bawah. Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap dan seterusnya. Komponen aktiva lancar menurut Kasmir sebagai beriktu: “kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan sebagainya” (2008:31) Komponen aktiva tetap menurut Kasmir sebagai berikut: “Tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan, dan lainnya” (2008:32) Berdasarkan teori diatas aktiva disusun secara berurutan dari mulai yang likuid sampai yang kurang likuid atau yang gampang dengan mudah diuangkan.
Bagi manajemen, di dalam membaca neraca, nilai aset perlu dicermati karena menjadi dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan. Ukuran ini menjadi pembanding prestasi sesuatu perusahaan dengan prestasi perusahaan yang lain dalam hal yang sama, apakah lebih baik atau tidak, sehingga dapat menjadi dasar keputusan manajemen untuk mempertahankan atau meningkatkannya.
Efisiensi penggunaan aset
Salah satu ukuran yang menyangkut aset atau aktiva adalah angka rasio penjualan/total aset, yang dinyatakan sebagai persentase. Asumsinya, semakin besar penjualan yang diwujudkan, semakin efisien penggunaan aset seluruhnya. Angka penjualan diambil dari laporan laba-rugi, sedang angka total aset berasal dari neraca. Dalam hal ini rasio dari tahun terakhir dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Optimalisasi laba
Ukuran yang lain menyangkut profitabilitas, yaitu angka laba harta atau laba investasi, yang berasal dari perbandingan angka laba (dipetik dari laporan laba rugi) dan total harta atau total aset, yang nilainya sama dengan istilah total investasi (dipetik dari neraca).
Asumsinya, manajemen adalah penanggungjawab atas pemeliharaan dan pemanfaatan seluruh harta yang digunakan perusahaan, maka manajemen bertanggungjawab atas upaya optimalisasi laba yang dihasilkan dari seluruh harta itu.

2.Passiva ( Hutang )
Pasiva adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha kewajiban ini dibedakan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.
Utang adalah sesuatu yang dipinjam. Seseorang atau badan usaha yang meminjam disebut debitur. Entitas yang memberikan utang disebut kreditur.
Metode pencatatan utang
Ada dua metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan voucher payable procedure.
1.      Dalam account payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang.
2.      Dalam voucher payable procedure, tidak menggunakan kartu utang. Tapi menggunakan arsip voucher yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang. Di dalam fiqih Islam, hutang piutang atau pinjam meminjam telah dikenal dengan istilah Al-Qardh.
Makna Al-Qardh secara etimologi (bahasa) ialah Al-Qath’u yang berarti memotong. Harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang disebut Al-Qardh, karena merupakan potongan dari harta orang yang memberikan hutang.

3.Liabilitas ( Kewajiban )
Liabilitas (bahasa Inggris: liability) adalah Hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh liabilitas adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.
Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk menggantikan istilah sebelumnya, kewajiban. Kini kata kewajiban digunakan untuk merujuk pada istilah bahasa Inggris obligation.
Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1.     Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.
Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek meliputi hutang-hutang yang harus segera dilunasi dalam jangka waktu kurang dari 1tahun. Yang termasuk Kewajiban Jangka Pendek adalah sebagai berikut :
(1) Hutang Usaha
(2) Hutang Wesel
(3) Hutang Bunga
(4) Hutang Pajak
(5) Uang Muka Penjualan
2.     Liabilitas jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain.
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang meliputi hutang-hutang yang dapat dilunasi dalam jangka waktu lebih dari 1tahun.
Yang termasuk Hutang Jangka Panjang adalah sebagai berikut :
1.      Hutang Obligasi
2.      Hutang Hipotik
3.      Ekuitas
Ekuitas didefinisikan sebagai hak residu (nilai sisa) aktiva perusahaan dikurangi kewajiban.
4.Modal
Modal merupakan setoran kekayaan (sumber ekonomi) dari pemilik perusahaan kepada perusahaan. Termasuk ke dalam golongan modal ini antara lain adalah pendapatan, beban, dan prive. Hal ini dikarenakan akun/ rekening ini berpengaruh besar terhadap pertambahan dan pengurangan modal suatu perusahaan.
Sumber modal yang utama adalah
1.      Pemilik (disetor)
2.      Hasil usaha
Sedangkan, sumber modal lainnya, adalah:
1.    Sumbangan
2.    Revaluasi
Modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada anggaran dasar perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada. Secara lebih lengkap rincian modal, antara lain, terdiri dari:
1.      Modal saham, meliputi saham preferen, saham biasa dan perkiraan tambahan modal disetor. Saham trasuri adalah saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan dibeli kembali; dilaporkan disisi pasiva sebagai pengurang modal, bukan disisi aset sebagai surat berharga atau investasi.
2.      Tambahan modal disetor, yang terdiri dari: (a) agio saham, (b) pembelian kembali, (c) penjualan kembali, dan (d) perbedaan kurs modal disetor
3.      Laba yang ditahan, merupakan rekening untuk mencatat akumulasi hasil usaha periodik; jadi tidak boleh di debit atau di kredit karena transaksinya bukan merupakan kegiatan usaha perusahaan.
4.      Revaluasi aset tetap, merupakan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan jika aset tetap direvaluasi (PSAK 16), maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi tersebut diperlakukan sebagai berikut:
·      Disajikan kembali secara proforsional dengan perubahan jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasinya; atau
·      Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Tambahan :
– Rumus Aktiva —> Aktiva = Kewajiban + Modal
5.Prive
Prive atau Penarikan oleh pemilik. Pemilik perusahaan perorangan dapat menarik kas dari perusahaan untuk keperluan pribadi. Praktek seperti ini lazim terjadi jika pemilik perusahaan mengelola bisnisnya secara penuh waktu. Dalam kasus ini, bisnis yang dikelolanya merupakan sumber pendapatan utama bagi pemilik .
Penarikan seperti ini menyebabkan penurunan ekuitas pemilik. Sama seperti penurunan ekuitas pemilik, penarikan pribadi juga dicatat sebagai debit. Penarikan didebit ke akun yang disebut Penarikan atau Prive.
Yang termasuk dalam kategori pengambilan prive antara lain :
a.       Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun.
b.      Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi anggota perseroan komanditer (CV).
c.       Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.
d.      Penarikan modal oleh anggota perseroan komanditer.      

 

6.Pendapatan

Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor.
Pendapatan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut :
ü  Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan utama, misalnya pendapatan servis bagi perusahaan jasa dan penjualan bagi perusahaan dagang
ü  Pendapatan Nonoperasional
Pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha pokok, yang sifatnya tidak tetap, misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan nonbank dan pendapatan komisi bagi perusahaan dagang.
Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal bank selama suatu periode tertentu.
    Contoh : Pendapatan bunga, provisi dan komisi
Pendapatan bunga : pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana bank pada aktiva produktif.
 Provisi dan komisi    : pendapatan yang diterima sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan maupun yang lainnya.




PENGAKUAN PENDAPATAN
1.Accrual Basis:
    Pendapatan diakui dan dicatat pada periode yang     bersesuaian.
    Metode accrual basis diterapkan untuk pendapatan     bunga kredit dalam kategori lancar, provisi dan     komisi.
2. Cash Basis :
    Pendapatan diakui dan dicatat pada saat     pembayaran bunga.
    Metode cash basis hanya diterapkan untuk     pendapatan bunga kredit dalam kategori non lancar

7.Beban
Dalam istilah akuntansibeban adalah pengurangan dari pendapatan yang akan menghasilkan laba bersih pada laporan laba/rugi.
Beban adalah berkurangnya nilai aktiva atau bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba kepada penanam modal.
Beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut :
Ø  Beban Operasional
Beban operasional adalah beban yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan operasi, misalnya beban perlengkapan, beban gaji, dan beban sewa.
Ø  Beban Nonoperasional
Beban nonoperasional adalah beban yang terjadi bukan karena kegiatan utama perusahaan atau yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan dan yang sifatnya insidental, misalnya beban bunga dan kerugian piutang.


JENIS-JENIS BEBAN
1.    Beban Operasional: 
    a. Bunga
    b. Premi Asuransi 
    c. Tenaga Kerja 
    d. Sewa
    e. Pajak-pajak
    f. Pemeliharaan dan perbaikan 
    g. Penyusutan / penghapusan 
    h. Barang dan jasa 
    i. Lainnya

2. Beban Non Operasional
    a. Sumbangan
    b. Kerugian penjualan aktiva tetap
(a)     Beban Usaha
Beban usaha adalah beban-beban yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan. Yang termasuk Beban Usaha
(1)  Harga Pokok Penjualan
(2) Beban Penjualan = gaji pegawai, beban iklan,
(3) Beban Administrasi  = beban perlengkapan kantor, beban penyusutan gedung,
beban peralatan kantor.
(b)    Beban di Luar Usaha
Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas di luar usaha pokok perusahaan, misalnya rugi penjualan aktiva tetap dan beban bunga.
Pada kode perkiraan, beban biasanya merupakan jenis yang paling banyak jumlahnya, walaupun secara sederhana, beban dapat diklasifikasikan menjadi:

1.     Beban perolehan pendapatan
2.     Beban operasi/rutin
3.     Beban operasional lainnya
4.     Beban lain-lain

No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional