KATA
PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Assalamualikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar perilaku kesehatan. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana
sehingga mudah dimengerti.
Dalam penyelesaian Makalah ini,kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang membimbing kami.
kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih
dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamualikum Wr.Wb.
Matangglumpangdua,23 Februari
2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pembinaan
dan pengembangan generasi muda dilakukan antara lain melalui upaya untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap TUHAN YANG MAHA ESA, mempertinggi budi pekerti,
menumpuk kesadaran jasmani dan daya kreasi, pengembangan kemandirian,
kepemimpinan, ilmu pengetahuan, keterampilan, semangat kerja keras dan
kepeloporan, serta mendorong partisipasi dalam berbangsa dan bernegara.
Keingintahuan yang besar membuat kita terus menjadi insan yang berguna bagi
nusa dan bangsa.
1.2.Tujuan
Penulisan
Untuk
mengetahui apa yang ingin kita ketahui, seperti yang telah diketahui orang yang
pernah mengetahuinya. Agar kita dapat memperoleh pengetahuan tentang tanggung
jawab pengelolaan sampah. Dengan adanya penulisan makalah Tanggung Jawab
Pengelolaan Sampah. Dengan adanya penulisan makalah ini, kita dapat mengolah
hasil pikiran. Selain itu untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada
pembaca dalam hal keingin tahuan, secara mendalam tentang Tanggung Jawab
Pengelolaan Sampah.
1.3.Rumusan Masalah
1.
Pengertian Sampah
2.
Jenis-Jenis Sampah
3.
Sumber-Sumber Sampah
4.
Pengelohan Sampah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi
Sampah
Sampah (waste)memiliki
banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun, pada prinsipnya,pengertian
sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah
bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas. Secara
sederhana,
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
2.2.Jenis-Jenis
Sampah
jenis
sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah
menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah
sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.
Sampah jenis ini sangat mudah terurai (degradable). Sementara
itu, sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai(undegradable). Karet,
plastik, kaleng, dan loga merupakan bagian dari sampah kering.
Jenis-jenis sampah terbagi
dalam beberapa jenis. Berikut ini pembagiannya:
- Human erecta: Human erecta adalah istilah
bagi bahan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia sebagai hasil
pencernaan. Tinja (faeces) dan air seni (urine) adalah
hasilnya. Sampah manusia ini dapat berbahaya bagi kesehatan karena bisa
menjadi vektor penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
- Sewage: Air limbah buangan rumah tangga
maupun pabrik termasuk dalam sewage. Limbah cair rumah tangga umumnya
dialirkan ke got tanpa proses penyaringan, seperti sisa air mandi, bekas
cucian, dan limbah dapur.
Sementara
itu, limbah pabrik diolah secara khusus sebelum dilepas ke alam bebas agar
lebih aman. Namun, tidak jarang limbah berbahaya ini disalurkan ke sungai atau
laut tanpa penyaringan.
- Refuse: Refusi diartikan sebagai bahan
sisa proses industri atau hasil sampingan kegiatan rumah tangga. Refuse
inilah yang populer disebut sampah dalam pengertian masyarakat
sehari-hari. Sampah ini dibagi menjadi garbage (sampah
lapuk) dan rubbish (sampah tidak lapuk dan tidak mudah
lapuk). Sampah lapuk ialah sampah sisa-sisa pengolahan rumah tangga
(limbah rumah tangga) atau hasil sampingan kegiatan pasar bahan makanan,
seperti sayur mayur. Sementara itu sampah tidak lapuk merupakan jenis
sampah yang tidak bisa lapuk sama sekali, seperti mika, kaca, dan plastik.
Sampah tidak mudah lapuk merupakan sampah yang sangat sulit terurai,
tetapi bisa hancur secara alami dalam jangka waktu lama. Sampah jenis ini
ada yang dapat terbakar (kertas dan kayu) dan tidak terbakar (kaleng dan
kawat).
- Industrial Waste: Industrial waste ini
umumnya dihasilkan dalam skala besar dan merupakan bahan-bahan buangan
dari sisa-sisa proses industri.
Sampah Organik, yaitu
sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
- Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
- Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah
Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
2.2.2. Berdasarkan bentuknya
1. Sampah
Padat
Sampah
padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah
cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik,
metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah
organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu
pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan
kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
- Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
- Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
- Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
- Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
- Recyclable: sampah yang
dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti
plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
- Non-recyclable: sampah
yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali
seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan
cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah.
