Friday 3 July 2015

Makalah : Elastisitas

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomielastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.

1.2..Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari elastisitas permintaan beserta rumusnya ?
2.      Apa saja hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan ?
3.      Apa itu elastisitas penawaran beserta rumusnya ?
4.      Apa saja hal-hal yang mempengaruhi  elastisitas penawaran ?
5.      Bagaimana pengaruh elastisitas terhadap harga keseimbangan ?






BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.Elastisitas Permintaan.
Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
koefisien
Elastisitas
n = 0
Inelastis sempurna
0 < n < 1
Inelastis
n = 1
Elastis uniter
1 < n < ∞
Elastis
n = ∞
Elastis sempurna
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat pada peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun biayanya. Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi, semakin elastis barang tersebut.
meskipun permintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang "kebutuhan," banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak "membutuhkannya." Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah.
            Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ni.



Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan

Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!
Jawab:

a. Macam-Macam Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam.



b. Kurva Elastisitas Permintaan


2.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan suatu barang dijelaskan berikut ini.
a. Faktor Jenis Barang
Bila suatu barang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau primer maka sifat permintaannya adalah inelastis (perubahan harga lebih besar daripada perubahan permintaan). Mengapa demikian? Karena, walaupun harga melambung naik  orang tetap akan membelinya demi kelangsungan hidup. Contoh barang ini adalah beras. Akan tetapi, bila suatu barang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier (mewah) maka sifat permintaannya adalah elastis (perubahan harga lebih kecil daripada perubahan permintaan). Mengapa demikian? Karena dengan melihat harga yang berubah misalnya naik, orang akan menunda dulu permintaannya dan menunggu harga turun kembali. Contohnya perhiasan emas.

b. Keberadaan Barang Substitusi atau Pengganti
Mengapa keberadaan barang subtitusi mempengaruhi elastisitas permintaan? Hal ini karena apabila suatu barang (A) memiliki barang substitusi (B) maka bila harga barang (A) naik orang akan beralih membeli barang substitusi (B). Dengan demikian Semakin tinggi kemampuan barang lain untuk mengganti barang tersebut maka permintaan terhadap barang A semakin elastis. Sebaliknya, bila suatu barang tidak memiliki barang substitusi, maka sifat permintaan barang tersebut adalah inelastis.   

c. Faktor Harga Barang
Apabila harga suatu barang sangat murah maka kenaikan harga barang tersebut tidak akan berpengaruh banyak terhadap permintaan. Misalnya, harga garam Rp1000, bila naik menjadi Rp 1.500 permintaan tidak akan berkurang banyak karena setiap orang mampu membayarnya. Dengan demikian, permintaan terhadap bayam bersifat inelastis.

d. Faktor Keyakinan dan Tradisi
Ada sejumlah barang yang harus dipergunakan untuk mengikuti keyakinan dan tradisi atau kebiasaan tertentu. Walaupun harga barang-barang tersebut naik, orang tetap akan membelinya. Dengan demikian, sifat permintaannya adalah inelastis.
e. Frekuensi Pembelian Barang          
Bila suatu barang cukup dibeli satu kali setahun (seperti payung) atau satu  kali dalam dua tahun (seperti bantal, guling) dan harga barang-barang tersebut tidak terlalu mahal, maka bila terjadi kenaikan harga tidak akan begitu memengaruhi permintaan. Mengapa? Karena orang berpikir: barang itu hanya dibeli satu kali dalam setahun atau satu kali dalam dua tahun. Sehingga sifat permintaannya adalah inelastis.

f.  Faktor Selera
Bila selera masyarakat sedang meningkat pada suatu barang maka sifat permintaannya adalah inelastis. Akan tetapi bila selera turun maka sifat permintaannya menjadi elastis.

2.3.Elastisitas Penawaran
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas permintaannya adalah 20%/10% = 2. (Case & Fair, 1999: 119).
Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan jumlah barang yang diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak langsung menawarkan semua produknya ke konsumen, melainkan menyimpan sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari (atau biasa disebut sebagai stok barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.
Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya.









 Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.


Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Jawab:


a. Macam-Macam Elastisitas Penawaran
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:

b. Kurva Elastisitas Penawaran

Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:

1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.


Contoh 1:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Jawab:



Contoh 2:
Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 500!
Jawab:


Contoh 3:
Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 400!
Jawab:




2) Jika persamaan fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berkut.

2.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran

Faktor-faktor ini selengkapnya adalah sebagai berikut:

a. Faktor Jenis Barang
Bila barang yang ditawarkan merupakan barang hasil pabrik, umumnya sifat penawaran elastis, karena produsen dapat leluasa menambah atau mengurangi produk. Akan tetapi, bila barang yang ditawarkan merupakan barang hasil pertanian maka umumnya sifat penawarannya inelastis, karena hasil pertanian sangat dibatasi masa panen dan musim. Yang perlu diketahui, khusus pada awal panen, barang pertanian masih bersifat elastis karena hasil panen masih melimpah. Sifat elastis berangsur-angsur berubah menjadi inelastis seiring berakhirnya masa panen.

b. Faktor adanya tujuan tertentu
Bila produsen memiliki tujuan tertentu, misalnya ingin meraup laba yang lebih besar dengan cara menimbun barang maka pada suatu saat permintaan dari barang yang ditimbun tersebut bersifat inelastis. Karena walaupun harga naik cukup tinggi, barang tetap susah dicari sebab produsen menawarkannya dalam jumlah terbatas.
c. Faktor Tingkat Teknologi
Patung Asmat dibuat dengan teknologi yang sederhana dan menggunakan keahlian tangan manusia. Patung Asmat tidak dibuat dengan menggunakan mesin modern. Dengan demikian, penawaran patung Asmat bersifat inelastis. Walaupun harga naik sangat tinggi, jumlah yang ditawarkan masih terbatas karena tingkat teknologi yang sederhana.

d. Faktor Kapasitas Produksi
Bila kapasitas produksi (kemampuan memproduksi) suatu barang belum digunakan sepenuhnya (belum optimal) maka sifat penawaran barang tersebut adalah elastis, karena produsen masih sanggup menambah jumlah produksi. Akan tetapi, bila kapasitas produksi sudah optimal maka sifat penawarannya inelastis bahkan bisa inelastis sempurna, karena jumlah Produksi tidak dapat ditambah lagi.

e. Faktor Jumlah Produsen
Semakin banyak jumlah produsen maka semakin tinggi penawaran, demikian pula sebaliknya.















