KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Assalamualikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar perilaku kesehatan. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana
sehingga mudah dimengerti.
Dalam penyelesaian Makalah ini,kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang membimbing kami.
kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih
dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamualikum Wr.Wb.
Matangglumpangdua,22 Februari
2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan
seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain
ataupun orang yang melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi
dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk.
Tolak
ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma yang berlaku
dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan, kesusialaan, dan
norma-norma lainnya.
Dalam
kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa kita
sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar
bagi seseorang. Salah satu contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang
maraknya digerakkan oleh promoter kesehatan tentang cuci tangan sebelum
melakukan aktifitas, kita semua tahu jika mencuci tangan adalah hal yang
sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan revolusi kesehatan
kearah yang lebih baik. Sungguh besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan,
begitu pula dengan kesehatan yang baik akan tercermin apabila seseorang
tersebut melakukan perilaku yang baik.
Maka
dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan kesehatan
dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang baik, dampaknya
serta control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai dengan judul makalah
yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
2.
Apa
yang dimaksud dengan Domain perilaku kesehatan?
3.
Apa
saja bentuk-bentuk perilaku kesehatan dan perubahannya?
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui tentang hubungan kesehatan terhadap perilaku serta hal-hal yang
terkait terhadap perilaku dan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi
itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan
penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk
dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah
perilaku tersebut.
Dilihat
dari Segi Biologis:
Perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup ) yang
bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari
tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing –
masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar
Dilihat
dari Segi Psikologis
Menurut
Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te rhadap
stimulus ( rangsangan dari luar . pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R
(stimulus-organisme-respons).skiner membedakan respons tersebut menjadi 2
jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant response (instrumental
response).
Secara
lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini
berbentuk 2 macam, yakni:
Bentuk
pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak
secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir , tanggapan
atau sikap batin dan pengetahuan.
Bentuk
aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan disebut overt behavior.
Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
(Skinner, 1938 yang dikutip dalam Notoatmodjo,2003).
Dilihat
dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua:
a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)
a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)
Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert),
Misalnya: Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda
tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.
b.
Perilaku Terbuka (Overt behavior)
Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya
seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk
diimunisasi.
2.2. Kesehatan
Definisi Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas
dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa
suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO tentang sehat
mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan. konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1.
Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2.
Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3.
Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental
dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang
paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social,
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
2.3. Perilaku
Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan
pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan
perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health
knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan
(health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat
perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker
mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :
1.Pengetahuan
Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang
penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau
mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan
pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2.Sikap
terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian
seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan,
seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap
faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang
fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3.Praktek
kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau
aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap
penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang
terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan
kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan
.Selain
Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan.
Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang
menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang
berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan perilaku
kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum
menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior)
diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata
lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik
yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable),
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan
kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah
kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan,
motif, nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang
dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk
pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui
olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang
merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat.
2.4.Perilaku
Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku
kesehatan mencakup :
1.Perilaku
seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia
merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit.
Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit
a)
Perilaku
sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan makanan
bergizi, dan olahraga.
b)
Perilaku
pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria, pemberian
imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang
lain.
c)
Perilaku
sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati penyakitnya
sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke fasilitas
kesehatan tradisional.
d)
Perilaku
sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit misalnya
melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.
2.Perilaku
terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap
fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.
3.Perilaku
terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan
praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya.,
pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.
4.
Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap
lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku
ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.
Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan
menjadi 3 kelompok:
1) Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu
perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
a)
Perilaku
pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b)
Perilaku
peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c)
Perilaku
gizi (makanan dan minuman).
2) Perilaku
Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Sering
disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior).
Adalah menyangkut
upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan
atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai
mencari pengobatan ke luar negeri.
3) Perilaku
Kesehatan Lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan
tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979)
membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
a) Perilaku hidup sehat
.Adalah
perilaku-perilaku
yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan
meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :
(1) Menu seimbang
(2) Olahraga teratur
(3) Tidak merokok
(4) Tidak minum-minuman keras dan
narkoba
(5) Istirahat yang cukup
(6) Mengendalian stress
(7) Perilaku atau gaya hidup lain yang
positif bagi kesehatan
b)
Perilaku
Sakit
Mencakup
respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,
pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan
sebagainya, dsb.
c)
Perilaku
peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku
ini mencakup:
(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
(2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau
sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
(3) Mengetahui hak (misalnya: hak
memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).
2.5.Domain Perilaku
Kesehatan
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang),namun dalam memberikan
respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang
berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a.Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang
yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
b.Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor
lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku
seseorang.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil
bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun
eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan
mempunyai bentangan yang sangat luas.Sehingga membagi perilaku manusia menjadi
3 domain,ranah atau kawasan
yakni:kognitif(cognitive),afektif(affective),psikomotor(psychomotor).
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior).
a. Proses adopsi perilaku
a. Proses adopsi perilaku
Penilitian
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni
w Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
w Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
w
Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.
w
Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).
w Triall, orang telah mencoba perilaku baru.
w Triall, orang telah mencoba perilaku baru.
w
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya tehadap stimulus.
b.
Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
w Tahu (know)
w Tahu (know)
Tahu
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk mengingat kembali (recall). Tahu merupakan tingkat yang paling rendah
dan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan,meguraikan,mendefinisikan,menyatakan dan sebagainya.
w
Memahami (comprehension)
Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
w
Applikasi (Aplication)
Diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
yang real atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, perinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
w
Analisis (analysis)
Adalah
suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
w
Sintesis (Synthesis)
Sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada misalnya menyusun,merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya
terhadap suatu teori.
w
Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan
dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi. Evaluasi ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2. Sikap (Attitude)
Sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek.
a. Komponen pokok sikap
Sikap
mempunyai 3 komponen pokok yaitu:
w
Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
w
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
w
Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)(Alport,1954 yang dikutip dalam
Notoatmodjo)
b. Berbagai Tingkatan Sikap
terdiri
dari : menerima (receiving),merespon (responding) menghargai
(valuing),
bertanggung jawab (responsible)
c. Praktek atau Tindakan (practice)
terdiri
dari : persepsi (perception), respon terpimpin (guided response),
mekanisme
(mechanism), adopsi (adoption).
Faktor
penentu (Determinan) perilaku kesehatan pada umumnya melibatkan banyak faktor.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor
perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu: faktor pembawa (predisposing faktor) didalamnya termasuk
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai. faktor pendukung
(enabling faktor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan,faktor pendorong
(reinforcing faktor) yang terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok
referensi dari periaku masyarakat.
Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan periaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008).
Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan periaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008).
2.6.Bentuk-bentuk
perilaku kesehatan dan perubahannya
2.6.1.Bentuk-bentuk Perilaku kesehatan
1.
Bentuk Suchman
Bentuk Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku
sakit yang tampak pada orang mencari, menemukan dan melakukan perawatan medis.
Ada empat unsur yang merupakan faktor utama perilaku sakit yaitu perilaku itu
sendiri, sekuensinya tempat atau ruang lingkup dan variasi perilaku selama
tahap-tahap perawatan medis.
2.
Bentuk Hochbaum, Kasl dan Cobb, Rosenstock
Hipotesis HBM adalah perilaku pada saat mengalami gejala
penyakit dipengaruhi secara langsung oleh persepsi individu mengenai ancaman penyakit
dan keyakinannya terhadap nilai manfaat dari suatu tindakan kesehatan.
3.
Bentuk Fabrega
Bentuk ini memberikan definisi abstrak tentang perilaku
sakit yang dituangkan dalam 9 tingkatan dan menggambarkan konsekuensi keputusan
yang ditetapkan orang selama dalam keadaan sakit.
4.
Bentuk Mechanic
Suatu bentuk mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perbedaan cara orang melihat, menilai serta bertindak terhadap suatu gejala
penyakit.(Mechanic,1962 yang dikutip dalam Muzaham,1995)
5.
Bentuk Andersen
Bentuk yang menggambarkan suatu sekuensi determinan individu
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga, dan menyatakan bahwa
hal itu tergantung pada: predisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan
kesehatan, kemampuan mereka untuk melaksanakannya, dan kebutuhan meraka
terhadap jasa pelayanan tersebut
.
6.
Bentuk Kosa dan Robertson
Upaya lain untuk memahami perilaku sehat dan sakit baik dari
perspektif individu maupun sosial adalah dengan model yang di kembangkan oleh
J.Kosa dan L.S.Robertson (1975). Formulasinya meliputi 4 komponen utama yakni:
penilaian tentang suatu gangguan kesehatan, peningkatan rasa khawatir karena
persepsi tentang gejala penyakit, penerapan pengetahuan sendiri terhadap
kesehatan dan bentuk tindakan untuk menghilangkan kekhawatiran dan gangguan
kesehatan tersebut.
7.
Bentuk Antonovsky dan Kats
Dalam mempelajari kesehatan preventif, A.Antonovsky dan Kats
(1970) mengemukakan suatu model terpadu untuk membuat kategori tentang berbagai
tipe variabel yang berbeda menurut pola tindakan tertentu, dan membuat
spesifikasi mengenai kaitan antara semua variabel tersebut. Tiga golongan
variabel di identifikasikan sebagai determinan dalam perilaku pencegahan
gangguan kesehatan, termasuk perbuatan tunggal maupun berulang-ulang. Ketiga
golongan variabel tersebut adalah motivasi predesposisi, variabel kendala dan
variabel kondisi.
8.
Model Langlie
Adalah model perilaku pencegahan gangguan kesehatan dengan
cara menggabungkan variabel-variabel social psikologi dan model kepercayaan
kesehatan dengan karakteristik kelompok social dari formulasi Suchmnan.
Perilaku pencegahan kesehatan yang dirumuskan oleh Langlie sebagai suatu
tindakan kesehatan yang di sarankan, dan dilaksanakan oleh seseorang yang
percaya bahwa dirinya dalam keadaan sehat, guna mencegah penyakit, gangguan
kesehatan, atau mendeteksi penyakit pada saat penyakit belum terlihat.
2.6.2. Perubahan Perilaku Kesehatan
Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting
dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :
1. mengubah perilaku
negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan )
- pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
- memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger,
Fungsi, Kurt Lewin.
Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Menurut teori ini, penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang
berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus
yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan).
Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb
a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang
merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang
berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena dalam
diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat
atau keyakinan. Apabila terjadi penyesuaian secara kognitif, akan ada
perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
Contoh :
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi
merasa bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia
memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari
banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).
b) Teori Fungsi (Katz : 1960)
Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
1.
instrumental
- defence mechanism
- penerima objek dan pemberi arti
- nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung
kebutuhan Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah
stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
c) Teori Kurt Lewin (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah
suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan
pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan).
Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan
tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku
baru
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit
kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit
keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas
karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya
deteksi dini kusta.
2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa
kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad
perubahan perilaku.
3. Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.
Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan
adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku
merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai
penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya
sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour.
Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang
sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan
positip. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa
dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan
kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya
dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh
masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya
tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran
sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya
dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba /
penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.
2)Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup
sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi
menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang
berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan
memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.
3)Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara
kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi
dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya
penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi
tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama
dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai
dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga
akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa
perubahan perilaku akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari
masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak
berguna untuk mewujutkan perubahan yang langgeng.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu
stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat
diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan
sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini
merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker
menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan
(health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah
erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari
perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan
mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
3.2. Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah
erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari
perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan
mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting
adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri
kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985.
Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi
Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Ircham Machfoedz dan Eko
Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta
:Fitramaya.
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani
dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta
:Fitramaya.
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.
-----.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta.
Rahim Ali,Arsad.2008.Staf Dinas Kesehatan Polewali Mandar.Polewali:http//www.arali2008.files.wordpress.com.
Salan,Rudy.1988.Perilaku Kesakitan dan Peranan Sakit(suat
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.
-----.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta.
Rahim Ali,Arsad.2008.Staf Dinas Kesehatan Polewali Mandar.Polewali:http//www.arali2008.files.wordpress.com.
Salan,Rudy.1988.Perilaku Kesakitan dan Peranan Sakit(suat
No comments:
Post a Comment