- Limbah hitam: sampah cair
yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
- Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
- Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk
mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya membuang ke selokan.
3.
Sampah alam
Sampah
yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di
luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4. Sampah manusia
4. Sampah manusia
Sampah
manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor
(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
5.
Sampah Konsumsi
Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori
ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari
proses pertambangan dan industri.
6.
Limbah radioaktif
Sampah
nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga
manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak
berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya
bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan).
2.3.Sumber-Sumbe
Sampah
Sampah dari Rumah
Tangga.
Biasanya sampah rumah
tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas,
kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan lain-lain.
Sampah dari Pertanian.
Sampah dari kegiatan
pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian
besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk
pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu
perlakuan khusus agar tidak mencemari lungkungan. Sampah pertanian lainnya
adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk
mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa
didaur ulang.
Sampah dari Perdagangan dan
Perkantoran
Sampah yang berasal dari
daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini
terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah
makanan dan restoran.
Sampah yang berasal dari
lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas,
alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita
printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita
mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan
limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh
perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.
Sampah dari Industri
Sampah ini berasal dari
seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan),
perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh
dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang
seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang
Sampah dari Sisa Bangunan
dan Konstruksi Gedung
Sampah yang berasal dari
kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun
anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah Anorganik,
misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan
kaleng.
Sampah yang berasal dari
jalan raya
Sampah ini berasal dari
pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu,
batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh,
daun-daunan, plastik dan sebagainya.
Sampah yang berasal dari
pertambangan
Sampah ini berasal dari
daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu
sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang),
dan sebagainya.
Sampah yang berasal dari
peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari
peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan,
bangkai binatang, dan sebagainya.
2.4.Pengolahan
Sampah
Pengolahan sampah adalah
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan ,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan,
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau
radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara
maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak
hal, di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area.
Pengolahan
sampah merupakan proses
yang diperlukan dengan dua tujuan:
Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk
menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di
dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang
bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat
yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di
antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan
adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan
karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan
ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di
antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat
atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan
bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari
sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara
daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau
mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan di
bawah.
Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur
ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang,
contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali.
Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium,
kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET,
botol kaca,
kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang
kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus
diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa
makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk
kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang
bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green
Bin Program (program tong hijau) di Toronto,
Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan
tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung
dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara
"perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan
bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler
untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah
dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya
dilakukan di wadah tertutup pada Tekanantinggi.
Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas,
dan cair.
Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan
energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa
dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material
organik langsung menjadi Gas
sintetis(campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik
dan uap.
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah
pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan
sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai,
memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau
bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik),
mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya
kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit
untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang
berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang
paling umum, multikonsep yang digunakan adalah:
Hierarki Sampah -
hierarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari
segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian
besar strategi minimalisasi sampah.
Tujuan limbah hierarki adalah untuk mengambil keuntungan
maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum
limbah.
·
Perpanjangan
tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer Responsibility (EPR).(EPR)
adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya
yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk
akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab
produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh
Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan
yang manufaktur, impor dan/atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab
atas produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
·
prinsip
pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari pembuangan
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Setelah kami mengamati
dan mencatat hal-hal yang penting dari Tanggung Jawab Pengelolaan Sampah
penulis menyimpulkan bahwa :
·
sampah adalah suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang
belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase
materi, yaitu padat, cair, dan gas
·
Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan,
Pendaul-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah.
·
Pembuangan sampah pada penimbunan darat dilakukan di tanah yang
tidak terpakai, Lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam
·
Penimbunan darat yang dirancang dan tidak dikelola dengan baik
akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan
·
Ada beberapa Metode dalam Pengelolaan Sampah, yaitu Metode
Pembuangan, Metode Daul-ulang dan Metode Penghindaran dan Pengurangan
·
Pengelolaan sampah sangat bermanfaat bagi masyarakat dan
lingkungan
3.2.Saran
Dari
penulisan makalah ini penulis mengetahui jika makalah yang kami buat belum
sempurna. Karena sumber yang didapat oleh penulis tidak terlalu lengkap dan
banyak. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat kami
butuhkan untuk meningkatkan kualitas dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Waste
= Food Documentary - A documentary on
the Cradle to Cradle design concept of Michael Braungart and William McDonough.
No comments:
Post a Comment