Wednesday 1 July 2015

Makalah : Hakikat Nilai-Nilai Pancasila dan Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya “Bhinneka Tunggal Ika”. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa Indonesia yang terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah lambang negara kita, pengamalan sekaligus ideologi kita, Pancasila.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika.
            Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan nilai ?
2.      Apa hakikat nilai-nilai Pancasila ?

C. Tujuan

·         Memahami hakikat nilai.
·         Memahami hakikat nilai-nilai Pancasila.


·          
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Nilai

1. Pengertian Nilai

Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap berharga dan berguna bagi kehidupan manusia serta dianggap baik.

2. Klasifikasi nilai

Max Scheler mengklasifikasikan nilai berdasarkan tingkatannya:
a.    Nilai-nilai kenikmatan
b.    Nilai-nilai kehidupan
c.    Nilai-nilai kejiwaan
d.    Nilai-nilai kerohanian

Walter G. Everet mengklasifikasikan nilai-nilai menusiawi ke dalam delapan kelompok, yaitu:
a.    Nilai-nilai ekonomis
b.    Nilai-nilai kejasmanian
c.    Nilai-nilai hiburan
d.    Nilai-nilai sosial
e.    Nilai-nilai watak
f.      Nilai-nilai estetis
g.    Nilai-nilai intelektual
h.    Nilai-nilai keagamaan


Notonegoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaitu:
a.    Nilai material,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia.
b.    Nilai Vital,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c.    Nilai kerohanian,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam:
·     Nilai kebenaran,yang bersumber pada akal(rasio, budi, cipta) manusia.
·     Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia.
·     Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada kehendak manusia.
·     Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.


B. Hakikat Nilai-Nilai Pancasila
Dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, Pancasila mengandung berbagai nilai yang dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalm Pancasila tersusun secara hierarkis piramidal yang bulat dan utuh serta saling menjiwai.
Pancasila mengandung nilai subjektif maupun objektif. Nilai-nilai subjektif artinya nilai-nilai tersebut merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia sendiri sepanjang sejarahnya. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan hasil pemikiran bangsa Indonesia.
2.      Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan hidup,pedoman hidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia.
3.      Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai kerohanian, yaitu kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius yang perwujudannya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Di samping itu, Pancasila juga mengandung nilai objektif, yakni nilai yang diakui kebenaran dan keadilannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Nilai-nilai objektif yang terkandung dalam Pancasila adalah sebagai berikut:
a.       Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan adanya sifat universal
b.      Nilai-nilai Pancaila terkait dengan hidup kemanusiaan yang mutlak (manusia dengan Tuhan,antara manusia dengan sesamanya,dan antara manusia dengan lingkungannya)
c.       Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 menurut ilmu hukum memenuhi hukum syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, tidak dapat diberikan oleh setiap orang atau badan. Dengan demikian nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa.
d.      Pembukaan UUD 1945 (yang memuat jiwa Pancasila) secara hukum tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil Pemilu. Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila tetap ada.
e.       Pembukaan UUD 1945 yang mengandung makna tidak dapat diubah (tetap) karena kemerdekaan (yang didalamnya mengandung Pancasila) merupakan karunia Tuhan.


C.Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia.
            Artinya, bahwa Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi per-satuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga menjadi alatpemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan. Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat dalampenyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus jugasangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka juga menyadari bahwa perbedaan sangatpotensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan olehtsebab itumereka juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi bangsaIndonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesiaselain menyadari pentingnya persatuan bagi kelangsungan

hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa perbedaanitu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia.Perbedaan sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri,dan bukan sesuatu yang harus diingkari. Apalagi harus dihilangkandari muka bumi ini.Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, dinegara manapun juga dan di bangsa manapun juga. Menyikapirealita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak adalahmenjadikan perbedaan yang ada
sebagaisuatu kekayaanyang justruharus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dankesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan maupundaerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus di- junjung tinggi adalah kepentingan nasional, dan bukan kepen-tingan yang lebih kecil, lebih rendah, ataupun yang lebih sempit.Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa per-satuan bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjungtinggi oleh semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, per-pecahan atau pertikaian justru akan menghancurkan umat manusiaitu sendiri.Seloka Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk di-renungkan kembali esensi dan kebenaran yang terkandung didalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua manusia  memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia.Kerjsama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Olehsebab itu perpecahan sebagai lawan dari persatuan mutlak perludihindari dan disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat, berbang-sa dan bernegara. Dari penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar, bahwa Sila Persatuan Indonesia sangat tepat dicantumkan dalamdasar negara, mengingat kebenaran dan kebutuhan yang dihadapioleh seluruh umat manusia.


























BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

           Kedudukan Pancasila sebagai sumber nilai pada hakikatnya merupakan penegasan bahwa Pancasila itu merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Hal ini mengandung pengertian, Pancasila merupakan landasan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan kata lain, seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indoneia menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.
            Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan olehseluruh generasi bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarangsudah bersatu, tidak berarti Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya yang sekarang ini ada,tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses re-generasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu Bangsa masihtetap kita perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia,selama itu pula masih kita perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa Indonesia, maka Pancasilasebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini sekaligus mem- buktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar Negara, maupunsebagai kepentingan lain. Sehingga Pancasila menunjukkan memi-liki banyak fungsi atau multy function

B.Saran

            Dengan adanya makalah ini, semoga kalian dapat memahami dan mengerti tentang hakikat dan nilai Pancasila, selain dari itu kami dari kelompok 2 juga mengharapkan kritikan dari kalian semua, agar dapat membangun atau untuk menyempurnakan pembuatan makalah yang selanjutnya



















DAFTAR PUSTAKA



·         Komalasari, Kokom. 2007. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : CV Armico
·         http://blog.kenz.or.id/2006/06/01/45-butir-pengamalan-pancasila.html
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila


No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional