KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang telah
memberikan kesehatan serta kekuatan dan kemauan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, walaupun masih ada kekurangan dari segi
manapun.Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.
Ucapan terima kasih kami haturkan
kepada dosen study ilmu sosiologi yaitu Bapak HAMDANI,SE,M.S.M yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya kepada kami, sehingga kami dapat
bersemangat dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber
bacaan, pengetahuan yang kami ketahui, berbagai buku serta dari sumber lainnya
yang relevan dalam bahasan ini dengan segala keterbatasan kami, sehingga masih
banyak kekurangan-kekurangan di dalam pembahasan ini.Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan, sehingga dikemudian hari makalah
ini dapat disajikan dengan lebih baik dan lengkap.
Semoga makalah ini dapat menambah
informasi, pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca.
Matangglumpangdua,10
september 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah singkat teori sosiologi
B. B.Kekuatan sosial dalam
perkembangan teori sosiologi.
C. Kekuatan
intelektual dan kemunculan teori sosiologi
D. perkembangan
sosiologi di beberapa negara
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB
1 PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Kita terlalu sering menggunakan
istilah ilmu pengetahuan, bahkan sejak kecil kita mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan itu
sendiri? Pada dasarnya cabang ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu
filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu alam ( natural sciences ) dan
filsafat moral yang kemudian berkembang menjadi rumpun ilmu sosial ( social
sciences ). Sebagai ilmu pengetahuan, keduanya mempunyai persamaan yaitu
pemenuhannya terhadap unsur-unsur ilmu pengetahuan. Perbedaan mendasar antara
keduanya adalah pada objek kajian. Ilmu pengetahuan alam merupakan kelompok
ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati maupun
non hayati, sedangkan ilmu pengetahuan sosial mencakup berbagai ilmu
pengetahuan yang menyoroti suatu bidang dalam kehidupan masyarakat. Ilmu sosial
belum mempunyai kaidah dan dalil tetap yang diterima oleh sebagian besar
masyarakat oleh ilmu sosial belum lama
berkembang. Pada awalnya, ilmu sosial masih berada di bawah bayang-bayang ilmu
alam. Perkembangan ilmu alam yang sedemikian pesatnya tidak mampu ditandingi
oleh ilmu sosial. Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu sosial yang “baru”.
Bahkan para pemikir ilmu sosial banyak yang menggunakan dasar pemikiran berupa
analogi-analogi dari ilmu alam. Herbert Spencer, misalnya yang menganalogikan
perkembangan suatu masyarakat tidak ubahnya seperti perkembangan organisme yang
semakin lama semakin kompleks. Objek ilmu sosial adalah masyarakat yang
sedemikian dinamisnya sehingga selalu berubah setiap saat. Bahkan perkembangan
ilmu sosial pun diilhami oleh ilmu alam sebagaimana pemikiran Herbert Spencer
(1820-1903), sangat dipengaruhi oleh ahli biologi pencetus ide evolusi sebagai
proses seleksi alam, Charles Darwin, dengan menunjukkan bahwa perubahan sosial
juga adalah proses seleksi. Spencer menganalogikan masyarakat sebagai layaknya
perkembangan mahkluk hidup. Manusia dan masyarakat termasuk didalamnya
kebudayaan mengalami perkembangan secara bertahap. Mula-mula berasal dari
bentuk yang sederhana kemudian berkembang dalam bentuk yang lebih kompleks
menuju tahap akhir yang sempurna. Menurut Spencer, suatu organisme akan
bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antar
organ-organnya. Kesempurnaan organisme dicirikan oleh kompleksitas,
differensiasi dan integrasi. Perkembangan masyarakat pada dasarnya berarti
pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja dan perubahan dari
keadaan homogen menjadi heterogen.
2.RUMUSAN MASALAH
1.Kekuatan sosial apa saja yang berperan dalam
perkembangan teori sosiologi?
BAB
2 PEMBAHASAN
1. Sejarah Singkat
Teori Sosiologi
Teori
sosiologi secara garis besar terbagi menjadi dua macam yaitu, teori
klasik danteori modern.Teori klasik adalah teori sosiologi yang muncul
pada tahun-tahun awal, periode ini ditandai oleh munculnya aliran
Sosiologi dengan tokoh-tokoh seperti: Auguste Comte, Max Weber, Karl Marx, dll.
Sedangkan teori modern adalah teori-teori dari hasil pengembangan dari
aliran-aliran sosiologi klasik. Aliran-aliran utama dalam sosiologi modern ini
meliputi: Sosiologi Amerika, Fungsionalisme, Teori konflik, dll.
Terkait
perkembangan teori sosiologi pada abad ke-20 terjadi cukup pesat di Amerika.
Hal ini terdorong oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah perubahan sosial
yang menerangkan berbagai kekuatan sosial yang terlibat dalam perkembangan
teori sosiologi. Meski banyak faktor yang berperan, dan perkembangan posisi
ilmuan sosial dalam khasanah perkembangan teori-teori sosiologi di amerika
serikat, kekuatan sosial dalam perkembangan teori sosiologi. Revolusi politik,
revolusi prancis (1789) merupakan faktor utama yang mendorong lahirnya teori
sosial. Dari sisi lainnya pengembangan teori dan metode ilmu-ilmu filsafat
untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukkan perkembangan
masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial. Teori feminis terhadap
pekerjaan sosial tertama sangat kentara pada bidang penelitian pekerjaan sosial
yang merupakan fondasi pengembangan teori. Terkait dengan pengembangan
agribisnis berbasis komunitas, analisis beberapa prespektif teori sosiologi
khususnya sosiologi ekonomi dalam kajian-kajian kapital sosial tentang evolusi
sosial sampai pada bentuk bangunan teori. Serangkaian perubahan yang bertujuan
mengatasi akibat samping sistem industri dan kapitalisme dapat digabungkan di
bawah istilah “sosialisme”. Meski pun beberapa sosiolog lebih memelih
sosialisme sebagai solusi atas masalah-masalah indusri, secara pribadi dan
secara intelektual kebanyakan mereka menentangnya. Dampak besar dalam masalah
industri adalah terjadinya migrasi besar-besaran ini terutama di sebabkan oleh
pekerjaan yang di tawarkan sistem industri di wilayah perkotaan. Namun hal ini
melahirkan kesulitan bagi mereka, karena harus menyesuaikan diri dengan
kehidupan di kota. Perubahan sosial yang ditimbulkan oleh revolusi politik,
industri, dan urbanisasi membawa dampak besar
pada religiolitas.tidaksedikit sosiolog dari latar balakang religius dan
sebagian profesional mereka terlibat aktif memasukkan tujuan yang sama
sebagaimana tujuan agama mereka. Mereka berharap dapat meperbaiki kehidupan
orang. Ketika teori sosiologi mulai berkembang, semakin banyak penekanan di
berikan pada ilmu pengetahuan, bukan hanya di perguruan tinggi dan universitas,
namun juga dalam masysrakat secara keseluruhan. Teknologi yang di hasilkan ilmu
pengetahuan menyebar ke segenap sektor kehidupan, dan ilmu pengetahuan
memperoleh prestise yang lebih tinngi.
Meski faktor-faktor sosial memang penting adanya, namun fokus utama ringkasan
ini adalah kekuatan-kekuatan intelektual yang berperan besar dalam teori
sosiologi. Di dunia nyata, sudah barang tentu faktor intelektual tidak dapat di
pisahkan dari kekuatan sosial. Pencerahan adalah periode perkembangan
intelektual dan perubahan pemikiran filsafat yang luar biasa.
Sejumlah
ide dan keyakinan yang tetap bertahan, sebagian di antaranya berkaitan dengan
kehidupan sosial di abaikan dan di campakkan selama pencerahan. Secara
keseluruhan, pencerahan di tandai ole keyakinan bahwa orang dapat memahami dan
mengontrol semesta raya dengan rasio dan penelitian empiris. Alasannya adalah bahwa
karena dunia fisik di dominasi oleh hukum alam, maka dunia sosial pun
semestinya juga demikian. Dengan menekankan rasio, para filsuf pencerahan
cenderung menafikan kepercayaan terhadap otoritas tradisional, sering kali
mereka menganggap nilai da institusi tersebut irasional, yaitu berlawanan
dengan sifat manusia dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Menurut pandsngsn seidman, ideologi kontra pencerahan merepresentasikan
pembalikan tak langsung liberalisme pencerahan. Dengan premis-premis modernis,
kita dapat mendeteksi adanya sentimen anti modernis yang begitu kuat di
kalangan pengkritik pencerahan. Seperti kita akan ketahui, sosiologi pada
umumnya, dan sosiologi prancis pada khususnya, sejak awal merupakan campur aduk
antara gagasan pencerahan dengan kontra pencerahan.
Aspek terpenting dari pemikiran saint-simon adalah signifikansinya bagi
perkembangan teori konservatif maupun teori Marxian radikal. Di sisi
konservatif, saint-simon ingin mempertahankan masyarakat sebagaimana adanya,
namun ia tidak berusahauntuk kembali kepada kehidupan zaman pertengahan,
seperti halnya de bonald dan de maistre. Comte sangat terusik degan pemikir
yang menumbuhkembangkan pencerahan da revolusi. Ia mengembangkan pandangan ilmiahnya
“filsafat positif” untuk menyarang apa yang di pandangnnya sebagai filsafat
negatif dari pencerahan. Durkheim dia dipandang sebagai pewaris tradisi
pencerahan karena penekanannya pada ilmu pengetahuan dan refomisme sosial, dan
dia juga di pandang sebagai pewaris tradisi konservatif. Fakta sosial, Durkheim
mengembangkan konsep tersendiri tentang pokok bahasan sosiologi, dan
selanjutnya mengujinya dengan studi empiris, dalam bukunya Durkheim menyatakan
bahwa tugas utama sosiologi adalah mengkaji apa yang di sebut fakta sosial.
Selain itu, Durkheim juga meneliti masyarakat primitif untuk menemukan
akar-akar agama. Ia percaya bahwa ia akan lebih mampu menemukan akar-akar
tersebut dalam simplisitas komparatif masyarakat primitif daripada dalam
kompleksitas masyarakat modern.
Berlawanan dengan positivisme prancis, tradisi historiti jerman menekankan
perbedaan antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan
sosial. Hukum-hukum alam menentukan peristiwa-peristiwa dalam dunia fisik,
tetapi dunia manusia adalah dunia kebebasan dan pilihan-pilihan yang bersifat
sukarela, tidak seperti hukum-hukum fisik atau hukum alam yang bersifat
deterministik. Mengandaikan bahwa manusia tunduk pada jenis hukum yang sama
seperti gejala-gejala alam berarti menyangkal kebebasan manusia. Untuk mengerti
dinamika suatu masyarakat, perlu bagi seorang penganalisa sosial untuk
mendalami kebudayaan dari dalam, mengalami sendiri pandangan hidupnya yang
khusus, ideal dan nilai-nilai serta artinya. Sehubungan dengan tekanan pada
kebudayaan ini, para historisisme Jerman memandang setiap masyarakat sebagai
unik dan hanya dapat dimengerti dalam hubungannya dengan tradisinya sendiri.
2.KEKUATAN-KEKUATAN SOSIAL DALAM PERKEMBANGAN TEORI SOSIOLOGI
Kekuatan social yang dipandang penting dalam perkembangan sosiologi
yaitu:
1. Revolusi Politik, dampak yang ditimbulkan oleh revolusi
ini terhadap masyarakat begitu besar dan berbagai perubahan positifpun muncul.
2. Revolusi Industri dan Kelahiran Kapitalisme, sistem ini
berpuncak pada transformasi dunia barat dari sistem pertanian menuju sistem
industri besar-besaran. Dalam sistem ini, hanya sedikit yang memperoleh laba
besar sementara itu mayoritas yang lain bekerja berjam-jam dengan upah rendah.
Reaksi terhadap sistem industry dan kapitalisme ini secara umum merugikan.
Revolusi industri, kapitalisme dan reaksi terhadapnya memicu gejolak ditengah
masyarakat barat, dan ini memengaruhi para sosiolog.
3. Kelahiran Sosialisme, Karl mark adalah pendukung
hancurnya sistem kapitalis dan digantinya sistem ini dengan sistem sosialis.
4. Feminisme, Dalam satu pengertian, selalu ada perspektif
feminis. Dimana pun perempuan disubordinasikan dan mereka disubordinasikan hampir dimana saja. aktivitas dan tulisan
feminis mencapai puncaknya pada gerakan liberalis di dalam sejarah Barat
modern.
5. Urbanisasi, urbanisasi adalah sebagai salah satu dampak
dari revolusi industry. Sifat kehidupan kota dan masalah yang dihadapinya
menarik beberapa sosiolog awal, dan mereka meneliti urbanisasi dan masalah-masalahnya.