2.5.Pengaruh Elastisitas Permintaan pada Perubahan Penawaran terhadap Harga Keseimbangan

Barang inelastis ε <1 Barang elastis ε >1
Pada saat suatu kondisi dimana permintaan konsumen tetap tetapi penawaran mengalami perubahan, yaitu produksi berubah (bertambah), maka akan terjadi suatu penurunan harga barang tersebut. Hal ini terjadi baik di dalam barang yang bersifat elastis maupun inelastis. Perbedaannya terletak pada perubahan (delta)  harga dan jumlah barang yang bernilai besar yang mengakibatkan perubahan harga keseimbangan yang ekstrim.
Barang elastis, misalnya kopi pada saat mengalami pertambahan jumlah (quantity) namun permintaan tetap maka perubahan harga yang ditawarkan tidak terlalu drastis menurun, ini disebabkan grafik permintaan (demand) tidak begitu curam yang mengindikasikan permintaan barang elastis tidak begitu berpengaruh terhadap  jumlah yang tersedia. Kopi sebagai barang yang bersifat sekunder dapat disubstitusi dengan barang yang lain maka dari itu penurunan harga kopi yang diakibatkan pertambahan jumlah kopi tidak terlalu drastis karena adanya barang pengganti, misalnya teh.


Lain halnya pada barang elastis, misalnya beras. Beras merupakan barang primer. Pada saat barang elastis mengalami pertambahan jumlah (quantity) namun permintaan tetap maka perubahan harga yang ditawarkan drastis menurun. Ini disebabkan karena grafik barang elastis yang curam.
Contohnya pada saat kasus beras musim panen, jumlah beras meningkat sehingga penawaran meningkat tetapi jumlah permintaan tetap beras selalu tetap (tidak lebih tidak kurang) sehingga terjadi penurunan harga yang drastis begitu pula pada saat musim paceklik. Pada saat musim paceklik permintaan akan beras tetap (tidak lebih tidak kurang) namun jumlah yang ditawarkan menurun sehingga harga beras melonjak naik. Itu lah dasar diadakannya campur tangan pemerintah dalam pengarahan tindak ekonomi, seperti adanya bulog, operasi pasar, ekspo-impor komoditi dsb.
Harga keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap perubahan elastisitas permintaan, yaitu dipengaruhi apakah barang tersebut elastis atau inelastis.

Sisi Produsen :
Pengaruh Elastisitas Penawaran pada Perubahan Permintaan terhadap Harga Keseimbangan



Pada saat kondisi dimana Jumlah penawaran (supply) tetap, jumlah barang tetap, namun jumlah permintaan (demand) berubah, baik bertambah atau berkurang maka akan terjadi perubahan harga. Apabila jumlah barang tetap dan permintaan bertambah maka akan terjadi kenaikan harga begitu pula apabila barang tetap dan permintaan berkurang maka akan terjadi penurunan harga. Hal ini terjadi baik di barang elastis maupun inelastis.
Pada barang elastis, perubahan permintaan terhadap jumlah barang yang tetap akan menyebabkan perubahan harga yang tidak begitu signifikan. Ini dikarenkan grafik Supply yang tidak curam. Grafik supply yang tidak curam mengindikasikan bahwa pada barang elastis seperti Kopi, saat jumlah kopi  tetap namun permintaan bertambah,  harga kopi tidak begitu meningkat tinggi karena kopi memiliki barang pengganti yang lain, misalnya teh.
Berbeda dengan beras sebagai barang inelastis. Pertambahan jumlah permintaan beras yang mungkin disebabkan oleh adanya bencana alam, musim paceklik dsb akan sangat mempengaruhi kepada harga beras itu sendiri. Hal ini dikarenakan barang inelastis memiliki grafik yang curam dimana Q (perubahan jumlah) memiliki nilai yang lebih kecil daripada P (perubahan harga) sehingga bertambahnya sedikit saja Q akan berpengaruh besar pada naiknya P .
Harga keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap perubahan elastisitas penawaran, yaitu dipengaruhi apakah barang yang ditawarkan tersebut elastis atau inelastis












BAB 3
 PENUTUP
3.1.Kesimpulan
·         Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga
·         elastisitas penawaran didefinisikan sebagai ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri
·         Harga keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap perubahan elastisitas permintaan, yaitu dipengaruhi apakah barang tersebut elastis atau inelastis.
·         Harga keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap perubahan elastisitas penawaran, yaitu dipengaruhi apakah barang yang ditawarkan tersebut elastis atau inelastis

3.2.Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga kalian dapat memahami dan mengerti tentang ElASTISITAS study Pengantar Ekonomi, selain dari itu kami dari kelompok 1 juga mengharapkan kritikan dari kalian semua, agar dapat membangun atau untuk menyempurnakan pembuatan makalah yang selanjutnya.  













DAFTAR PUSTAKA
  • Case, Karl E. & Fair, Ray C. (1999). Principles of Economics (5th ed.). Prentice-Hall. ISBN 0-13-961905-4.
  • Google
  • Wikipedia


No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional