Friday 3 July 2015

Makalah : Kekuasaan dan Wewenang

KATA PENGANTAR


Segala  puji  dan  syukur  kami  panjatkan  kepada  ALLAH  SWT.   Karena berkat limpahan    rahmat,    taufik   serta    hidayah Nya kami   dapat menyelesaikan makalah ini Dalam rangka memenuhi  tugas  kelompok  mata kuliah “SOSISOLOGI” yang di berikan oleh dosen  Bpk. HAMDANI,SE,M.S.M.
             Akhirnya  Makalah  ini  dapat   kami  selesaikan  berkat bimbingan dan arahan dari dosen  pengasuh   yang   memberikan  bahan-bahan  materi, dan kami mengucapkan terima kasih ke semua pihak yang telah membantu.
            Apabila  dalam  makalah  ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik  penulisannya, untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan bimbingan dari semua pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat  dan berguna buat kita semua, amien.



                                                                        Matangglumpangdua28 November 2014

                                                                                                            Penyusun,






BAB 1

PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang


Dalam ilmu sosiologi, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, dimana pemimpin selalu ada dalam berbagai kelompok baik kelompok besar seperti pemerintahan maupun kelompok kecil seperti kelompok RT sampai kelompok ibu-ibu arisan.
Dari sekelompok individu dipilih salah satu yang mempunyai kelebihan di antara individu yang lain, dari hasil kesepakatan bersama, maka munculah seorang yang memimpin dan di sebut sebagai pemimpin. Kepemimpinan adalah perilaku seseorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan bersama (hemphill dan Coons, 1957:7).
Dari kepemimpinan itu, maka munculah kekuasaan. kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di dalam suatu hubungan social yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang menjadi pijakan kemungkinan itu.
Seorang pemimpin mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan mengarahkan anggota-anggotanya. Selain itu, pemimpin juga mempunyai wewenanga untuk memerintah anggotanya. Wewenang merupaka hak jabatan yang sah untuk memerintahkan orang lain bertindak dan untuk memaksa pelaksanaannya. Dengan wewenang, seseorang dapat mempengaruhi aktifitas atau tingkah laku perorangan dan grup.
Maka kepemimpinan tidak akan pernah lepas dari kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur anggota-anggotanya. Dari makalah ini, penulis ingin menjelaskan bagaimana hakikat kepemimpinan, kekeuasaan, dan kewenangan yang sebenarnya karena dilihat masih banyaknya orang yang menjadi pemimpin namun menyalah gunakan kekuasaannya dan kewenangannya.

1.2.Rumusan Masalah


1.    Pengertian dari kekuasaan, dan kewenangan?
2.    Sumber kekuasaan, dan cara mempertahankan kekuasaan?
3.    Sumber wewenang, dan bentuk-bentuk wewenang?
4.    Unsur – unsur saluran kekuasaan dan sumbernya
5.    Bentuk lapisan kekuasaan?
6.    Cara mempertahankan kekuasaan?

BAB 2

PEMBAHASAN


2.1 KEKUASAAN

Kekuasaan (authority) adalah kemampuan untuk memerintah dan memberi keputusan yang baik secara langsung maupun tidak mempengaruhi tindakan - tindakan pihak lainnya. Melihat sifat ilmu sosial yang tidak etis - normatif maka kekuasaan memiliki pengertian yang netral untuk melihat baik dan buruknya perlu di lihat penggunaannya bagi keperluan masyarakat.
Definisi kekuasaan, manurut para ahli sosiologi, yaitu :
Max weber, kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di dalam suatu hubungan social yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang menjadi pijakan kemungkinan itu.
Selo soemardjan dan soelainan soemardi, menjelaskan bahwa adanya kekuasaan tergantung dari yang berkuasa dan yang dikuasai.
 Ralf dahrendorf, kekuasaan adalah milik kelompok, milik individu dari pada milik struktur social.
Soerjono soekanto, kekuasaan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta - juta manusia. Oleh karena itu, kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Adanya wewenang maupun kekuasaan merupakan suatu pengaruh yang nyata atau potensial. Mengenai pengaruh tersebut, lazimnya  diadakan perbedaan sebagai berikut:
1.Pengaruh bebas yang didasarkan pada komunikasi dan bersifat persuasif.
2. Pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi aktif yang terbagi menjadi dua hal, yaitu:
Pihak yang berpengaruh membantu pihak yang dipengaruhi untuk mencapai tujuannya.
Pihak yang berpengaruh mempunyai pengaruh di dalam kemampuan.

 

2.2 HAKIKAT KEKUASAAN DAN SUMBERNYA

Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang - orang lain. Melalui pemahaman tersebut, di manapun juga manusia berada dan bermasyarakat, fenomena kekuasaan, dalam bentuk yang bermacam-macam, pasti dimiliki oleh masyarakat tersebut. Max Weber (1946, dalam Soekanto, 2003:268) mengatakan, kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan - kemauan sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan - tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan - golongan tertentu.
Kekuasaan memiliki berbagai macam bentuk dan sumber untuk mendapatkannya. Sumber - sumber kekuasaan diantaranya adalah hak milik kebendaan dan kedudukan. Birokrasi pun merupakan salah satu sumber kekuasaan, disamping kemampuan khusus di bidang-bidang ilmu pengetahuan tertentu, serta atas dasar peraturan-peraturan hukum.
Kekuasaan sesungguhnya terjadi di mana - mana. Pada umumnya kekuasaan tertinggi berada dalam sebuah organisasi masyarakat yang sangat besar yang bernama negara. Secara formal negara memiliki hak melaksanakan kekuasaan tertinggi, dan bilaman perlu, digunakan paksaan dalam melaksanakan kekuasaan tersebut.  Negara pun membagi - bagikan kekuasaan yang lebih rendah derajatnya, hal demikian dinamakan dengan kedaulatan. Kedaulatan dijalankan oleh sekelompok kecil masyarakat sebagai ruling class dan setiap ruling class selalu ada pemimpinnya.
Pelaksanaan kekuasaan pada kenyataannya seringkali tidak semulus yang diharapkan oleh kaum yang berkuasa. Rasa ketidakpuasan dari yang dikuasai dapat saja muncul karena perbedaan - perbedaan alam pikiran yang menguasai dengan yang dikuasai. Untuk menjalankan kekuasaan secara lancar, pihak penguasa senantiasa berusaha untuk mendapatkan dukungan dari yang dikuasai. Hal ini untuk menyatakan bahwa kekuasaan yang diselenggarakan memiliki legitimasi atau legal dan baik bagi masyarakat bersangkutan. Untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain, golongan yang berkuasa harus berupaya menanamkan kekuasaannya melalui jalan menghubungkan dengan kepercayaan dan perasaan-perasaan yang kuat di dalam masyarakat. Cara ini pada dasarnya terwujud dalam nilai dan norma (Mosca, 1939, dalam Soekanto, 2003:269).

2.3 Sumber-sumber Kekuasaan

Sumber-sumber kekuasaan yang dimiliki para penguasa atau pemimpin, dalam masyarakat informal maupun formal adalah :
 Seseorang yang mempunyai harta benda (kekayaan) yang lebih banyak, sehingga mempunyai keleluasan untuk bergerak dan mempengaruhi pihak lain.
Dengan status tertentu, seseorang dapat memberikan pengaruhnya atau memaksa pihak lain supaya melakukan sesuatu sesuai kehendaknya.
Wewenang legal atas dasar peraturan-peraturan formal (hukum) yang dimiliki seseorang, dapat memberikan kekuasaan pada seseorang untuk mempengaruhi pihak lain sesuai dengan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketetapan dalam peraturan.
Kekuasaan dalam pula tumbuh dari adanya kepercayaan khalayak, seperti tradisi, kesucian, dan adat istiadat.
·         Kekuasaan yang tumbuh dari khrisma atau wibawa seseorang.
·         Kekuasaan yang didasarkan pada pedelegasian wewenang.
·         Kekuasaan yang tumbuh dari pendidikan, keahlian, serta kemampuan.

 





2.4 UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA

Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun antara kelompok mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu:
1)   Rasa takut, perasan takut kepada penguasa membuat pihak lain memunculkan sikap patuh terhadap segala kemauan dan tindakan penguasa yang ditakuti.
2)   Rasa cinta, kecintaan akan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Sebagaimana halnya rasa takut, kecintaan terhadap penguasa akan menimbulkan kepatuhan karena rasa menyenangkan semua pihak.
3)   Kepercayaan, kepercayaan merupakan hasil dari hubungan simetris yang asosiatif. Dasar kepecayaan didapatkan karena masing-masing pihak telah mengetahui pihak lain. Melalui rasa kepercayaan, segala keinginan suatu pihak akan dilaksanakan pencapaiannya oleh pihak lain, meski dalam tataran tertentu pihak ynag melaksanakan keinginan tidak mengetahui secara pasti maksud dari pihak yang memiliki keinginan.
4)   Pemujaan, memberi arti bahwa penguasa adalah pihak yang dipuja. Akibatnya, apapun yang dilakukan oleh pihak yang dipuja selalu benar, atau setidaknya dianggap sebagai kebenaran.
Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di dalam pelaksanaannya melalui saluran-saluran, sebagai berikut:
1.    Saluran Militer, penguasa lebih cenderung menggunakan paksaan dengan maksud menimbulkan rasa takut masyarakatnya, sehingga tunduk pada kemauan penguasa.
2.    Saluran Ekonomi, penguasa cenderung menguasai sendi-sendi kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Penguasaan atas sendi pemenuhan kebutuhan hidup tersebut membuat rakyat tidak memiliki pilihan lain dan penguasa dapat melaksanakan perintah-perintahnya melalui peraturan-peraturan yang disertai atribut sanksi.
3.    Saluran Politik, penguasa membuat peraturan melalui badan-badan yang bewenang dan sah menurut masyarakat. Hal ini dibuat untuk meyakinkan dan memaksa masyarakat mentaati peraturan yang dikeluarkan penguasa.
4.    Saluran Tradisional, terjadi menyesuaian antara tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang ada dalam masyarakat. Kesesuaian tersebut membuat pelaksaan kekuasaan dapat berjalan lancar.
5.    Saluran Ideologi, doktrin-doktrin atau ajaran dikeluarkan penguasa yang bertujuan menerangkan sekaligus menjadi pembenaran pelaksanaan kekuasaannya. Doktrin dan ajaran yang dikeluarkan disampaikan secara berulang dan masuk ke dalam ranah bawah sadar masyarakat, sehingga doktrin tersebut terinternalisasi dalam jiwa masyrakatnya.



 

2.5 Bentuk lapisan kekuasaan

Bentuk dan system kekuasaan selalu menyesuaikan diri pada masyarakat dengan adat-istiadat dan pola-pola perilakunya. Pada umumnya garis tegas antara yang berkuasa dengan yang dikuasai selalu ada sehingga menimbulkan lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan. Karena integrasi masyarakat dipertahankan oleh tata tertib social yang dijalankan oleh penguasa, maka masyarakat mengakui adanya lapisan kekuasaan tersebut. Adanya paktor pengikat antara warga-warga masyarakat adalah atas dasar gejala, bahwa ada yang memerintah ada yang diperintah. 
Menurut maclever ada tiga pola umum system lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu :
1.Tipe kata
Tipe kata adalah system lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta. Garis pemisah antara masing-masing lapisan hampir tak mungkin ditembus.
Pada puncak piramida paling atas, duduk penguasa tertinggi (misalnya maharaja dan raja) dengan likungannya, yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para pendeta. Lapisan kedua terdiri dari para petani dan buruh tani yang kemudian diikuti dengan lapisan terendah dalam masyarakat yang terdiri dari para budak. 
2.Tipe oligarkis
Tipe oligarkis adalah tipe yang dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Kedudukan para warga pada tipe oligarkis masih didasarkan pada kelahiran ascribed status tetapi individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.
Kaum industry, pedagangan dan keuangan memegang peran penting. Ada bermacam-macam cara di mana warga dari lapisan bawah naik tingkat lapisan dan ada juga ada kesempatan bagi warga lapisan menengah untuk menjadi penguasa.
Variasi tipe oligarkis dijumpai pada Negara-negara yang didasarkan pada aliran fasisme dan juga pada Negara-negara totaliter (misalnya soviet dan rusia). Bedanya adalah bahwa kekuasaan yang sebenarnya, berada di tangan partai politik yang mempunyai kekuasaan menentukan.
3.    Tipe demokratis
Tipe demokratis menunjukan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang yang sifatnya mobile. Kelahiran tidak menentukan  seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang juga factor keberuntungan.
Gambaran pola piramida kekuasaan merupakan tipe-tipe ideal atau tipe-tipe idaman. Di dalam kenyataan dan perwujudannya tidak jarang mengalami penyimpangan, disebabkan karena masyarakat yang mengalami perubahan social dan kebudayaan.

2.6 CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN

Setiap penguasa memiliki kecenderungan untuk mempertahankan kekuasaannya. Manusia menurut hakikatnya selalu memiliki hasrat untuk berkuasa, baik berkuasa untuk dirinya maupun berkuasa untuk pihak lain. Karenanya mempertahankan kekuasaan menjadi hal yang penting dalam konteks penguasa, diperlukan suatu cara untuk mempertahankannya, yaitu:
·         Menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam bidang politik
·         Mengadakan sistem-sistem kepercayaan (belief-systems) yang akan dapat memperkokoh kedudukan penguasa atau golongannya.
·         Melaksanakan adminitrasi dan birokrasi yang baik.
·         Mengadakan konsolidasi horizontal dan vertikal.

2.7 WEWENANG

A.      Pengertian Wewenang

Wewenang merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan.

B.       Definisi Wewenang Menurut Para Ahli

1.      Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization :
Wewenang adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada suatu jabatan.

2.      Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The Principles of Management Authority adalah suatu hak untuk memerintah / bertindak.

3.      Menurut G. R. Terry :
Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.

4.      Menurut R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management :
Authority adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan suatu tugas/kewajiban tertentu. Jadi, wewenang adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas perusahaan. Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa-apa.



 

C.      Jenis-Jenis Wewenang

a.     Wewenang garis (Line authority)
Wewenang garis adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab langsung berada pada seseorang atas tercapainya tujuan. Ia berwewenang mengambil keputusan dan berkuasa, berhak serta bertanggung jawab langsung untuk merealisasi keputusan tersebut. Disimbolkan dengan garis (_______).        

b.    Wewenang staff (Staff authority),
Wewenang staff adalah kekuasaan dan hak, hanya untuk memeberikan data, informasi dan saran-saran saja untuk membantu lini, supaya bekerja efektif dalam mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai wewenang staf, tidak berhak mengambil keputusan dan merealisasikan keputusan serta tidak bertanggung jawab langsung atas tercapainya tujuan. Tegasnya pemegang wewenang staf hanya merupakan pembantu lini untuk menyediakan data, informasi, dan saran-saran dipakai tidaknya tergantung manajer lini. Disimbolkan dengan garis terputus-putus (---------).

c.    Wewenang Fungsional (Functional authority)
Wewenang Fungsional kekuasaan seorang manajer adalah karena proses-proses, praktek-praktek, kebijakan-kebijakan tertentu atau soal-soal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan oleh pegawai-pegawai lain dalam bagian-bagian lain pula. Disimbolkan dengan garis terputus-putus dan titik-titik (-●-●-●-●-●-●-).

d. Wewenang wibawa, kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku, ketangkasan, dan kemampuan, sehingga ia disegani.

D.      Sumber Sumber Wewenang


a.       Teori wewenang formal (Formal Authority Theory)
Wewenang yang dimiliki seseorang bersumber dari barang-barang yang dimilikinya, sebagaimana yang diatur oleh undang-undang, hokum, dan hukum adat dari lembaga tersebut.
Contoh : pemilik saham mempunyai wewenang karena saham yang
  dimilikinya.

b.      Teori penerimaan wewenang (Acceptance Authority Theory)
Wewenang bersumber dari penerimaan, kepatuhan, dan pengakuan para bawahan terhadap perintah, dan kebijakan-kebijakan atas kuasa yang dipegangnya.
Contoh : Rakyat memilih presiden, sehingga presiden memiliki wewenang
untuk memerintah. Presiden memiliki wewenang selama rakyat   
mentaati dan mematuhi perintah-perintahnya. Jika rakyat tidak
lagi mematuhi perintah-perintahnya maka wewenang akan
hilang.

c.       Wewenang dari situasi (Authority of the Situation)
Wewenang bersumber dari situasi darurat atau kejadian-kejadian luar biasa. Pemimpin yang wewenangnya bersumber dari situasi sering disebut pemimpin sejati dan tanpa pamrih, begitu situasi normal kembali maka wewenangnya akan hilang.
Contoh            : sebuah kapal laut terbakar, kemudian seorang penumpang
   memerintahkan agar sekoci diturunkan dan perinyahnya ini
   ditaati serta dilaksanakan penumpang lainnya. Orang tersebut
   mempunyai wewenang hanya karena situasi, serta mengambil
   alih wewenang kapten kapalnya.


d.        Wewenang dari jabatan (Position Authority)
Wewenang bersumber dari posisi yang dijabatnya di dalam organisasi yang bersangkutan.
Contoh : Seorang dosen mempunyai wewenang untuk meluluskan seorang
   mahasiswa, karena ia mempunyai wewenang (kedudukan=posisi)
   untuk itu.

e.         Wewenang dari faktor teknis (Technical Authority)
Wewenang bersumber dari computer yang dipakainya untuk memproses data. Operator berwenang menginformasikan dan menjelaskan hasil proses data itu, menjadi suatu keputusan yang diterima oleh orang lain.

f.         Wewenang dari hukum (Yuridis Authority)
Wewenang bersumber dari hukum atau undang-undang yang berlaku.
Contoh : Polisi mengatur lalu lintas karena ada hokum yang mengaturnya.

 

E.       Batasan Batasan Wewenang

©  Kemampuan jasmaniah (fisik)
©  Alamiah
©  Teknologi
©  Pembatasan Ekonomi
©  Partnership agreement
©  Lembaga
©  Hukum-hukum










F.       Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.


Tanggung jawab tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Wewenang diterima maka tanggung jawab harus juga diterima dengan sebaik-baiknya. Inilah sebabnya top manager yang menjadi penangung jawab terakhir mengenai maju/mundurnya suatu perusahaan.

Tanggung Jawab (Responsibility), tanggung jawab tercipta karena penerimaan wewenang
Manajer (Top Management) harus bertanggung jawab kepada: Pemilik perusahaan,  Kar

 

 


















BAB 3

PENUTUP

3.1  Kesimpulan


Kekuasaan dan wewenang merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat penting dalam kehidupan kelompok sosial di masyarakat.
Kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di dalam suatu hubungan sosial yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan landasan yang menjadi pijakan kemungkinan itu.
wewenang merupakan hak jabatan yang sah untuk memerintahkan orang lain bertindak dan untuk memaksa pelaksanaannya. Dengan wewenang, seseorang dapat mempengaruhi aktifitas atau tingkah laku perorangan dan grup.
Sumber kekuasaan terdiri dari harta benda, status, wewenang legal, kharisma, dan pendidikan. Selain itu unsure kekuasaan juga berpengaruh yaitu meliputi: rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, dan pemujaan. Lapisan kekuasaan yaitu tipe kata, tipe oligarkis, dan tipe demokratis.
Bentuk wewenang terdiri dari:
1.      Wewenang karena charisma, tradisional, dan rasional.
2.      Wewenang resmi dan tidak resmi.
3.      Wewenang pribadi dan teritorial.
4.      Wewenang terbatas dan menyeluruh.

3.2.Saran


Dengan adanya makalah ini, semoga kalian dapat memahami dan mengerti tentang KEKUASAAN dan WEWENANG dalam study Pengantar Sosiologi selain dari itu saya juga mengharapkan kritikan dari kalian semua, agar dapat membangun atau untuk menyempurnakan pembuatan makalah yang selanjutnya.  






DAFTAR PUSTAKA


http://yuraannisa.blogspot.sg/2013/10/makalah-wewenang-dan-tanggung-jawab.html 


No comments:

Post a Comment

Makalah : Sistem Pedidikan Nasional