6. Perubahan di Wilayah Agama, tidak sedikit sosiolog awal
berasal dari latar belakang religius, mereka memasukan tujuan yang sama
sebagaimana tujuan agama mereka. Mereka berharap dapat memperbaiki kehidupan
orang.
7. Tumbuhnya Ilmu Pengetahuan, teknologi yang dihasilkan
ilmu pengetahuan memperoleh prestise yang tinggi. Para sosiolog berkeinginan
agar sosiologi mengikuti keberhasilan fisika dan ilmu biologi.
SOSIOLOGI MODERN
Sosiologi
modern tumbuh pesat di benua Amerika tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada.
Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat
dimana sosiologi muncul pertama kalinya).
Pada
permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara.
Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota
industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak
sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan
masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai
pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi yang lama di Eropa tidak relevan
lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi
masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
Berkebalikan
dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih
sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat
dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan
fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh.
Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam
sosiologi, dan dalam sosiologi modern ini lebih memunculkan rincian tentang
teori-teori dalam konteks lebih luas.
Pertumbuhan llmu Pengetahuan
(Sains)
Ketika
teori sosiologi sedang dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan (Science)
meningkat pesat, tak hanya di universitas, tetapi juga di dalam masvarakat pada
umumnya. Produk teknologi dari sains tersebar dan meresapi setiap sektor
kehidupan dan seiring dengan itu sains mendapat prestise yang sangat besar. Ini
berkaitan erat dengan sukses besar sains (fisika, biologi, dan kimia) sehingga
mendapat tempat terhormat dalam masyarakat. Para sosiolog awal (terutama Comte
dan Durkheim) semula memang telah berkecimpung dalam sains itu dan banyak yang
menginginkan agar sosiologi meniru kesuksesan ilmu biologi dan fisika. Tetapi,
pendebatan segera berkembang antara orang yang sungguh-sungguh ingin menerima
model sains dengan yang berpendapat bahwa ciri-ciri kehidupan sosial yang sangat
berbeda dengan dri-ciri objek studi sains akan menimbulkan kesukaran dan tidak
bijaksana bila mencontoh model sains secara utuh (Lepenies, 1987). Masalah
hubungan sosiologi dan sains itu hingga kini masih diperdebatkan, meski di
jurnal utama yang memuat perdebatan itu menampakkan kesan adanya keunggulan
pemikiran yang lebih menyukai sosologi sebagai sains.
3.Kekuatan
intelektual dan kemunculan teori sosiologi
Dalam
hal ini adalah tentang kekuatan intelektual yang beperan sentral dalam
membentuk teori sosiologi. Berbagai kekuatan intelektual yang menentukan
perkembangan teori sosiologi akan dibahas dalam konteks nasional karena dalam
kehidupan nasional itulah pengaruhnya terutama dirasakan.
Abad
pencerahan
Pencerahan
adlah sebuah periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat
yang luar biasa. Sejumlah gagasan dan keyakinan lama kebanyakan berkaitan
dengan kehidupan social dibuang dan diganti selama periode pencerahan. Pemikir
yang paling terkemuka adalah Charle Montesqueu (1689-1755) dan Jean Jacques
Rousseu. Pemikir yang berhubugan dengan pencerahan terutama dipengaruhi dua
arus, yakni sains dan filsafat. Msa era pencerahan lebih menekankan pada reaksi
konservatifis dan romantis terhadap pertumbuhan teori sosiologi.
Reksi
konservatif terhadap pencerahan
Sosiologi
perancis bersifat rasional, empiris, ilmiah, dan berorientasi perubahan, tetap
tidak sebelum dibentuk oleh seperangkat gagasan yang dikembankan sebagai reaksi
dari pencerahan. Ideology menentang premis moderenisasi dapat menemukan
sentiment antimodernisasi dalam kritik pencerahan. Bentuk oposisi paling
ekstrim terhadap gagasan pencerahan berasal dari pilosofi kontra revosioner
katolik perancis .
seperti
tampak pada ide-ide Louis de Bonald (1754-1840) dan Joseph de Maistre (1753-1821).
Zeltin telah menguraikan 10 proposisi yang muncul dari reaksi konservatif dan
menyediakan basis bagi perkembangan teori sosiologi perancis klasik.
a. sebagian
pemikiran pencerahan cendrung menekankan pada individu, sedangkan reksi
konservatif mengarahkan perhatian pada sosiologi umum dan menekankan pada
masyarakat dan fenomena.
b. masyarakat
adalah unit analisi terpenting masyarakat dipandang lebih penting ketimbang
individu.
c. individu
bahkan tidak dilihat sebagai unsur yang paling mendalammasyarakat, karena
masyarakat terdiri dari komponen seperti pern, posisi, hubungan dll.
d. bagian-bagian
masyarakat dianggap saling berhubungan dan saling ketergantungan.
e. perubahan
dipandang bukan hanya sebagai ancaman terhadap masyarakat dan terhadap
komponennya, tetapi juga terhadap invidu dan masyarakat.
f. kecendrungan
umum adalah melihat berbagai komponen masyarakat berskala luas sebagai komponen
yang berguna, baik bagi masyarakat maupuan bagi individu yang menjadi
anggotannya.
g. unit-unit
kecil seperti kelompok keluarga, tetangga, keompok kagamaan dan mata
pencaharian dipandang penting bagi individu yang menjadi anggotannya.
h. ada
kecendrungan memandang berbagai perubahan social modern seperti
industrialisasi, urbanisasi dan birokrasi dapat menimbulkan kekacauan tatanan.
i.
sementara kebanyakan perubahan
menakutkan itu mengarah pada kehidupan masyarakat yang lebih rasional.
j.
pemikir konservatif mendukung keberadaan
system hirarkis dalam masyarakat.
4.
perkembangan sosiologi di beberapa Negara
Perkembangan sosiologi
perancis
Dimulai
dari perancis dimana peran yang dimainkan pada era pencerahan yang menekankan
pada reksi konervatif dan romantis terhadap pertumbuhan teori sosiologi. Dari jalinan
teori-teori itulah sosiologi itu berkembang. Dalam konteks ini dibahas
tokoh-tokoh utama di tahu-tahun awal perkembangan sosiologi perancis, sperti
Hendri Saint Simon yang berperan penting terhadap pengembangan teori sosiologi
konservatif, Aguste Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah
sosiologi, pengaruhnya sangat besar terhadap teoritis sosiologi selanjutnya,
dan Emil Drukhem yang dipandang sebagai pewris tradisi pencerahan karena
penekanannya pada sains dan revormisme social.
Claude
Henri Saint-Simon, ia memiliki sisi penting terhadap pengembangan teori
sosiologi konservatif (seperti yang dilakukan Comte) maupun terhadap teori
Marxian radikal. Di sisi teori konservatif ia ingin mempertahankan kehidupan
masyarakat seperti apa adanya, namun ia tak ingin kembali ke kehidupan seperti
di abad pertengahan sebagaimana yang di dambakan de Bonald da de Maistre.ia
mengatakan studi fenomena social sebaiknya menggunakan teknik ilmiah yang sama
seperti yang di gunakan dalam srudi sains.
Emile
drukheim, dipandang sebagai pewaris tradisi konservatif khususnya seperti
tercermin dalam karya Comte. Bedanya, sementara Comte tetap berada diluar dunia
akademi namun Durkheim mengembangkan basis akademi yang kokoh untuk kemajuan
akhirnya, ia juga melegitimasi sosiologi di perancis dan karyanya kahirnya
menjadi kekuatan dominant dalam perkembangan sosiologi pada umumnya, dan
perkembangan sosiologi pada khususnya.
Perkembangan sosiologi
jerman
Peran
Karl Marx dalam perkembangan sosiologi di Negara jerman. Dikatakan bahwa
perkembangan teori Marxian teori sosiologi dan cara teori Marxian dapat
mempengaruhi sosiologi secara positif maupun negatif. Pembahasan dimulai dari
dasar teori Marxian dalam hegelianisme, materialisme dan politik. Ad du konsep
yang mencerminkan esiensi filsafat Hegel yaitu dialetika dan idealisme.
Dialetika adalah cara berpikir dan citra tentang dunia. Dialetika menekankan
pada hubungan dinamikan konflik dan kontradiksi serta cara berpikir dinamis.
Sedangkan idealisme lebih menekankan pentingnya pikiran dan produk mental
ketimbang kehidupan material. Feuerbach merupakan jembatan penting yang
menghubungkan antara Hegel dan Marx. Feuebach banyak mngkritik Hegel terhadap
penekanan berlebihan pada kesadaran semangat masyarakat. Feuebach menerima filsafat
materialis ia menegaskan perlunya meninggalkan idealisme subjektif Hegel untuk
memusatkan perhatian bukan pada gagasan tapi pada relitas kehidupan manusia.
Teori
Marx, secara garis besar dapat dikatakan bahwa Marrx menawarkan sebuah teori
tenteng masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar
manusia. Artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja didalam dan dengan
alam. Teori Weber, mengemukakan teori kapitalisme tetepi pada dasarnya karya
Weber adalah teori tenteng proses rasionalisme. Hal ini dikarenakan ia tertarik
pada masakah umum seperti mengapa institusi di dunia barat berkembang semangkin
rasional sedangkan rintangan kuat tampaknya mencgah perkembangan serupa
dibelahan bumi lain. Teori Simmel, ia bersama-sama mendirikan masyarakat
sosiologi jerman. Ia adlah teoritis sosiologi yang luar biasa salah satu
keistimewaanya adalah dia cepat berpengaruh besar terhadap perkembangan teori
sosiologi amerika, Karen salah satu pusat kajiannya yaitu sosiologi amerika
unversitas Chicago dan teori utamanya yakni interaksionisme simbolik.
Asal usul sosiologi
inggris
Sumber
utaman sosiolgi inggris adalah ekonomi politik, ameliorisme, dan evolusi
social. Dalam sistem ekonomi politik menyangkut masyarakat industri dan
kapitalis yang sebagian berasal dari pemikiran adam Smith. Smith mengatakan
adanya kekuatan yang tak terlihat mnentukan pasar barang dan tenaga kerja.
Pasar dilihat sebagai realitas independe yang berdiri diatas individu dan dapat
mengendalikan individu. Evolusi social, pengertian yang lebih mendalam tentang
struktur social tersembunyi di bawah permukaan sosiologi inggris dan baru
meledak ke permukaan pada paruh akhir abad 19 dengan berkerembangnya perhatian
terhadap evolusi social.
Spencer
dan Comte memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori sosiologi. Namun ada
perbedaan penting diantara mereka , misalnya sulitnya menggolongkan Spencer
sebagai pemikir kondservatif. Sebenya ia lebih tepat dipandang beraliran
politik liberal dan ia tetap melihat unsure-unsur liberlisme sepanjang
hidupnya. Salah satu pandngannya adalah konservatifnya yaitu penerimaanya atas
doktrin laissez-fire.
Herbert Spencer (1820-1903)
`Spenser lebih tepat bila dipandang sebagai penganut
politik liberal, ia mempertahankan unsure liberalisme ini sepanjang hayatnya.
Ia ingin agar kehidupan sosial berkembang bebas dari control eksternal. Comte
dan Spencer memiliki kesamaan dengan Durkheim yang merupakan perspektif yang
amat menarik bagi para teoritisi awal. Mereka cenderung melihat masyarakat
sebagai organisme. Spencer dan Comte
memiliki konsep evolutif tetang perkembangan historis.
Reaksi
terhadap Spencer di Inggris. Ia lebih dikenal karena teori skala besar evolusi
sosial.
TOKOH KUNCI DALAM SOSIOLOGI ITALIA
AWAL
Vilfredo Pareto, cukup berpengaruh pada zamannya, namun
relevansi kontemporernya sangat minim. Ia juga mengembangkan teori perubahan
sosial yang bertentangan dengan teori Maxian. Kalau teori Mark terfokus pada
peran masa, Pareto menawarkan teori perubahan sosial.
PERKEMBANGAN MARXISME EROPA ABAD
KE-19
Sosiolog-sosiolog abad ke-19 mengembangkan teori mereka
secara berlawanan dengan Marx, terdapat simultan marxisme untuk menklarifikasi
dan memperluas teori Maxian. Pada dasarnya pandangan ini bahwa teori ilmiah
marx telah menelanjangi hukum-hukum ekonomi yang menguasai dunia
kapitalis.hukum-hukum tersebut mengarah kepada tak terelakannya keruntuhan
sistem kapitalisme. Ada beberapa maslah dalam perspektif ini, masalah-masalah
ini berujung pada reaksi antar teoritisi Marxian dan berkembangnya “Marxisme
Hegelian” Pelopor utama pandangan ini adalah georg lukacs. Menurut Martin Jay,
Lukacs adalah “Bapak Marxisme Barat”.
No comments:
Post a Comment